1 | Malam Biru

400 25 12
                                    

Biru.

Kepalaku perlahan menjadi biru. Aku heran, kenapa bisa begini. Aku memang menyukai warna biru tapi, tidak seperti ini juga. Penyakit ini muncul di pagi hari sebagai bintik kecil di dahiku. Aku mengetahuinya ketika bercermin. Ia menyebar sangat cepat jika kuperhatikan dari dekat. Aku hanya bisa pasrah dan duduk di samping tempat tidurku.

"Adit, ayo makan. Nanti kamu terlambat ke sekolah," ujar ibuku.

"Iya bu, tunggu sebentar," balasku.

Aku adalah seorang siswa kelas 3 SMA, dan hari ini adalah ulang tahunku yang ke 17. Ulang tahun yang dikacaukan oleh keanehan ini. Ayahku sedang keluar kota, jadi hanya ada ibu dan aku di rumah. Namun tetap saja Aku menjadi takut untuk keluar.

"Bu, satu hari ini saja aku ingin berada di dalam kamar. Aku tidak ingin keluar. Sarapannya letakkan didepan pintu saja," teriakku kepada ibu dari dalam kamar.

"Kenapa nak? Ada apa?" Kata ibu.

"Tak apa apa bu, aku hanya tidak ingin keluar saja untuk hari ini. Katakan saja kepada wali kelasku kalau aku sedang sakit," balasku.

Tanpa banyak tanya lagi, ibu menuruti perkataanku. Beberapa menit kemudian, aku membuka pintu dan mengambil sarapan yang diletakkan di depan pintu. Sarapan pagi ini ternyata bubur ayam. Aku menyantap perlahan bubur tersebut di atas tempat tidur sambil menonton televisi. Perutku sudah terisi. Tapi aku menjadi jenuh karena acara televisi yang membosankan. Aku memutuskan untuk berbaring.

Eh? Mataku perlahan terbuka. Tanpa sadar aku telah tertidur lelap. Aku bangun dan mengambil posisi duduk. Aku melihat saluran televisi yang sama. Aku menoleh untuk melihat jam dinding. Aku kaget Jam menunjukkan pukul 5 sore. Tiba tiba aku mendengar di dalam perutku sedang ada dugem mini. Aku mengintip melalui pintu melihat apakah ada makanan. Di sela itu aku melihat makanan diletakkan didepan pintu. Aku mengambilnya, dan memakannya di atas tempat tidur. Setelah dugem di perutku selesai, aku berbaring lagi.

Aku baru sadar ketika melihat tanganku. "Eh iya.. Penyakitnya!" Teriakku.

Aku bercermin dan melihat tubuhku hampir seluruhnya berwarna biru. Tinggal menunggu sedikit lagi sampai aku menjadi biru total. Aku mencoba merontokkannya dengan menggaruknya, namun itu tidak berhasil.

"Aaaaaarghhhhh kenapaaaaaaaa!!!!!" Teriakku pasrah sambil berlutut.

"Adit, kenapa teriak teriak?" Tanya ibu.

"Tidak apa bu, hanya kalah main game kok," balasku mengelak.

Aku menjadi pasrah dan membiarkan keanehan ini untuk tetap berlanjut. Aku memutuskan untuk tidur saja dan melihat apakah ada keajaiban pada esok hari. Aku berjalan ke arah saklar lampu dan mematikannya.

Aku menyadari sesuatu.

Aku terkaget setengah mati .

Ternyata....

Aku!..

Aku!!...

Bisa glow in the dark!...


• • •

Chapter satu ini didedikasikan untuk GiovanniTjandra.

Blue Illness [Flashfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang