"Mulan! Buku pkn nya mana?", teriak Rara di depan gerbang.
"Eh bentar ya aku cari dulu!",sahut Mulan kebingungan mencari buku pkn Rara.
Akhirnya Rara menunggu Mulan mencari-cari buku keramat tersebut.
Kenapa disebut keramat? Buku itu sebenarnya lagi ngehits di kalangan anak 10, khusus untuk sekolah Rara. Karena pada saat pelajaran pkn, anak-anak harus mempresentasikan 1 bab di dalam buku tersebut secara berkelompok, dan sesi pertanyaan nya mirip seperti saat anak kuliahan yang sedang sidang skripsi. Gurunya galak, tegas dan disiplin. Ditambah anak-anak yang harus hafal dan juga mengerti dari setiap bab yang ada dibuku itu. Good.
Setelah 5 menit Mulan mengobrak-abrik isi tas nya, lalu ia menatap Rara dengan pandangan kosong.
"Ra, gak kebawa deh kayanya....."
"Mulan...jangan bercanda"
"Serius, Ra. Ih, maafin aku..."
"Yahh, Mul. Yaudah deh. Nanti sehabis pulang sekolah, aku kerumah kamu ya"
"Ra, jadi ngerepotin.. Aku aja yg anter, ya?"
"Ih gapapa, Mul. Sekalian jalan-jalan juga kali"
"Bener nih gapapa? Yaudah deh, aku pulang ya? Ditunggu!", sahut Mulan sambil berpamitan
"Iya, Mul. Hati-hati dijalan",jawab Rara sembari melambaikan tangannya pada Mulan.
Huh, udah nunggu lama-lama, taunya yang dicari gaada.. Batin Rara.
Akhirnya Rara pun bergegas pulang ke rumah.-----
"Mulaaaan!", teriak Rara yang sudah berdiri di depan rumah Mulan sejak 2 menit yang lalu.
Mulan pun keluar membukakan pintu dan langsung menghampiri Rara di depan gerbang."Nih Ra, buku pkn nya. Masuk dulu yuk", tawar Mulan.
"Eh gausah, Mul. Makasih ya. Udah sore nih. Mau ngapalin", jawab Rara.
"Yakin gamau masuk?"
"Engga ih Mul. Beneran. Aku pamit dulu ya", sahut Rara.
"Yaudah deh, hati-hati Ra!"
Lalu Rara berjalan menuju depan komplek rumah Mulan dan menunggu sebuah angkutan umum.
Tiba-tiba, pandangan Rara fokus kepada orang yang di seberangnya. Seorang laki-laki yang memakai motor dan hendak menyebrang. Ketika Rara sedang memerhatikannya, orang itupun melihat ke arah Rara."Eh, itu Bintang apa Putra sih? Mereka berdua kan mirip", sahut Rara berbicara sendiri.
Lalu lelaki tersebut tersenyum kepada Rara, sebelum akhirnya ia menyebrang dan berlalu dari hadapan Rara. Tepatnya, dari seberang Rara.
"Eehhh! Dia senyum loh dia senyum!", Rara sangat antusias dan tidak percaya. Saking tidak percaya, ia memastikan apakah lelaki itu tersenyum kepada Rara atau bukan dengan cara menengok ke belakang.
Tidak ada siapapun.
Tanpa ia sadari, ia tersenyum sendiri di bahu jalan. Sampai seorang kenek angkutan umum meneriaki-nya.
"Neng, bade teu? Tong cecengiran sorangan wae atuh!", celetuk si kenek angkot
(Artinya: "neng, mau ga? Jangan senyum-senyum sendirian gitu dong!")Akhirnya setelah Rara menyadari bahwa si kenek angkot itu berbicara kepada Rara, ia akhirnya masuk ke dalam angkutan umum tersebut.
------
Ketika Rara sedang menghafalkan materi pkn, tiba-tiba ponselnya bergetar.
Drrtt..drrtt..
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Star
Teen Fiction"Dia itu seperti bintang. Tepatnya, bintang jatuh. Dia lewat dihadapan seseorang dengan menebarkan pesona nya yang indah dan membuat banyak orang berharap padanya. Sayangnya, dia hanya lewat lalu pergi meninggalkan kenangan indah dihati para manusia...