~2~

9K 372 0
                                    

Masih Aisyah POV...

__________________

"Kak Ahmad," panggilku sambil memberi kode kamar Atika.

"Assalamu'alaikum Aisyah, adikku ngga kenapa-napa kan,?" Tanya Kak Ahmad yang membuatku tak kuasa mau mengatakan keadaan Atika pada Kak Ahmad.

"Atika koma, Kak... " ucapku lirih sambil kutundukkan kepalaku.
"Sebentar lagi, Atika dipindahkan ke ruang ICU," lanjutku.

"Astaghfirullah," Ucap Kak Ahmad sedih sambil duduk dikursi depan ruang UGD. Aku juga mulai duduk disebelah Kak Ahmad dengan sela satu kursi.

"Kak, Maafin Aisyah... Ini semua salah Aisyah.. " maafku sambil menunduk. Tak berani ku tatap wajah Kak Ahmad. Tampaknya ia sangat terpukul.

"Ini sudah kehendak Allah Aisyah. Kamu nggak usah menyalahkan diri kamu sendiri ya." Jawab Kak Ahmad merendahkan ketakutanku, dan rupanya ia sedang menoleh ke arahku dengan sedikit senyuman manisnya.

"Kak Ahmad nggak marah sama Aisyah,? " Tanyaku dengan sedikit menyerongkan badanku ke arah Kak Ahmad.

"Ndak Aisyah, Kak Ahmad ndak marah kok. Ini semua sudah kehendakNya." Jawab Kak Ahmad tenang.
Sifat Kak Ahmad ngga berubah sama sekali. Tak pernah marah dan selalu ramah ke semua orang.
" Terima kasih Kak... " ucapku sambil sedikit tersenyum pada Kak Ahmad.

"Sama2 Syah... "
Tak lama suster membuka pintu kamar UGD dan membawa Atika yang berada diatas ranjang pasien.
Spontan Aku dan Kak Ahmad berdiri disamping pintu UGD.

"Suster, mau dibawa kemana adik saya,?" Tanya Kak Ahmad.

"Adik Bapak akan kami pindahkan ke ruang ICU. Mari ikuti kami." Jawab suster itu.

"Ayo Kak,," Ajak ku sambil menatap wajah Kak Ahmad.
Kak Ahmad hanya mengangguk.
Kamipun mengikuti suster yang membawa Atika.
Ruang ICU berada di lantai dua. Sebelum berjalan kearah tangga Rumah Sakit. Tiba-tiba kakiku kesandung anak tangga dan akhirnya aku terjatuh, membuat Kak Ahmad yang berada didepanku menoleh kebelakang. Dia menghampiriku.

"Yaa Allah Aisyah, kamu nggak papa,?. Ayo kita periksakan kakimu," Wajah khawatir Kak Ahmad.

"Ah, Aku ndak papa Kak, ndak ada yang sakit kok. Ayo lanjut jalan."
Ajakku pada Kak Ahmad. Sebenernya yang sakit itu ujung kakiku, tapi Aku nggak mau merepotkan Kak Ahmad.
Tiba-tiba Kak Ahmad mengulurkan tangannya untuk menolongku berdiri.
"Ehm, Makasih Kak... " Jawabku pelan dengan menelungkupkan tanganku didada. Aku berdiri dan mulai berjalan mengikuti suster yang membawa Atika.
Setelah sampai diruang ICU, suster memasangkan banyak alat ke tubuh Atika.

"Kak, Aku keluar sebentar yaa," pintaku pada Kak Ahmad, Sebenarnya Aku takut denger suara mesin pendetak jantung.

"Iya Syah, " jawab Kak Ahmad.
Buru-buru Aku keluar ruangan.

Tak lama Kak Ahmad juga keluar.
"Kamu ngga pulang Syah, udah malem ini. Besok kan kamu juga sekolah." Tanya Kak Ahmad mengagetkanku yang tengah duduk dikursi depan ruang ICU.

"Iyaa Kak, memang kakak nggak papa disini sendirian,?? " Tanyaku setelah melihat jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 18.25.

"Iyaa nggak papa, kakak anterin yaa,?" Tawar Kak Ahmad.

"Ah, ndak usah Kak. Kakak jagain Atika saja. Aku bawa motor kok, ya udah Aisyah duluan yaa. Besok sepulang sekolah Aisyah akan kesini. Assalamu'alaikum "

"Iyaa Syah, hati-hati yaa.. Wa'alaikum salam."
Setelah mendengar salam Kak Ahmad, Aku mengambil motor matic, yang ku parkirkan di area parkir Rumah Sakit.
Aku mengendainya pulang menuju rumahku. Dan satu jam kemudian Aku sampai digarasi depan rumahku.

"Assalamu'alaikum,... " ku ketuk pintu. Kudengar ada suara yang menyahut dari dalam rumah. Ternyata mama tiriku yang membuka pintu rumah.

"Wa'alaikum salam. Aisyah kamu dari mana saja jam segini baru pulang,?" Tanya mamaku dengan nada tinggi.

"Aisyah tadi bertemu temen lama Ma, jadi kita ngobrol bentar di restoran"
Jawabku jujur dan kumulai menatap mata mama tiriku yang sepertinya marah besar.

"Mana sebentar? Kok sampai malam gini,?" Bentak mama, seketika membuat air mataku menetes. Sungguh Aku takut malam ini. Tak lama papa turun dari lantai atas melewati anak tangga.

"Ada apa malam-malam marah-marah kaya gini?" Tanya papa ke mama tiriku.

"Ini Pa, anak kamu sudah mulai berani berbohong, pulang malam lagi,"

"Nggak Pa, Aku nggak bohong. Tadi Aku ketemu Atika di depan sekolah. Trus ngobrol di restoran. Aku serius Pa... " ku katakan jujur sambil menangis.
Papaku yang kemudian membelaku. Papa memang kenal dengan Atika. Atika adalah anak dari sahabat papa.

"Udah Ma,, yang penting kan Aisyah pulang dengan selamat. Aisyah masuk kamar nak, ganti baju setelah itu mandi." Ucap papa ku.

"Ini nih, anak kalau di manjain. Berani berbohong sama orang tuanya. Kenapa sih Pa, kamu selalu membela anakmu?"

Kudengar pertengkaran mama dan papaku. Ini semua salahku.
Nasi sudah menjadi bubur. Ku ganti baju dan setelah itu mandi ,menuruti perintah papa tersayangku."

_________________

Faizah POV,,

"Jadi begitu ceritanya,, yang sabar yaa Syah..." Aku menenangkan hati Aisyah.

Tak lama bel masuk berbunyi.
"Kriinggg..."

__________________

Baru dapat inspirasi...
Hihi.. Lanjut partnya yaa...

SALAM PERINDU SYURGA... 😊

Dia Guruku, Juga ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang