"Kau kira tugasku mengurusi rumah tangga dan biaya sekolah Calum itu hal yang mudah?!"
"Apa kerjamu selama ini?! Mabuk? Bermain wanita?!"
"Berpikirlah, tidak selamanya hal-hal semacam itu membuatmu senang!"
"HALAH! BERISIK SEKALI!"
"Aku berhak menegurmu, aku istrimu."
"BERISIK! KU BILANG BERISIK!"
Calum menutup kedua telinganya rapat-rapat, berusaha untuk tidak mendengarkan perdebatan kedua orang tuanya. Ia berjongkok disamping ranjangnya, menekuk kedua lutut seraya memejamkan mata berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi.
Dalam mimpi, mungkin semua teriakan dari kemarahan itu akan berakhir saat dia terbangun. Namun ini adalah sebuah kenyataan bukan sekedar mimpi belaka. Dan kenyataan ini sudah terjadi semenjak tiga tahun yang lalu saat ayahnya berbelok menjadi seorang yang tidak dikenalnya.
Mungkin Calum adalah satu dari sekian banyaknya anak yang dijuluki 'broken home'. Dan mungkin juga dia termasuk ke dalam golongan pecundang dan seperti banci, tidak bisa melakukan apapun untuk sekadar menengahi kedua orang tuanya. Calum terlalu takut untuk menghadapi ayahnya dan terlalu sakit untuk melihat bagaimana wajah ibunya yang menangis sedih.
Berharap ada sebuah keajaiban datang menyelamatkannya, namun dia sendiri hanya bisa membisu menanti tanpa ada pergerakan.
Suara pintu yang dibanting keras menyentak Calum dari keterpurukannya. Calum mendongak, menajamkan pendengarannya saat suara derum mesin motor ayahnya melenggang pergi.
"Mengapa selalu seperti ini?" Calum mendesah bingung, dia mengacak rambutnya frustasi.
Suara tangis ibunya perlahan mereda. Di ganti dengan suara pintu yang tertutup pelan. Calum mendesah lagi, beranjak bangkit sampai sesuatu terjatuh dari saku celananya.
Botol obat yang diberikan oleh Michael.
Obat ini bisa digunakan saat kau sedang sakit kepala, atau pusing .. Kau bisa merasakan sensasinya seperti apa.
Ucapan Michael terdengar mengiang ditelinganya. Tanpa banyak berpikir, Calum mengambil obat di lantai itu kemudian membuka tutupnya.
"Ku pikir, aku memang membutuhkannya." gumamnya sebelum meneguk habis cairan dalam botol kecil tersebut.
----
Skylin adalah seorang wanita yang sedikit dingin. Bisa dibilang, dia cuek pada setiap pria yang mendekatinya. Baginya pria-pria itu memiliki tujuan yang sama untuk mendekatinya. Tidak ada cinta, yang dilihat oleh pandangan Skylin hanyalah nafsu yang menghasut mereka untuk memiliki dirinya.
Kolf Walter adalah ayah Skylin. Seorang pensiunan kepala polisi yang berusia 57 tahun. Sudah lebih dari enam tahun beliau mengasuh putri sulungnya sendirian karena ibu Skylin meninggal ketika Skylin berusia 17 tahun.
Bisa dibilang, Kolf adalah orang yang merobohkan sikap dingin Skylin. Dia mengenalkan putrinya pada temannya yang memiliki putra bungsu bernama Bobby Charlton. Bobby juga berprofesi sama seperti ayahnya, seorang polisi. Kolf melihat Bobby sepertinya pantas untuk menjaga anaknya, semua perhatian dan sikapnya yang baik membuat Kolf percaya bahwa Bobby memang jatuh hati pada Skylin. Pada akhirnya Bobby meminang Skylin dan mereka sudah bertunangan dua tahun yang lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
LESSON IN JAIL [c.h]
FanfictionCalum Hood, 18 tahun, pelajar, masuk penjara dan berhenti sekolah. Skylin Walter, 23 tahun, mahasiswi, bertunangan, rumit. Keduanya dipertemukan disebuah kisah yang rasanya tak akan pernah mungkin mereka jalani berdua. All right deserved. Copyright...