Keping Satu -- Bagian Satu

1.6K 54 0
                                    

Nadia terbungkuk-bungkuk di depan wastafel mengeluarkan isi perutnya yang bahkan sesiangan ini belum terisi lagi. Meninggalkan jejak asam lambung pahit mencekat di pangkal kerongkongan, dan memancing untuk terus menguras cairan di dalamnya hingga tak bersisa.

Nadia merosot ke lantai, tubuhnya terasa lemas hingga ia harus menyandarkan punggung pada konter dapur agar duduknya tetap tegak. Ia menyeka bibir dengan punggung tangan, meninggalkan jejak merah marun di sekitar pipi bekas lipstiknya yang luntur. Belum pernah ia mengalami keluhan lambung disertai mual muntah hingga seperti ini. Lagipula, sejak beberapa hari lalu ia memang mengalami penurunan napsu makan drastis dan hanya menerima beberapa jenis makanan dengan jumlah tak banyak.

Hari ini sudah hari kedua Nadia memutuskan untuk bolos kuliah. Bagi seseorang yang amat peduli dengan pendidikan, hal ini mestinya tak bisa ia toleransi. Tapi Nadia benar-benar tak kuasa bahkan untuk menggerakkan tubuhnya dari ranjang ke kamar mandi. Tidak biasanya siklus bulanan Nadia datang semenyiksa ini. Maksudnya, tubuhnya memang mudah lelah dan kram di beberapa tempat, juga moodnya berubah-ubah dan kehilangan selera makan. Namun, yang seperti ini terasa asing bagi Nadia.

(Re)Marry You - By Anthea GillianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang