Being a public relation officer is cool.
Memang.
Aku merasakannya sendiri. Bayangkan, jam 5 pagi kamu sudah ditelpon bos kamu untuk meeting dadakan jam 7 pagi dengan salah satu perusahaan produsen pangan tersebesar di Indonesia. Lalu, tiga puluh menit kemudian kamu sudah harus kece dengan pakaian kantor, berita terkini, dan duduk manis di mobil perusahaan yang akan mengantar kamu ke tempat meeting.
Well, ditambah ocehan bosmu yang nggak akan pernah berhenti.
Arawinda Kani @arawindakani . now
Omelan pagi ini masih tentang lemak babi. Pagi gw kebayang lemak perut Madam British, bukan lemak babi.
"Arawinda! Are you listen to me?"
"Yes, Madam!" setelah memposting kicauan tersebut, aku kembali melihat timeline twitter yang masih ramai dengan lemak babinya. "Ini saya sedang mantau berita, Madam." Aku dengan cepat membuka salah satu portal berita dan menunjukkannya pada bosku ini.
"Good." Sahutnya singkat sembari membenahi kacamata bundarnya yang melorot. Kalau lihat bosku ini, aku jadi inget guru Transfigurasinya Harry Potter--Minerva McGonagall--karakter keduanya mirip, beda perawakan aja. Yang Miss McGonagall itu kurus, bosku ini gendut. Ya itu, lemak perutnya kemana-mana. Ya, maklum udah tua juga. Dan aku jadi ngebayangin gimana aku 30 tahun lagi, well, aku nggak mau kayak Madam British ini--which is bosku tersayang. Umur 50 aku masih harus kelihatan seger tanpa perlu botox dan sedot lemak. Kudu rajin pilates , yoga, dan belly dance.
"Coba, gimana your strategy untuk masalah ini?" bosku ini kalau ngomong suka banget dicampur-campur, terus medhok British.
"Saya baca artikel di portal berita online, bukan pemerintah saja yang meminta produk susu ini ditarik ke pasaran, tapi ulama juga ikutan, Madam. Kalau menurut saya, bagaimana kalau mengundang badan pemerintahan, ulama dan pers untuk melihat proses pembuatan susu tersebut. Jadi, biar clear. Pakai metode ini, 2 bulan kita sudah bisa kembali membangun kepercayaan publik."
"Good idea," si bos mengangguk-anggukkan kepala. "Nanti kamu jelaskan, ya."
***
Arawinda Kani @arawindakani . 1h
@falanabila meet up lunch, di tempat biasa. plis, jgn bahas lemak babi. gw bisa gumoh
Seperti biasa, di tanggal-tanggal mendekati tua seperti sekarang, aku dan Fala--sahabatku sejak zaman kuliah dan kebetulan dia bekerja satu tower denganku--akan makan siang di foodcourt yang letaknya di lantai 20. Yang membedakan adalah, perusahaan PR tempat aku bekerja berada di lantai 10 sementara perusahaan telekomunikasi tempat Fala bekerja di lantai 17.
Kenapa bisa beda konsentrasi pekerjaan sementara aku bilang dia sahabat sejak zaman kuliah? Well, dulu kami satu kost-an, sama-sama berangkat ospek bareng, dan ngerjain bahan ospek bareng (walaupun beda tugas), juga temen makan Pop Mie malem-malem sambil nonton Indonesian Idol. Juga berburu bakpau di sekitaran kampus di jam 9 malam. Apa pun, tentang makanan kami cocok! Termasuk bahan obrolan mengenai cowok dan... ya, diatas jam 12 malam kalau kami masih terjaga, biasanya iseng nonton acara rate dewasa, kayak Harta, Tahta, Wanita sambil bahas yang kayak 'gitu-gitu'. Yeah, kind of dirty talk, lah ya.
Saat memasuki foodcourt aku melihat Fala sudah duduk di salah satu meja dengan dua porsi makanan. "Ya ampun, baik bener udah dipesenin." Mataku yang tadinya sayu langsung berbinar melihat semangkuk soto betawi yang masih mengepul dan segelas es jeruk. "Juara deh, lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TINDEROLOGY
ChickLit(SUDAH TERBIT, BISA DI BELI DI SELURUH TOKO BUKU DI INDONESIA) Tinder, satu dari sekian banyak dating aplikasi yang mempertemukan banyak orang. Dan, Arawinda Kani (Awi), seorang Public Relation Officer yang bisa dibilang sophisticated, punya beber...