Run

49 8 1
                                    

Update yeeyy. Btw dari chapter sebelum-sebelumnya ini favorit gue hahah. Pokonya semoga kalian suka hihiy.

Irine POV
Besok adalah study tour hari pertama maka aku harus mempersiapkan barang-barang yang akan kubawa besok.

Aku harus membawa beberapa snack agar tidak lapar saat perjalanan nanti. Aku meninggalkan barang-barangku yang masih berantakan dan pergi ke minimarket dekat asrama untuk membeli beberapa snack.

Sesampainya aku disana aku membeli beberapa snack favoritku setelah itu aku membayar di kasir. Saat aku ingin keluar dari minimarket, aku bertemu dengan Ryan. Ryan menatapku dengan tatapan bingung.

"Ngapain lo disini?" Tanya Ryan

"Yaelah emang salah gue ada disini? Suka-suka gue lah" ujarku

"Tunggu disini bentar" pintanya

Aku menuruti perkataannya dan menunggu sampai dia selesai berbelanja.

"Ayo!!" ajaknya lalu meraih lenganku dan menuntunku berjalan ke taman.

Sekarang kita duduk berdua di bangku taman ditemani angin malam yang berhembus menerpa wajah kami. Kita hanya duduk diam tanpa berbicara sepatah kata pun.

Author POV
"Kenapa kita kesini, yan?" Tanya Irine polos memecah keheningan

Rasanya Ryan ingin sekali menceritakan kejadian antara Ia dengan Zico. Akan tetapi, Irine adalah pusat dari konflik ini jadi Ia tidak mungkin menceritakannya.

"Gapapa, gue cuma pengen duduk sama lo aja disini" ujar Ryan

Irine tidak membalas perkataan Ryan. Tak lama kemudian ponselnya berdering.

"Bentar ya" kata Irine lalu menggeser tombol hijau di ponselnya dan mendekatkan ponselnya ke telinga.

'Hai sayang, ini bunda' sapa seseorang lembut dari seberang teleponnya

"Hai bun!" Balas Irine girang

'Besok kamu study tour, kan? Jangan lupa bawa barang-barang yang udah bunda titipin beberapa hari lalu ya~ Bunda gak mau kamu kenapa-napa, sayang'

"Iya bun, Irine pasti inget kok!"

'Yaudah kamu istirahat sana. I love you sayang~'

"I love you too bun~"

Irine memutus sambungan telepon dan kembali duduk di samping Ryan.

"Siapa tadi?" Tanya Ryan penasaran

"Nyokap" jawab Irine santai

Tak lama rintik hujan mulai turun membasahi kepala mereka. Ryan yang menyadari hal itu langsung melepas jaketnya dan menutupi kepala mereka berdua. Dengan reflek, Ryan merangkul Irine agar tidak terkena hujan lalu mereka berteduh didepan sebuah gedung.

Sesampainya di depan gedung, Irine menyadari kalau Ia sedang dirangkul oleh Ryan dengan segera Ia menjauhkan diri dari Ryan.

"Eh maap ga maksud kok, sumpah" kata Ryan sedikit panik

"Em rin... btw bentar lagi pemeriksaan asrama" lanjutnya lalu menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"5 menit lagi jam 10!!! Parahh!!!" Ujar Irine histeris lalu langsung menarik tangan Ryan.

Mereka berlari secepat kilat ke arah asrama. Mereka tidak peduli walaupun derasnya hujan membasahi tubuh mereka. Sebenarnya asrama putra dan putri masih satu gedung jadi pintu masuk untuk masuk ke dalam asrama sama.

Sesampainya di depan pintu masuk, Irine mencoba membuka pintu masuk tersebut dan ternyata sudah terkunci. Irine semakin panik karena beberapa menit lagi, pengawas asrama akan sampai di kamarnya.

ExperienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang