6⚫Pistol Mainan Aldo

2.6K 261 7
                                    

Change my mind - One Direction

⚫⚫⚫

Keegoisan itu tidak pernah menang.

〰〰〰

"Fay? Liat deh ada siapa," ucap Mama seraya menggandeng masuk anak lelaki usia 5 tahunan.

"Mbak Fayaa!! Aldo kangen!!" teriaknya girang. Ia langsung memelukku yang masih bau apek akibat tidur siang.

"Aldo! kapan kesini?" ucapku.

"Tadi siang, mbak Faya tidur nya sampe malem sih!"

Ia ponakanku, Rivaldo Andreas namanya. Dia anak dari kakak ku yang tinggal di Amerika. Dia jarang sekali mengunjungiku di Indonesia, makanya aku senang
sekali dia datang.

"Mbak Faya mandi gih, udah jam setengah 8!" ucapnya.

"Hah?! Jam setengah 8?" aku langsung bergegas menuju kamar mandi, sebentar lagi kan waktunya--ah nanti aja deh mikirinya!

Sekitar 15 menit aku menyelesaikan mandiku, Aldo sudah tidak ada di kamar ini, mungkin dia ada di bawah, langsung sajalah aku menyisir rambut, dan jangan lupa membawa novel dan bergegas duduk di balkon.

"Meoww!!" Raya bergeliat di kakiku tiba tiba, Ah iya aku lupa kasih makan dia!

"Bentar ya Ray, aku ambil makanan kamu dulu," ucapku sembari mengeluarkan makanan kucing di atas lemari buku. "Nih, kamu jangan rewel lagi ya,"

Langsung saja aku duduk di balkon. Berusaha santai padahal hatiku berdetak tak karuan.

Disana sudah ada Raffly, Raffly Atha Muhammad yang masih sama. Masih pada sikap dinginnya dan ponsel canggih yang tak pernah terlepas sejak hari pertama dia duduk di balkon itu.

Kupandangi ia lamat lamat, Dan eh-- Mata coklatnya menatapku juga.

Aku merutuki diriku sendiri karna ketahuaan memperhatikannya. Sedari dulu, setiap aku memandanginya dari Jendela kelas, maupun Bangku perpustakaan ia selalu menangkap arah mataku, malu rasanya. Seperti sinyal cinta yang aku antarkan, sampai kepadanya.

Eh ngayal aja lu Fay,

"Mbak Faya, Mbak Faya!!" teriak Aldo dari depan pintu kamarku. Aku mendengus kesal dan melangkahkan kakiku kedalam dengan malas.

Ganggu aja sih ah,

"Kenapa, Al?" ucapku malas

"Mbak, Aldo punya mainan baru dong!" soraknya. Dari dulu dia selalu bersemangat saat berbicara, ah jadi gemes.

"Mbak Faya mau liat boleh?"

"Boleh! Ctuhh ctuuuhh!! Dorr dorrr!!" katanya sambil mengarahkan pistol mainan itu kearahku.

Sontak aku kaget dan berteriak, "ARGHHHHHH!!"

Mataku ku tutup rapat, badanku gemetar hebat, napasku juga tertatih-tatih, teringat kejadian memilukan 1 tahun lalu.

_______

"ARGHHHH!" teriakkan itu membangunkanku dari lamunan, jerit yang memilukan itu aku dengar dari rumah sebelah.

"Ada apa sama Faya?" gumamku.

Langsung saja ku cari kontak Ben, kutanya dia apa yang harus ku lakukan.

Raffly : Ben, Faya menjerit ketakutan, gue gak tau harus ngapain, kata lo gua harus apa?

Tak menunggu waktu lama, ponsel ku berdenting, menampilkan jawaban dari Ben.

Ben : Samperin lah, pake nanya.

Raffly : Tapi gue malu.

Lagi lagi alasan yang sama! Sampai kapan aku bisa menghilangkan keegoisanku itu...

Ben : Malu gak akan menyelesaikan semuanya, Raf. Kalo lo emang cinta, ya samperin. Kalo engga, ya lo ngerti lah apa yang gue maksud.

➖➖➖➖

To be continue!!

Authornote:

Wah udah masuk hari kedua puasa aja, dan Raffly masih mengedepankan ego nya juga. Gamau banyak omong ah, intinya lativa mau mohon maaf lahir dan batin ya🙏

AgoraphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang