Kisah Bayangan

Titip Rindu

Ini hari kesekian aku terbangun tanpa seorang pemandu kehidupan dunia..
Hari kesekian pula aku harus mulai belajar mandiri..
Mengurus apa yang dulu aku hanya dapat melihat..
Hari kesekian tanpa wejangan tanpa candaan ringan bahkan sebuah omelan karena tingkahku..

Aku iri dengan mereka yang bisa bergandengan tangan
Aku iri dengan mereka yang bisa bersenda gurau
Aku iri dengan mereka yang bisa berfoto berdua
Aku iri dengan mereka yang bisa berbagi keluh kesah
Aku iri dengan mereka yang bisa mencium tangan sebelum menunaikan aktifitasnya
Aku iri dengan mereka yang merasakan elusan dikepala tanda sayangnya
Aku iri dengan mereka yang bisa merasakan masakan lezatnya
Aku iri dengan mereka yang bisa menunaikan puasa..berbuka dan bersantap saur bersama
Aku iri dengan mereka yang bisa meminta restu secara langsung ketika hendak menunaikan hajatnya

Ya.....
Aku hanya bisa duduk bersimpu di hadapan pusaranmu..
Berdiri kokoh dan tertulis jelas namamu..
Cukup doa di ramadhan ku kali ini..
Tanpa sosok ibu disamping kita..

Beberapa bulan lalu aku merasakan keanehan saat harus merasakan berulan tahun tanpa ucapan darinya tapi aku meyakini di alam sana beliau mendoakanku dan menjadi saksi setiap langkahku mngapai asa..cita..dan cinta

Banyak keanehan nantinya disetiap rasa yang berbeda dengan langkah ini pastinya tanpa beliau disisi..

Tiada lagi yang menunggu di depan pintu memastikan aku berangkat menuju medan perang mengapai asa..
Tiada lagi yang bertanya bagaimana ujianmu hari ini..
Tiada lagi yaaahh akan banyak hal..

Cukup doa yang bisa tersampaikan..

Tuhan titip rinduku untuk ibu di surga..
Ampuni dosanya..
Lapangkan kuburnya..
Ringankan siksa kuburnya..
Berikan penerang di alam kuburnya..

Izinkan aku disini memenuhi kewajibanku dengan benar dan mampu mengukir sebuah harapan yang sempat tertunda meski tanpa beliau disisiku..

Aku hanya berharap disetiap tidurku aku bisa berbicara dan melihatnya tersenyum untuk ku..

Aku menitip rindu untuknya YaAllah..
Rinduku untuk ibu di surgaMu..