With You

-Celaka Menghadirkan Rasa-

"Ini?"

Kevin memegang sebuah buku diary kecil bergambar keropi.

"Hey! Kau mengambil privasiku!"

Mila menarik diary kecil itu dan memasukkannya ke laci.

"Aku hampir membacanya, tapi karena aku merasa malas melihat katak jelek itu, aku tak jadi membacanya."

Mila menghela nafas lega. Setidaknya pria ini tak tau bahwa semua isi diary itu adalah tentang dia.

"Untuk apa kau datang ke sini?"

Mila bertanya ketus.

"Ayo makan siang bersama."

"Aku sudah janji dengan Silvana untuk makan siang dengannya."

"Singkirkan janji itu dan makanlah denganku. Aku tak punya banyak waktu."

"Aku tak perduli. Dan ingat! Aku sudah janji lebih dulu dengan Silvana."

'Astaga, istriku begitu keras kepala.'

Kevin membatin kesal.

'Kau kira, setelah mengambil privasiku, kau akan bisa memaksaku sesukamu?'

Mila membatin kesal. Sepertinya mereka sedang telepati lewat batin.

Mila menatap tajam Kevin seakan memberi kata

'Jangan harap kau bisa menaklukanku!'

Kevin membalasnya dengan tatapan heran.

Setelah itu Kevin segera menariknya menuju kanrin rumah sakit.

"Kau ingin makan di sini? Dimana seharusnya, kerabat orang sakit yang makan di sini?"

"Kami punya kantin khusus."

"Dan Kau mau menolakku makan di luar demi makanan rumah sakit?"

"Kau terlalu lebay."

Mila menggeleng malas.

"Mila!!"

Silvana tampak berlari menghampiri Mila.

"Kita makan siang bersama kan?"

"Eumm.."

Mila enggan menjawab karena Ia merasa tak enak mengingkari janji.

"Silvana? Dirimu Silvana? Aku ingin mengajak Mila makan siang bersama. Kau tak keberatan kan?"

"Kau suaminya kan? Ah. Tentu tidak."

"Terimakasih."

Kevin merangkul Mila dan memberikan Silvana uang tanpa diketahui Mila.

"Astaga, dia sangat tau bahwa aku sedang tidak punya uang. Mila beruntung mendapat tentara itu."

Silvana memekik tertahan.

***

'Dasar pria pemaksa.'

Mila menggerutu dalam hati saat memasuki mobil Kevin.

'Kenapa Silvana mengatakan "tidak masalah"? Dia kan tidak punya uang hari ini..'

Mila kembali menggerutu.

"Kau mau makan dimana?"

"Terserah."

"Baiklah. Aku akan makan dimana saja."

"Ya."

Mila menjawab singkat.

Biasanya, dia akan protes jika dipaksa begini.