3. Ulah Iqbaal (2)

5.7K 577 19
                                        

"Lo mau pesen apa?" tanya (Namakamu) seraya menatap wajah Iqbaal.

"Yang enak disini apa ya? selain liat wajah lo."

Astaga. Masih saja sempat menggombal.

(Namakamu) menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya. Apakah Iqbaal mempunya gen gombal dari orang tuanya? Bahkan mungkin jika diadakan perlombaan gombal dia akan menjadi juaranya. "Lo suka baso kan?" (Namakamu) memastikan.

Iqbaal mengangkat sebelah alisnya. Ia melihat mulut (Namakamu) hendak berbicara lagi. Mungkin untuk menawarkan menu lainnya. Iqbaal tersenyum. "Iya iya gue suka, udah gih pesenin. Biar gue yang cari tempat duduk." Iqbaal memutar badan (Namakamu) menghadap ke jejeran pedagang yang ada dikantin.

Tanpa Iqbaal suruh (Namakamu) melangkah pergi, sedangkan Iqbaal kini menatap sekeliling kantin. Mencari tempat duduk yang kosong untuknya dan (Namakamu).

Beberapa siswi secara diam-diam melirik Iqbaal. Beberapa lagi berbisik-bisik. Dan sisanya melihat Iqbaal secara terang-terangan.

Iqbaal mendengus tidak nyaman. Setelah merasa menemukan tempat kosong, dengan segera ia pergi menuju tempat itu.

Iqbaal menarik satu kursi lalu mendudukinya. Kini ia melihat (Namakamu) yang membawa nampan berisikan dua mangkuk baso dan dua gelas es teh.

"Besok lo bisa mulai pergi kemana-mana sendirian tanpa gue dan lo bisa pesen sendiri makanannya." ucap (Namakamu) sinis seraya meletakan nampan yang ia bawa. Sepertinya ia sedikit kerepotan.

"Gue maunya ditemenin lo." ucap Iqbaal santai. Tangannya kini mengambil mangkuk baso dan es teh miliknya.

(Namakamu) menatap Iqbaal dengan mata yang menyipit. "Gak bisa! enak aja. Lo kira kerjaan gue ngurus lo doang. Besok-besok gue udah sibuk ngurusin class meeting." ucap (Namakamu) dengan nada sinis lagi.

Iqbaal tidak menjawab pertanyaan (Namakamu), ia kini menopang dagunya dengan tangan kanan seraya memperhatikan wajah (Namakamu).

(Namakamu) pun merasakan jika ia sedang diperhatikan oleh Iqbaal. "Apaan sih liat-liat? gue colok tuh mata pake garpu." ucap (Namakamu) galak.

"Lucu."

Alis (Namakamu) mengernyit, pipinya mulai memanas. Oh astaga, sadar (Namakamu). Baru di puji seperti itu saja sudah merona. Iqbaal pasti akan tertawa. Dengan segera (Namakamu) menutupi kedua pipinya dengan kedua telapak tangannya.

Iqbaal terkekeh, bukankah hal itu justru malah membuat (Namakamu) semakin terlihat bahwa ia sedang merona?

"Udah ah makan!" perintah Iqbaal.

(Namakamu) tidak memperdulikan perintah Iqbaal, ia malah asyik membaca wattpad di hpnya. Sesekali lengannya bergerak menggeser layar saat ia sudah membaca satu halaman.

Iqbaal menatap (Namakamu). "Dasar cewek galak keras kepala." gumam Iqbaal. Tangan Iqbaal bergerak meraih hp (Namakamu) lalu merampasnya.

Mata (Namakamu) membulat. "Ih apaan sih! Balikinnnn!" (Namakamu) berusaha meraih kembali hpnya dari tangan Iqbaal.

"Lo makan, baru gue balikin." dengan santai Iqbaal memasukan hp (Namakamu) ke saku celananya lalu kembali makan.

(Namakamu) masih menatap Iqbaal tentu saja dengan harapan hpnya akan dikembalikan.

"Apa?" Iqbaal menghentikan aktivitas makannya lalu membalas tatapan (Namakamu). "Nih ambil sendiri disaku celana gue." Iqbaal berdiri, seolah-olah (Namakamu) memang akan meraba sakunya.

Mata (Namakamu) melotot, kemudian ia bergidik ngeri. Dari pada harus meraba-raba saku celana Iqbaal, lebih baik ia menuruti kata-kata Iqbaal.

"Dasar bossy." celetuk (Namakamu) sebelum akhirnya mengambil alat makannya. "Mau liat gue makan kan? terus balikin." tunjuk (Namakamu) dengan garpu dan sendok.

My Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang