Dua

324 27 5
                                    

"Dari SMP mana?"

"Rumah lo di mana sih?"

"Nama panggilan lo siapa?"

"Hobi lo apa?"

"Punya IG? SnapChat? Line?"

Suasana ribut masih mengiringi hari pertama di tahun ajaran baru di sekolah Dhanis dan kawan-kawan, tak terkecuali di kelas Dhanis. Hari ini memang dikhususkan untuk memperkenalkan siswa pada lingkungan sekolah dan teman-teman baru mereka, setelah perkenalan fromal, siswa diberi waktu untuk melakukan perkenalan ssendiri-sendiri.

"Nis, lo nggak samperin anak itu?" tanya Dhea pada Dhanis yang sedang berkenalan dengan anak-anak yang lain.

Dhanis menoleh, "Gimana mau nyamperin, lo liat aja, banyak anak cewek yang ngerubutin dia," Dhanis menunjuk ke arah Gerand yang kelihatannya sedang kesusahan menghadapi beberapa anak cewek yang bisa di bilang rada SKSD gitu deh.

"Iya juga sih. Zaldy juga gitu tuh," Dhea melihat ke arah Zaldy yang juga sedang kebingungan dan sudah mengeluarkan 'isyarat minta tolong' sama Dhanis dan Dhea.

Dhanis tersenyum kecil melihat sahabat sejak kecilnya itu sedang bingung menghadapi tingkah aneh makhluk yang bernama 'perempuan', eh tunggu deh! Dia juga kan perempuan, tapi dia kan nggak aneh kaya perempuan-perempuan yang ada di situ. Dhanis tertawa sendiri dalam hati.

"Nis, Dhe!" seorang anak perempuan di ikuti seorang anak laki-laki masuk ke dalam kelas Dhanis.

Dhanis dan Dhea menoleh ke arah gadis itu, "Hei Sya, Ir," sapa Dhanis pada kedua temannya dari SMP itu.

Anak perempuan itu menghampiri Dhanis dan Dhea. "Kelas lo ramai banget yah."

"Hehehe, memangnya kelas lo nggak?" tanya Dhanis padanya.

"Yah ramai juga sih, tapi nggak seramai di sini, ada dua bintang topnya sih, nggak kaya di kelas gue," jawabnya sambil melirik sebal pada cowok yang sedang menghampiri Dhanis dan kawan-kawannya.

Cowok yang di lirik balas melirik kesal pada Kesya, "Yang sial itu justru gue! Kenapa sih gue nggak sekelas sama Dhanis atau Zaldy aja sih."

"Sorry yeh, gue juga nggak suka tuh sekelas sama lo," balas Kesya kesal.

Dhea dan Dhanis hanya bisa nyengir melihat pertengkaran kedua sahabat SMPnya itu, mereka udah hafal betul dengan pertengkaran dua orang itu.

"Hai Ir, lo sekelas sama Kesya?" tanya Dhanis pada cowok yang punya nama lengkap Rahdian Fahrirzal Nazwan, yang lebih sering di panggil oleh mereka Irzal.

"Iya nih gue apes benget," jawab Irzal sambil melirik pada Kesya, musuh bebuyutannya selama ini.

Yang dilirik kembali memandang Irzal dengan kesal, tapi tak belangsung lama, karena dia lagi nggak mood berantem sama Irzal, "So, mana bintang top itu Nis?"

Dhanis mengangkat satu alisnya, "Kok lo udah tahu sih, Sya?"

"Udah nyebar tuh, di sekolah ini, ada beberapa murid baru cowok yang cakep, dan dua orangnya ada di kelas lo," jawab Kesya.

Kok cepet banget sih nyebarnya, ternyata mulut itu bukan cuma buat makan, tapi juga buat ngegosip, pikir Dhanis dalam hati.

"Terus, itu yang namanya Gerand?" tanya Kesya sambil menunjuk ke arah Gerand yang masih sibuk menangani para penggemar barunya itu.

"Yah gitu deh," jawab Dhea.

"Lo udah kenalan sama dia Nis?" tanya Kesya.

"Secara langsung sih belum, lo nggak ngeliat dari tadi ramai kaya gitu lagian__" jawaban Dhanis terpotong.

MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang