"Mulan, besok bawa buku pkn gue ya. Bentar lagi presentasi nih, doain mudah-mudahan gue lulus, Mul", perintah Rara yang sedang menelepon temannya, Mulan. "Eh iya, Ra. Maaf ya aku lupa terus. Semangat!! Lulus kok pasti", teriak Mulan yang menyemangati Rara di telepon."Okey, terimakasih"
Tut. Panggilan tersebut di akhiri.Malam yang dingin, batin Rara. Rara hanya melamun sambil menyandarkan diri di tembok. Efek gak ada sandaran hidup sih. Eh, sebenernya ada. Ada Adit. Tapi... Pesan singkat Adit untuk Rara membuat Rara mempunyai bad feeling semalaman.
Adit: Ra, besok jam istirahat ke taman sekolah ya. Ada sesuatu yang mau aku omongin ke kamu.
Rara: Okey. Aku kesana nanti, Dit.
Tak ada balasan lagi setelah itu. Rara sibuk memikirkan apa yang akan dibicarakan oleh Adit. Apakah Rara berbuat salah kepada Adit? Tidak kok.
"Rara takut Adit pergi...", ringis Rara. Tanpa ia sadari, air mata telah membasahi pipinya semalaman.
--------
"Rara, mata kamu kenapa, sayang?", tanya Lidya, mama Rara.
"Eh gapapa kok ma, kayanya semalem mata Rara kena kencing kecoa, jadi bengkak deh, ehehe", jawab Rara sambil mengambil roti di meja makan.
Lidya hanya tersenyum melihat tingkah putrinya yang sedang berbohong."Sayang, mama tau loh kalau kamu lagi bohong"
Rara langsung berhenti mengunyah rotinya. Lalu terdiam sejenak. Tanpa ia sadari, matanya langsung berkaca-kaca. Tapi, ia masih bisa menahan tangisnya.
"Udah dulu ya ma, Rara udah hampir telat nih", sahut Rara pamit sambil mencium tangan ibunya.
"Jangan nangis, Rara sayang...",jawab mama Rara sambil menyentuh wajah putrinya lembut yang sedang menahan tangis. Rara hanya tersenyum dan langsung memeluk ibunya, lalu pergi berlalu menuju mobil yang sudah siap mengantarnya ke sekolah.
--------
Sesuai dugaan Rara, ia hampir telat. Sesampainya di kelas, semua murid sudah berdatangan. Sudah tentu Rara-lah yang datang paling terakhir.
"Ra, mata lu kenapa dah? Abis nangis pasti. Ya kan?", tanya Anissa kebingungan sambil melihat wajah Rara dengan jarak dekat.
Rara hanya diam. Tapi bibirnya manyun. Jelek, kaya bebek. Eh tapi cantik kok.
"Ra, lo punya mulut kan? Ada yang nanya lo, nih. Dikhawatirin malah gamau", sahut Anissa lagi.
1 menit..2 menit..3 menit..4 menit..5 menit..
Rara masih duduk dan diam melamun
"RAAA LU KENAPA SIH? JAWAB NAPA? DIEM MULU ELAHHH. GUE PECAT LO JADI CERMET (chairmate)!",teriak Anissa hingga membuat seisi kelas tertuju padanya. Lebih tepatnya, ke mereka berdua, Rara dan Anissa.
"Nis....", Rara meringis. Lalu menangis di pundak Anissa.
-------
Jam istirahat pertama.
"Ohh jadi gitu ceritanya. Mending lu positive thinking dulu deh, Ra. Lu belum diputusin aja udah mewek sampe mata lu bengkak. Apalagi kalau emang bener-bener ditinggal kali yak", tukas Anissa sambil menemani Rara berjalan menuju taman sekolah.
Rara hanya diam.
"Eh btw, itu Adit udah nungguin, Ra!"
"Ih iya bener, Nis! Muka gue keliatan kaya yang abis nangis gak?", sahut Rara sambil sibuk memengang wajahnya.
"Engga kok, Ra. Udah gih, good luck ya! Gue yakin ga terjadi apa-apa kok!", kata Anissa menyemangati Rara.
"Dit.."
"Eh, Rara. Kapan dateng?", tanya Adit kaget.
"Baru aja. Mau ngomongin apa?"
"Eh....", Adit langsung menunduk.
"Ra, kayanya aku....... Gabisa lanjutin hubungan kita lagi...", kata Adit
Klise. Sontak Rara pun langsung mengeluarkan air mata di tempat. Tanpa bisa berkata-kata.
"Maafin aku, Ra...",pinta Adit.
"Gaada yang mau aku omongin ke kamu, Dit. Makasih buat semuanya!", sahut Rara sambil berlarian menuju Anissa yang menunggu di koridor sekolah.
Adit jahat! Bullshit! Mana semua janji kamu selama ini, Dit?! Apakah kamu bisa menghapus semua memori selama satu tahun ini dengan mudah?hah?! Adit jahat! Adit jahat! Batin Rara yang berlarian sambil menangis. Wajahnya memerah dan penuh dengan air mata.
Dukk! Rara menabrak seseorang
"Ah..ma..maaf..",sahut Rara gelagapan.
Hayoooo mau tau ga yang ditabrak Rara itu siapa? Penasaran gak? Engga ya?:( gaada yang baca sih. Oke gapapa. Aku bikin ini buat ngehibur diri aku sendiri :'v jadi gaada yang baca pun tak apa:') oiya, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya!✨
Keep vomments, readers!❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Star
Teen Fiction"Dia itu seperti bintang. Tepatnya, bintang jatuh. Dia lewat dihadapan seseorang dengan menebarkan pesona nya yang indah dan membuat banyak orang berharap padanya. Sayangnya, dia hanya lewat lalu pergi meninggalkan kenangan indah dihati para manusia...