Bagian dua

1.3K 36 2
                                    

Hai, uhmm,bolehkah aku meminta bantuanmu? Aku belum terlalu paham dengan seluk beluk kampus ini, jadi maukah kamu mengantarkanku ke perpustakaan? Hanya sebentar, aku ingin mencari sebuah buku.” Ryo mengagetkan Vanilla yang sedang asyik membaca komik-seorang diri di sebuah taman kecil dekat kelasnya.
“Oh,kamu mengagetkanku saja, kamu mahasiswa asal Jepang itu,kan?” Vanilla menghiraukan permintaan Ryo dan justru bertanya.
“Ya, perkenalkan namaku Yoshida Ryosuke, biasanya teman-temanku memanggilku Yoshida.” senyum mengembang di wajah tampan Ryo, ia mengulurkan tangannya ke arah Vanilla.
“Aku maunya memanggil kamu dengan nama Ryo,boleh tidak?” senyum manis Vanilla pun tak kalah mempesonanya,sehingga membuat Ryo sedikit gugup.
“Uhm,boleh, namamu sendiri siapa?” jawab Ryo dengan tangan kanannya yang masih menjulur ke arah Vanilla.
“Yupz,bagus. Aku Vanilla Ichi Sakura. Kamu hanya boleh memanggilku Vanilla,tak boleh panggil namaku yang lainnya.Bagaimana?” jawab Vanilla seraya membalas juluran tangan Ryo.
Nama yang indah.Seindah senyumannya ,seindah tatapan matanya. Baru kali ini aku bertemu wanita di Indonesia yang mampu membuatku gugup seperti ini,apa mungkin ini love at first sight?, gumam Ryo dalam hatinya.

Yoshida Ryosuke. Sebelumnya aku tak pernah menyukai hal apapun tentang Jepang,yang aku sukai hanyalah menggambar manga.Tetapi,selain manga,aku tak pernah menyukai Jepang, bahkan aku pun tak menyukai dua nama terakhirku,Ichi dan Sakura.Tetapi, Ryo berbeda, satu-satunya lelaki Jepang yang berhasil memporak-porandakan konsentrasiku.Apa mungkin ini love at first sight?, gumam Vanilla dalam hatinya juga.
***

“Sejujurnya, Aku menyukaimu,menyayangimu dan..dan..men..mencintaimu..dari awal aku melihat senyumanmu.” ucap Ryo terbata-bata seusai meminum jus lemonnya dan sambil memandangi manga yang baru ia buat bersama Vanilla tadi di teras belakang rumah Vanilla.
“Hahahaha, are you kidding,ha? Kamu pikir aku akan percaya dengan kata-katamu?” jawab Vanilla tertawa, sebenarnya Vanilla sangat bahagia dengan pernyataan Ryo tadi.Jujur saja,Vanilla juga mencintai Ryo sejak awal ia melihat senyum manis Ryo.Tetapi Vanilla menyembunyikan perasaan bahagia itu dan berpura-pura tak percaya.
“Ini untukmu, ini aku dan ini kamu, kelak kita kan bersama di musim yang bahagia.Di rinai hangatnya musim semi dan indahnya bermekaran pohon sakura.” ucap Ryo seraya mengeluarkan sebuah lukisan tangan dari dalam tasnya, sepertinya lukisan itu adalah hasil seni asli yang dibuat oleh tangan Ryo.
Wajah mungil dengan kulit putih itu menjadi memucat.Bibir merah itu sekejap menjadi pucat juga. Rambut hitam lurus nya ia biarkan terurai tertiup angin sehingga menggelitiki pinggangnya sendiri. Vanilla selalu tampak cantik. Tetapi Vanilla tak peduli apakah ia seorang bidadari ataupun hanyalah seorang upik abu.Vanilla merasa sangat ciut di hadapan Ryo.

My Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang