Teror

40 6 2
                                    

It's been a loong day aku ga update duh tapi, emang ada yang nungguin ceritaku? Hehe Btw READERSNYA UDA NYAMPE 500 ORANG OMG SO PROUUDD!! Ya walaupun menurut kalian itu sedikit tapi aku udah seneng bgt huehe. Makasi banya yang uda ngikutin sejauh ini. Keep vote and comment my story ya jadi aku semangat buat nulisnyaa, okeyy?

✘✘✘

Irine POV
Aku sudah tidak kuat melakukan perlawanan lagi, dia terlalu kuat. Aku sangat ketakutan sekarang. Aku berharap ada seseorang yang menolongku saat ini. Aku tidak dapat melihat orang yang membungkamku ini karena posisiku membelakanginya.

CLEK!!!

Pintu loteng sekolah pun terbuka, angin sangat kencang menerpa tubuhku. Ia mendorongku keluar dan akhirnya aku bisa melihat sosok berbaju serba hitam dengan topi dan juga masker yang menutupi wajahnya.

"SIAPA LO, HAH?!?" ujarku sedikit panik

"Kamu ga perlu tau siapa aku" ujarnya tenang

"APA MAUMU? GUE GAK PUNYA SALAH SAMA LO!!" bentakku

"Hah? Gapunya salah kamu bilang? Lo rebut Ryan dari gue!!" bentaknya

Aku tertegun mendengar perkataannya. Ryan? Aku tidak pernah merebut dia darinya. Sebenarnya siapa dia?

"Karna gue udah gatahan liat lo terus-terusan sama ryan, lo nginep disini. Gabakal ada seorang pun yang tau kalo lo disini" katanya lalu berlari ke arah pintu, aku berusaha menyusulnya akan tetapi dia terlalu cepat. Dengan cepat Ia menutup pintu dan menguncinya.

Aku berusaha membuka pintunya berkali-kali akan tetapi hasilnya nihil.

"WOY BUKAIN!! GUE GAMAU NGINEP DISINI WOY!! SOMEONE PLEASE HELP ME!!" aku teriak sekencang mungkin berharap akan ada seseorang yang mendengarnya.

Aku terus berusaha akan tetapi tetap saja tidak ada yang membantuku. Aku lelah, aku menangis sekencang-kencangnya, aku tidak tau harus melakukan apa dan hanya bisa menangis.

Aku merogoh tas kecilku dan meraih ponselku. Saat kunyalakan muncul notif 'Baterai lemah sisa 1%' tak lama kemudian layar ponselku mati.

"Shit..." kataku sesegukan

Ryan POV
Aku sangat bersemangat sekolah hari ini, kenapa? Karena Irine sudah kembali ke sekolah. Kemarin, aku ingin sekali menemuinya akan tetapi saat itu sudah malam aku takut mengganggu waktu istirahatnya.

Aku melangkahkan kaki memasuki kelas. Seperti biasa, kelas masih sepi dan hanya ada beberapa orang didalamnya. Sesampainya aku di kursiku aku menolehkan sejenak kepalaku ke tempat duduk Irine. Ujung bibirku mulai tertarik menampilkan sebuah senyuman karena teringat betapa bahagianya dia saat diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Aku beranjak dari tempat dudukku dan pergi menemui teman-temanku di depan kelas. Aku masih terus menunggu sambil menatap pintu kelasku dari luar kelas berharap Ia cepat datang. Tak lama kemudian, Thea berjalan masuk ke dalam kelas dan aku segera berdiri dari tempat dudukku.

Ada seorang cewe memasuki kelas. Ia berambut panjang dengan poni sedikit menutupi wajahnya, jadi aku tidak bisa melihat wajahnya secara jelas. Aku tersenyum sangat-sangat lebar saat melihatnya karena aku sangat yakin itu pasti Irine. Aku segera berlari menyusulnya dan berhenti tepat dibelakangnya lalu menahan pundaknya. Ia menghentikan langkahnya dan segera berbalik ke arahku.

ZONK!!!

Rasanya aku ingin berteleportasi ke suatu tempat atau menghilang seperti jin di tipi-tipi saat itu juga. Aku malu sekali karena ternyata dia bukan Irine melainkan Nadira. Mereka memang sangat mirip jika dilihat dari samping.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ExperienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang