Bagian Empat

920 28 0
                                    

Taksi itu berhenti sejenak di depan Taman Sumida.Setelah pamit dari Keiko, Vanilla pun segera turun dari taksi dan mengambil sebuah syal dari tas tangannya.
Syal ini hangat sekali,lembut. Tapi,mengapa tertulis namaku dan nama Ryo di syal ini? Siapakah Ryo? Andai aku bisa mengingatnya, gumam Vanilla hampir berbisik seraya melingkarkan syal berwarna orange light itu ke lehernya. Setelah itu,Vanilla pun memasuki taman itu sambil terkagum-kagum.
***

Sesampainya di dalam taman, Vanilla mengamati sebuah pohon yang berbeda dari yang lainnya.Pohon itu, ia seperti pernah melihatnya. Lalu,Vanilla pun membuka tas tangannya lagi, ia mencari gulungan kertas yang sudah rapuh dan dibukanya kertas itu sambil mencocokkan lukisan itu dengan pohon yang tepat berada di depannya itu.

Tiba-tiba Vanilla mengingat sesuatu… Ini untukmu, ini aku dan ini kamu, kelak kita kan bersama di musim yang bahagia.Di rinai hangatnya musim semi dan indahnya bermekaran pohon sakura. Kata-kata itu terngiang kembali di ingatan Vanilla. Kata-kata itu..seperti ada yang pernah mengucapkannya.Kata-kata itu terucap dengan sebuah senyum yang tiba-tiba saja muncul di ingatan Vanilla lagi.

Vanilla memandangi lagi lukisan yang digenggamnya, tiba-tiba kepalanya terasa pusing sekali, dan tiba-tiba, ada seonggok dahan rapuh pohon sakura jatuh tepat di atas kepala Vanilla.Sampai akhirnya Vanilla mendengar samar-samar suara yang sepertinya ia kenali juga.Suara itu…menyebut namanya, samar tetapi pasti,menyebut namanya… “VANILLA!”
***

“Kamu baik-baik saja,Vanilla? Tanya suara itu.Tetapi,Vanilla hanya bergeming sambil menatap wajah lelaki itu. Siapakah dia?
“Maaf,saudara Ryo, sebenarnya Vanilla mengalami kecelakaan beberapa bulan lalu sehingga sekarang Vanilla sedang amnesia.Saya mengetahui hal ini dari orangtua Vanilla.” jelas Keiko kepada Ryo-yang ternyata adalah pemenang kedua lomba manga itu- sambil membawa teh herbal dan duduk di sisi Vanilla dan membantu Vanilla untuk duduk.Vanilla hanya dibaringkan di bawah pohon sakura yang besar,karena memang di dekat situ tak ada penginapan terdekat.
“Vanilla, apa benar yang dikatakan Keiko? Aku sangat sedih mendengarnya, apa benar kamu tak mengingatku sama sekali?” Tanya Ryo prihatin menatap wajah mungil Vanilla.
“Au, aduh..” Vanilla mengeluh kesakitan sambil memegangi kepalanya.Pandangannya kabur, kepalanya amat sakit dan beberapa detik kemudian,Vanilla pun tak sadarkan diri lagi.
***

“Ryo..kamu benaran Ryo,kan?” Vanilla terbangun sambil memandangi punggung belakang seorang lelaki yang duduk di sampingnya. Vanilla pun mengamati syal yang dipakai lelaki itu, syal berwarna orange light, persis seperti miliknya.Syal bertuliskan namanya dan Ryo.
“Vanilla, kamu sudah bangun? Bagaimana keadanmu? Eh,tadi kamu bicara apa?” jawab Ryo yang sepertinya baru sadar kalau Vanilla sudah bangun sedari tadi dan mengamatinya.
“Ryo.. aku merindukanmu!” Vanilla terduduk dan memeluk Ryo dengan erat. Air mata Vanilla sudah tak tertahankan lagi, tertumpah begitu saja membasahi wajahnya yang lelah itu.Ryo menyambut pelukan Vanilla, sebenarnya Ryo kaget karena Vanilla sudah mengingatnya.Mungkin ini efek dari kecelakaan tadi, efek dari benturan dahan pohon sakura di kepala Vanilla.
***

My Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang