-Bahagia Yang Tak Kamu Tahu-

1.1K 119 38
                                    

Mila dengan telaten menyuapi Ibu mertuanya. Emily sudah sadar. Namun, Kevin belum ada tanda tanda akan sadar. Emily mengusap lembut rambut Mila dan membuat Mila menoleh.

"Kau sedang melamun ya?" Emily bertanya dengan suara serak. "Tidak.. aku tidak melamun, Mah." Emily tersenyum mendengar jawaban Mila. "Jangan berbohong, Mila. Mama tau kau sedang memikirkan Kevin yang tak kunjung sadar. Tenanglah, ini baru 3 hari. Kau harus semangat. Kalau kau tidak semangat dan jatuh sakit, maka siapa yang akan menyemangati Kevin nantinya?" Mila hanya menunduk lesu mendengar nasihat Emily. Percuma saja ibu mertuanya itu menasehati. Hal itu tak akan membuat Mila menjadi ceria. Satu satunya hal yang ia nantikan adalah, kesadaran Kevin.

"Apa dia tak berniat melihatku? Apakah dia merasa lebih nyaman tidur di sana? Daripada tidur denganku??"

Rengekan Mila membuat Emily terkekeh perlahan.

"Dia akan segera bangun, sayang."

Mila hanya menganggukkan kepalanya lalu meletakkan mangkuk berisi bubur yang tinggal sedikit di meja. Ibu mertuanya bilang, bahwa dia sudah kenyang.

"Mah, aku akan ke kamar Kevin dulu. Sebentar lagi Keara akan menjaga Mama." Mila berpamitan ingin menemui suaminya.

"Pergilah." Emily berkata sembari tersenyum. Baginya, Mila adalah putrinya layaknya Keara.

***

Mila memasuki kamar dimana lelakinya sedang terbaring. Dia menatap sedih pada keadaan Kevin sekarang. Suaminya koma. Dan itu karena Khalisa. Apapun alasannya, Khalisa yang bersalah. Mila berjanji tak akan pernah sudi memaafkan wanita tua berhati batu itu.

"Sayang, apa kau tau? Aku belum makan. Bahkan tak berniat bekerja. Biarkan sajalah aku dipecat. Aku hanya ingin bersamamu."

Mila bercerita mencoba tegar. Tapi, dia tak akan pernah bisa membohongi perasaannya. Dia sedih. Sangat bersedih.

"Kevin, kemarin aku sudah sangat ingin menanyakanmu tentang hal ini. Jika nanti aku hamil, lalu melahirkan. Kau ingin anak apa? Laki laki atau perempuan? Dan, namanya siapa?"

Mila bertanya dengan airmata yang membasahi pipinya.

Dia mengusap perut datarnya. Dia berharap bahwa duplikat Kevin junior dapat bersemayam di rahimnya.

"Apa aku akan hamil?"

Mila bertanya dengan bisikan pada dirinya sendiri.

***

"Kakak... Kau sudah melihat Kak Kevin?" Keara bertanya pada Mila yang termenung.

"Ya. Aku sudah melihatnya. Kau mau melihatnya? Silakan, aku akan menjaga Mama."

Mila berkata sambil beranjak pergi. Namun, Keara menarik pergelangan tangannya membuat langkah Mila terhenti.

"Jangan, Mama sudah dijaga oleh Papa. Mari aku beritahu sebuah rahasia."

Mila sedikit kaget dengan apa yang dikatakan Keara.

"Rahasia?"

"Ikut saja."

Mila hanya mampu menuruti apa kata Keara.

***

Keara membawa Mila masuk ke ruangan seorang wanita. Wanita itu tampak cantik dalam tidurnya.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang