2. Ulah Iqbaal

4.4K 588 24
                                    

(Namakamu) menutup sebagian wajahnya dengan malu. Mulutnya terus menerus mengeluarkan sumpah serapah terhadap Iqbaal. Dan alasannya tidak lain tidak bukan karena ulah Iqbaal.

Iqbaal bilang ia ingin ke toilet dulu, oke, tidak ada masalah dengan itu. Yang menjadi masalah adalah saat Iqbaal dengan seenak jidatnya memerintahkan (Namakamu) menunggu di samping pintu masuk toilet-toilet cowok.

"Bego, ngapain lagi gue pake acara ngikutin kata-kata dia." gumam (Namakamu) pada dirinya sendiri.

"Wihh, ada siapa nih?" ucap jahil dari anak cowok yang baru saja keluar dari pintu toilet. Tak lama teman dari cowok tersebut memunculkan wajahnya. "Waaahh, ada ibu ketos. Ibu nungguin saya, kenapa gak langsung masuk aja? padahal saya gak kunci pintunya loh bu." goda teman si cowok itu.

(Namakamu) mendengus lalu melirikan matanya untuk sekedar mengetahui siapa yang berani-beraninya berbicara seperti itu. Bola mata (Namakamu) berputar dengan malas, pantas saja. "Heh 2 jorok mending kalo mau keluar, keluar aja deh cepetan! Jangan ngehalangin jalan." (Namkamu) berkacak pinggang. Mata (Namakamu) menyipit, "Jangan jangan kalian habis homoan ya di dalem." tuduh (Namakamu) asal-asalan.

Juki mempertontonkan cengiran kudanya. "Kok tau, kenapa? Mau ikutan." Juki mengedip-ngedipkan sebelah matanya. "Bosen gue di kasih lobang si Jono terus." ucap Juki dengan wajah (sok) sedihnya.

Jono menaikan sebelah alisnya. "Lobang apaan dah?" tanya Jono penasaran.

"Lobang idung." Juki nyengir kembali.

"Eh liat Iqbaal gak? Kok dia lama banget ya?" tanya (Namakamu) yang sudah tidak tahan menunggu Iqbaal.

"Kenapa sayang, kangen ya?"

(Namakamu) melongo menatap Iqbaal yang tiba-tiba muncul diantara Juki dan Jono dengan kalimat-kalimat playboynya itu. "Kangen? dih, mimpi aja sono." (Namakamu) berbalik, membuat rambutnya berkibas tepat di muka Iqbaal.

Iqbaal memejamkan matanya mencium aroma bayi dari rambut (Namakamu).

"Woy Baal, ditinggal bini tuh."

Iqbaal segera membuka matanya lalu berlari kecil mengejar (Namakamu) yang sudah berada beberapa meter di depannya.

"Tour guide itu harusnya nungguin turisnya dong..." ucap Iqbaal masih dengan nafas yang tidak teratur.

"Tour guide?" alis (Namakamu) berkerut. "Siapa?" tanya (Namakamu) kemudian dengan wajah polosnya.

Iqbaal tersenyum lalu mengacak-acak poni (Namakamu) dengan gemas. "Elo lah honey, tour guide hati gue." Iqbaal mempertontonkan giginya.

(Namakamu) mendengus. "Lo mau kemana dulu nih? perpus, taman, kantin, atau kemana?" tanya (Namakamu).

"Kantin aja deh gue laper hehe, eh tapi taman boleh tuh biar kita bisa mojok, terserah lo deh. Kemana pun lo pergi gue ikut." Iqbaal mempertegas ucapannya pada kalimat terakhir.

Mata (Namakamu) menyipit, "Kalo gue ke toilet?" tanya (Namakamu) penasaran.

"Gue ikutlah."

Tak.

(Namakamu) memukul kening Iqbaal dengan pulpen yang selalu ia bawa dikantongnya. "Makan tuh ikut. Yaudah kita ke kantin aja." ucap (Namakamu) lalu hendak berjalan terlebih dahulu.

Iqbaal menarik tangan (Namakamu). "Perasaan muka gue gak malu-maluin deh kalo disamping lo. Pokoknya mulai dari sekarang lo harus selalu ada disamping gue."

****

Iqbaal tidak bercanda dengan ucapannya. Kini tiap (Namakamu) hendak melangkah didepanya maka Iqbaal akan menarik telapak tangannya. Bahkan mengancam jika perlu ia akan menggenggamnya terus selama keliling sekolah, dan Iqbaal tidak perduli dengan pandangan para siswa yang lainnya.

****

Ini belom beres._. pengeb tau dulu aja, apa masih ada yang baca atau enggak. So? next or no?

My Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang