Go

175 9 1
                                    

"Ne, senpai. Pernahkah kau jatuh cinta?"

Ryu-senpai tersentak. Muncul gurat merah dipipi nya, namun ia mengalihkan pandangannya dari misa.

"Kau tau apa soal cinta, anak kecil?" ryu-senpai menjitak kepala misa.

"Umurku 17 tahun, dan aku bukan anak kecil lagi." misa mendelik sebal dan mengerucutkan bibirnya.

"Hahaha, gomen ne." ryu mengusap lembut puncak kepala misao.

Diam diam misao menikmati perlakuan ryu-senpai tersebut.

"Apa yang akan aku lakukan saat kau lulus nanti." Misa terlihat murung.

Ryu-senpai terdiam.

Ryu-senpai beranjak dari tempat duduknya lalu memeluk misa.

Misa terkejut.

"Aku akan sering mengunjungimu. Lagipula, apa kau lupa? Kita tinggal bersebelahan. Aku bisa datang ke rumahmu kapanpun aku mau. Dan kau pun bisa datang ke rumahku kapanpun kau mau."

'Setahun sudah aku berteman dengan ryu-senpai. Pada awalnya ia memang cukup menyebalkan. Selalu menggangguku, bahkan teman teman sekelasku menjauhiku karena aku dekat dengan idola mereka. Namun harus kuakui bahwa aku nyaman berada di dekat senpai. Ia sudah seperti seorang kakak bagiku. Kuharap apapun yang terjadi nantinya, hubunganku dengan senpai tidak pernah berubah.' Bisik misa dalam hati.

'Setahun sudah kami bersama, setahun sudah juga aku memendam perasaanku terhadap misa-chan. Alasan yang membuatku jatuh cinta dengannya adalah dia beda dari gadis lain, ia cantik, senyumnya menawan, dan ia begitu sederhana, ia tetap menjadi dirinya sendiri kala didekatku, kalau gadis lain yang berada didekatku pasti mencoba untuk mencari perhatianku, padahal aku tidak tertarik. Kalau ia peka, seharusnya ia sudah menyadari perasaanku. Kuakui dulu aku sangat mengganggu, entahlah, aku senang melihatnya marah. Semakin ingin aku bersamanya. Kuharap aku bisa bersama sama misa-chan dalam suatu hubungan yang serius. Aku ingin memilikinya. Aku ingin mendekapnya agar semua orang tahu bahwa wanita inilah yang telah mencuri hatiku.' Bisik ryu-senpai dalam hatinya.

~~~

Malam ini ada festival tahunan di kuil nakano. Seperti biasa, ryu pasti mengajak misa untuk datang ke festival. Sebenarnya orang tua ryu yang menyuruh ryu untuk mengajak misa ke festival, tetapi tak usah disuruh pun ryu pasti mengajak misa. Orang tua misa pun selalu menyuruh misa pergi bersama ryu ke festival tahunan. Mau tak mau misa harus mengikuti orang tua nya.

'Aku akan menjemputmu jam 5'

Tut tut tut

Ryu senpai memutuskan panggilannya.

Misa melirik jam dinding yang menempel di dinding kamarnya.

"Sudah jam 3, sepertinya aku harus segera siap siap."

Misa pun bergegas mandi.

Setelah mandi ia membuka lemarinya untuk mencari yukata yang biasa ia kenakan. Namun ternyata tidak ada didalam lemarinya.

"Okaa-san. Lihat yukata milikku tidak?" Teriak misa.

"Aku tidak lihat, sayang. Pake punyaku saja. Nanti aku antarkan ke kamarmu." teriak okaasan.

"Hai."

~~~

"K-kau terlihat cocok memakai yukata itu." Ujar ryu-senpai sembari memalingkan wajahnya.

"E-too, arigatou." Jujur saja misa merasa canggung.

Seketika suasana pun terasa awkward.

"Ba-baiklah, ayo kita berangkat." Ajak ryu-senpai yang masih memalingkan wajahnya.

"Ya, ayo."

Waaa maaf banget chapternya kependekan. Bingung aku harus lanjutin kaya gimana. See you in the next chapter.

JuvenileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang