28. Almost

66 6 3
                                    

Enjoy it.

***

"Cukup, lo udah jelasin gimana Viana, dan sekarang gue mau nambahin penilaian lo itu," balas Vano memotong ucapan Tiana.

-

"Asal kalian tau, penilaian kalian ke Viana itu semuanya salah!" Titah Vano menahan emosi.

"Lho, kok kakak belain dia?. Emang bener gitu kok kak, dia itu cabe, nempel sana-sini.. ntar sama kak Vano..  ntar sama kak Reynand, kadang juga sama kak Adriell," balas Tiana tidak terima.

"Stop!!! Viana itu nggak kayak gitu, lo semua jangan asal tuduh kayak gitu dong!!" Ucap Vano dengan nada tinggi.

Viana yang tadinya sempat tersulut emosi, kini berganti menjadi cemas, cemas akan Vano yang marah tepat di hadapannya, sedangkan Viana paling tidak suka jika melihat orang terdekatnya berkata kasar.

"Kak, udah!!" Balas Viana mencoba menenangkan Viano.

"Biarin, Vi. Biar dia tau kalo kamu itu ad---"

Brukkk

"Astaga Vianaa," jerit Vano kaget.

Dalam waktu singkat, tubuh pucat milik Viana sudah berada di pelukan Vano. Vano mengangkat tubuh Viana dan secepat mungkin menuju ruang UKS.

Rena yang tertinggal di belakang Vano, memilih untuk menghampiri keempat siswi itu, "kalo sampe Viana kenapa-kenapa, Lo yang duluan gue samperin!"

**

"Dek, adek, Via, banguunn ihhh, jangan bikin kakak cemas kayak gini," ucap Vano gusar sembari mengusap tangan Viana yang tengah terbaring di kasur ruang UKS.

"Tadi pagi Via sarapan nggak sih, Kak? Soalnya dari pertama Rena jemput dia, mukanya udah lemes aja," ujar Rena yang berada di seberang Vano, tepatnya di samping kiri Viana.

"Nggak, Na. Tadi pagi Via nggak mau sarapan, padahal aku udah maksa dia, tetep aja dia nggak mau," balas Vano yang masih memandang mata Viana yang tertutup,

Vano mengalihkan pandangannya ke Rena, "Dia lagi ada masalah apa sih, Na?" Lanjutnya.

Rena menatap mata Vano sekilas, lalu kembali menatap Viana, "Soal Adel, Kak,"

"Soal date tadi malem? Yang salah paham itu?" Tanya Vano.

"Iya kak," jawab Rena singkat.

"Sekarang Adelnya dimana? Aku mau bilang kalo..."

"Kak, Viana udah sadar," potong Rena setelah melihat Viana membuka matanya.

"Via," ujar Vano sembari membantu Viana untuk bersandar.

"Emmmm..., Kak, pusing," keluh Viana dengan suara parau.

"Lo sihh, kan kakak udah bilang, sarapan nggak boleh enggak, ini malah kekeuh nggak mau makan. Sekarang liat kan...."

"Kak," potong Rena, "Viana kan masih pusing efek dari pingsan, kok malah dimarahin sih," lanjutnya

"Vi, gue beliin bubur dulu ya?" Ujar Rena untuk Viana.

"Ehh nggak, Na. Aku ehh gue aja yang beli, Nana ehh kamu ehh lo tunggu aja di sini, temenin Viana," Timpal Vano panik dan langsung meninggalkan mereka berdua.

Tone Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang