Pulau Seribu Bintang

163 4 0
                                    


Dia berlari dalam bayang menuju panggilan cahaya...

Malam ini terasa sunyi...

Berteman ribuan percikan api di atas ambang harapan...

Lidah ini kaku terkunci...

Kau menghilang dalam kabut sesaat setelah air mata...

Luka ini merana perih...

Para bintang turun bumi menjelma jutaan malaikat...

Hati ini berat tertindih...

Seorang pria terdengar melantunkan syair "Malam penuh Bintang" karya Husain As-Sadiqi pada tahun 2000an. Pria itu bertubuh pendek gemuk dengan mengenakan gamis dan sorban hijau. Kulit wajahnya keriput, jenggotnya panjang menjuntai serta tatapannya yang welas asih menandakan ia seorang pria berumur yang sudah banyak makan asam garam kehidupan. Tangan kirinya memetik kecapi mengiringi lantunan syair yang ia nyanyikan. Gerak-geriknya sungguh unik dan tidak sesuai dengan raut mukanya.

Pria itu duduk dengan santainya pada puncak tebing yang sangat curam. Jika orang melihat pasti langsung bergidik ngeri melihat kelakuan si kakek. Tebing tempat ia bertengger tidak kurang dari 20 meter tingginya. Di bawah tebing itu ialah lembah gunung yang tak kalah curam dengan batuan besar yang tersusun berderet sebagai tangga naik dan turun. Tidak salah lagi tempat itu ialah gunung keramat yang disebut Altar Penampar Bintang. Gunung raksasa itu memiliki 3 puncak. Puncak tertingginya yaitu Telunjuk Malam memiliki ketinggian tak kurang dari 9000 meter, sedang puncak kedua Singgasana Naga beberapa ratus meter di bawahnya dan puncak ketiga Pasak Langit tempat kakek itu berada 3000 meter di bawah puncak kedua.

"Ah sudah malam rupanya... uhh aku lapar..." Kata kakek itu sambil memegangi perutnya.

Kakek itu menggantung kecapi di punggungnya, lalu melompat turun dari tebing tanpa alat apapun. Ia terjun dengan indahnya dan anehnya setelah menyentuh tanah tidak menimbulkan suara yang keras. Kemampuan ini disebut Qing Gong atau Ginkang dimana energi Chi di salurkan pada kaki sehingga tubuh terasa sangat ringan. Sebenarnya jika seseorang sudah mampu melompat 3-4 meter saja sudah terhitung hebat, tapi sang kakek mampu melompat dari tebing dengan ketinggian lebih dari 20 meter tanpa cedera. Memang ada legenda mengatakan bahwa pada jaman Wulin (era kungfu Cina kuno) kemampuan para praktisi kungfu mencapai puncaknya sehingga seluruh praktisi mencapai taraf superhuman. Pada jaman itu kemampuan sang kakek walaupun masih terhitung hebat, tapi masih kalah jika melawan Ginkang dari aliran Gu Mu Pai dan Tie Zhang Ban. Seiring perkembangan jaman para praktisi muda semakin malas mempelajari ilmu Lwekang yang tergolong lambat dan sulit dipelajari, mereka lebih suka memperkuat Gwakang atau kekuatan otot yang cenderung mudah dan hasilnya cepat dirasakan sehingga lama-kelamaan ilmu kungfu Lwekang termasuk ilmu Ginkang mulai hilang dari permukaan.

"Aduh kram... kakiku kram... alalala sakitnya!! Hanya bersila beberapa jam saja sudah begini, memang aku sudah bertambah tua." Kakek itu berjingkrak-jingkrak sambil memegangi kaki kirinya yang kesemutan.

Setelah merasa kakinya sudah baikan, sang kakek segera berlari menuruni lembah melalui tangga batu. Karena ilmu Ginkang sang kakek sudah tinggi maka tubuhnya seakan tidak menyentuh tanah sama sekali dan melesat cepat tahu-tahu belasan li sudah terlampaui.

"Eh Sultan Cebol ayok sini main kelereng!! Kami kurang orang!!" Tiba-tiba muncul beberapa bocah dari balik semak-semak seraya berseru kepada sang kakek yang berlari.

Sebenarnya jarak antara kumpulan bocah dengan sang kakek yang sedang berlari lumayan jauh. Tapi karena lwekang sang kakek sudah hebat maka suara daun bergesekkan puluhan meter saja dapat ia dengar apalagi suara teriakan bocah yang nyaring. Sang kakek tiba-tiba berhenti, sambil garuk-garuk kepala ia menoleh ke arah suara tadi. Setelah melihat beberapa bocah yang memanggilnya, ia menjejakkan kaki melompat ke arah bocah-bocah tadi. Meskipun jaraknya ada belasan meter, namun sekali lompat sang kakek sudah berada di depan kumpulan bocah yang memanggilnya.

Pembawa Pesan : Legenda Pendekar Singa Padang PasirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang