Bad day

109 13 6
                                    

HAAAIIIII~~~~
Oke jadi karena aku penulis baru disini. Harap di maklumi ya kalau ceritanya masih absurd /? Aku masih butuh banyak inspirasi untuk nulis chapter-chapter selanjutnya. Btw selamat membaca!!!!

Asrama - 08.00 WIB

Irine POV
Aku sibuk mempersiapkan diri untuk ulangan harian esok hari. Aku membolak-balikan buku cetak IPS-ku dan berusaha menghafal semampuku.

"Kenapa sih materinya sebanyak ini?" keluhku.

"Mana titik koma harus sama lagi, huh" sahut Thea.

Thea adalah teman sekamarku. Sudah hampir 3 tahun aku sekamar dengannya. Tapi entah mengapa aku tidak pernah bosan dengannya. Dia sudah seperti saudara perempuanku sendiri.

Ponselku berbunyi, ada Line masuk. Aku berusaha mengabaikannya tapi, itu terus berbunyi dan mengganggu konsentrasi belajarku.

"Apaan sih itu Rin? Ribut amat. Silent coba" omel Thea

"Iya iya elah" kuraih ponselku dan mengubahnya menjadi silent mode.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Beberapa menit kemudian, aku menyerah dengan semua tulisan ini. Kututup bukuku lalu kuraih ponselku.
Aku mendapat info bahwa besok akan ada anak baru di kelasku. Aku tidak terlalu antusias mendengarnya karena ada anak baru atau tidak pun hidupku sama saja tidak ada yang berubah.

Rasa kantuk pun mulai menyerangku, kurapikan buku-bukuku dan bergegas pergi untuk tidur.

"Woy, lu uda selesai belajarnya?" Tanya Thea.

"Udah.. gue tidur duluan yak! Bye!" Jawabku malas

"Dasar! Awas lu gabisa jawab besok, gabakal gue bantuin" ledeknya

"Idihh siapa juga yang minta bantuan lo? Gue bisa jawab sendiri elah" sahutku tak mau kalah

"Oiya besok ada anak baru, The" lanjutku

"Siapa? Siapa? Cewe atau cowo? Cowo aja pliss. Kan lumayan bisa cuci mata Rin hihi" sambil tertawa kecil

"Dasar jones" ledekku

Maklum, Thea sudah lama menjomblo. Bahkan dia belum bisa move on dari mantan gebetannya.

"Ah ngaca lu Rin!" Jawabnya kesal

Aku berusaha mengabaikannya dan terlelap tidur.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sekolah - 06.50 WIB

Aku jalan beriringan dengan Thea. Sedari tadi dia membayangkan bagaimana rupa anak baru itu nanti. Aku tak memperdulikannya dan sibuk mengutak-atik ponselku.

BRUK!!!
.
.
.
"Woy!! jalan pake mata dong!" teriakku geram

Aku mengadahkan kepalaku dan melihat wajah orang yang menabrakku tadi. Wajahnya asing, aku tidak pernah melihatnya di sekolah ini. Tapi aku tidak peduli dengan hal itu.

Dengan segera aku berdiri dan menatap tajam lelaki itu. Dia hanya menatapku datar dan pergi melewatiku begitu saja tanpa meminta maaf. Aku berusaha menahan emosiku yang sudah meledak-ledak.

"Awas aja kalo sampe ketemu gue lagi. Gue tumbuk lo!" batinku

"Eh Rin, lu gapapa?" Tanya Thea khawatir

"Gue gapapa kok The" jawabku setenang mungkin

Tiba-tiba Zico datang menghampiriku dengan wajah khawatir.

"Eh Rin, lu gapapa kan?" Tanyanya dengan nada khawatir

"Iya gue gapapa, sana minggir gue mau ke kelas" jawabku malas

"Hati-hati Rin!" Sambil melambaikan tangannya

Aku hanya berjalan tanpa memperdulikannya.

Sudah sejak kelas 8, Zico mulai menyukaiku itu semua hanya karena kesalahpahaman.

Flashback on
Aku sedang jalan menuju ke asrama. Tiba-tiba aku mendengar sesuatu. Aku mencari sumber suara tersebut. Aku sangat terkejut melihat Zico sedang di bully oleh seniorku. Aku tidak bisa tinggal diam melihat hal itu.

"Kak sudah kak! Kakak galiat dia udah gaada tenaga gitu?"

"Lo siapa? Pacarnya Zico, hah? Boleh juga si tengik ini, punya pacar secantik ini"

"Sudah sana pergi!" Bentakku

"Awas lu macem-macem lagi sama gue Zic. Gak segan-segan gue habisin lo" ancam seniorku.

Para senior pun pergi meninggalkan Zico yang terduduk lemah di depanku.

"Zic, lu masih kuat kan? Ayo gue anter ke UKS"

Aku berusaha membawa Zico ke UKS. Jujur, aku cukup kesulitan karena badan Zico lebih besar dariku. Tanpa kusadari, sedari tadi Zico memperhatikanku tapi aku tidak peduli.

"Hmm, eh Rin. Thanks ya" kata Zico sambil tersenyum.

"Halah gapapa Zic, santai aja. Yaudah gue ke asrama dulu ya. Bye~"

Flashback off

Aku dan Thea memasuki kelas. Entah mengapa hari ini kelas sangat berbeda. Tidak biasanya mereka seheboh ini.

"Eh, eh gue denger anak barunya cowo ya?" Kata salah satu teman sekelasku.

"Iya, iya bener tuh. Mudahan aja dia masih jomblo ya. Jadi bisa gue gebet tuh!" kata Tiffany, cewe ter-jones di kelas.

"Dasar jones. Kapan lu taken ya tif?" Kataku cekikikan.

"Woy ngaca lu Rin" sahutnya kesal

"Ya gue emang jomblo tapi ga ngenes kaya lu" ujarku sambil menjulurkan lidahku

Aku segera lari dan duduk di kursiku lalu memasang earphone di telingaku karena aku tidak mau mendengar ocehan Tiffany lebih lanjut lagi.

Tak lama kemudian, wali kelasku memasuki kelas dengan seorang lelaki yang wajahnya tak asing bagiku.

Aku segera melepas earphoneku dan mengingat wajah lelaki tersebut.

"Eh Rin, itu bukannya yang tadi pagi nabrak lu ya?" Bisik Thea.

Antena di kepalaku seperti mendapat sinyal 4G yang lancar jaya.

"oh jadi lu anak baru disini? Hahah liat aja nanti gue timpuk lo" batinku dan aku pun tersenyum licik ke arahnya.

"Selamat pagi anak-anak. Mungkin sebagian dari kalian sudah mendengar kabar bahwa hari ini akan ada anak baru di kelas ini. Nah Ryan, silahkan memperkenalkan diri"

"Hai nama aku Ryan, aku pindahan dari Malaysia. Thanks" ujarnya.

"Oh, jadi nama lo Ryan. Lo belum kenal gue siapa. Liat aja nanti" batinku

"Ya Ryan, kamu bisa duduk di sebelah Irine. Baik anak-anak sekian dari bapak. Bapak berharap semoga kalian bisa menerima Ryan dengan baik. Sekian."

"What the... kenapa harus gue? Kenapa gue sial banget hari ini? Salah apa gue Ya Tuhan?" Omelku dalam hati

Semua pasang mata tertuju padanya khusunya para jones di sekitarku. Beberapa dari mereka memujinya dan bahkan iri denganku karena aku duduk bersebelahan dengannya. Cih! apa bagusnya dia? Menurutku dia cowo menyebalkan yang merusak mood-ku hari ini.

Thanks Ryan!
Hari ini adalah hari pertama kamu masuk sekolah dan kamu buat hari ini adalah hari terburuk yang pernah ada untukku.

Nah gimana? Oiya btw aku minta maaf ya bahasanya masi campur aduk antara aku kamu dan gue lu. Soalnya jujur aku bukan anak Jakarta, jadi ga terbiasa pake gue lu (lah malah curhat) and aku butuh banget saran dari kalian tentang cerita ini. So, don't forget to vote and comment this chapter yaa.
Thanksss:))))

-Rzka♡

ExperienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang