Bagian Tiga

1K 30 0
                                    

Ia seolah tak percaya,lelaki setampan Ryo.Dengan kulit putihnya yang tanpa cacat.Tubuh atletisnya,bibir merah tipisnya, mata tajamnya, serta rahang kuat itu seolah mengubah Ryo menjadi seorang pangeran yang baru saja menyatakan cintanya pada seorang Cinderella yang malang.
“Apa maksudmu,Ryo? Aku tak mengerti.” Kali ini Vanilla tak berpura-pura.
“Vanilla-ku yang manis, kamu tahu? Mengunjungi Negara Indonesia adalah hal terindah di dalam hidupku.Aku untuk yang kali pertamanya bisa menemukanmu, seorang wanita yang sangat kucintai,aku tahu mungkin ini mendadak bagimu,tetapi aku harus mengungkapkan ini sekarang, karena lusa, aku akan meninggalkan Indonesia,meninggalkanmu,tapi tenang saja, genggamlah ini,peluklah syal ini jika kamu merasa kedinginan,dan rasakan kehadiranku untukmu.Aku tak akan pernah melupakan kenangan kita, aku tak akan pernah melupakanmu.” Hanya kata-kata itu yang akhirnya selalu terngiang di pikiran Vanilla, Vanilla menerima syal berwarna orange light itu dan mengusap-usap bulu lembutnya.Tak terkira, Ryo memeluk tubuhnya dan saat itu juga Vanilla menjatuhkan bulir pertama dan disusul bulir-bulir lainnya yang berasal dari sudut matanya itu.Vanilla tak menyangka jika ia harus berpisah dari Ryo secepat ini. Tak pernah terbayangkan!
***

Pagi itu adalah hari pertama Vanilla menjalani liburannya di Tokyo. Akhirnya Pak Darmawan mengirimkannya seorang pelayan perempuan yang mahir berbahasa Indonesia yang bertugas menemani Vanilla berlibur mengelilingi Kota Tokyo.

Ternyata,Pak Darmawan pun juga mengundang pemenang kedua lomba menggambar manga tersebut ke Tokyo.Sebenarnya lomba itu memakan waktu hingga 6 bulan untuk menentukan hasil seleksi dan menentukan pemenangnya.Setelah amnesia akibat kecelakaan itu,Vanilla tak tahu apa-apa tentang lomba itu, ia hanya diceritakan oleh orangtua nya bahwa ia sempat menggambar bersama dengan teman dari Jepang yang kebetulan hari itu main ke rumah Vanilla,lalu mengirim gambar manga itu sebagai bahan penilaian babak final.Dan dari orangtuanya itu pun,Vanilla mengetahui bahwa nama dari teman Jepangnya yang juga masuk babak final lomba manga dan menggambar bersamanya itu adalah ”RYO”.
***

“Uhm, bagaimana saya bisa memanggil anda?” Tanya pelayan Vanilla yang bernama Keiko itu.
“Tak usah bingung, kita sebaya, aku memanggilmu Keiko dan kamu memanggilku Vanilla.Okay? Ke mana kita akan di bawa oleh supir ini?” tanya Vanilla.
“Ke Sumida Keon. Uhm,maksud saya Taman Sumida, di sana kita dapat menyaksikan sekitar 700 pohon sakura. Tempat itu sangat indah. Nanti kita akan ke café terlebih dahulu karena aku akan membelikanmu cappuccino.” jelas Keiko.
“Untuk apa ke café? Mengapa tak langsung ke taman saja? Aku tak butuh cappuccino,Keiko.” bujuk Vanilla yang tak sabar melihat keindahan Sakura di Taman Sumida itu.
“Tetapi, aku perlu bertemu seseorang.Dia pelayan yang dipercayakan untuk menemani pemenang lomba kedua.” ujar Keiko.
“Tapi,aku ingin langsung ke taman itu. Tak apa,kamu tak perlu mengkhawatirkanku,aku bisa sendiri, jika kamu ingin menunggu orang itu,silahkan, aku tak keberatan.” ucap Vanilla seraya memohon dan membujuk Keiko.
Keiko tak sempat menjawab permohonan Vanilla, tetapi ponsel Keiko berbunyi.Keiko pun meminta izin untuk mengangkatnya. Vanilla tak tahu apa yang dibicarakan Keiko di telepon. Tetapi ,setelah Keiko menaruh kembali ponselnya ke dalam saku mantelnya.Keiko pun membuka mulutnya,
“Dasar kamu keras kepala ya? Baiklah akan kukabulkan, kamu boleh pergi ke taman terlebih dahulu, karena ternyata pemenang kedua pun juga menginginkan hal yang sama denganmu.” Jawab Keiko sambil tersenyum.
Benarkah? Aku tak peduli dengan pemenang kedua itu, yang penting aku bisa pergi ke taman itu seorang diri,tanpa ada yang menggangguku, ucap Vanilla puas di dalam batinnya.
***

My Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang