Bab 2

120 3 0
                                    

Pagi menjelang, hari ini tampak lebih cerah dari hari-hari kemarin yang terlihat berkabut.

Tak seperti biasanya Pak Agus selaku sopir pribadi keluarga Nadine terlihat masih mencuci mobil, biasanyapun saat jam-jam sudah menunjuk 06.30 dia sudah rapi di dalam mobil untuk mengantar sang nona muda pergi kesekolahnya.

Didalam rumah yang bisa dibilang besar itu terlihat keluarga Nadine yang tengah sarapan yang ditemani beberapa candaan yang dilontarkan Papa Nadine.

Setelah selesai sarapan, Nadine terlihat buru-buru mengambil tasnya dan siap berangkat.
"Mama, Aku berangkat" pamit Nadine kepada mamanya setelah tadi sempat berpamitan dengan papanya.

"Iya, hati-hati" jawab mamanya dengan sedikit berteriak karena Nadine yang sudah berlarian kearah depan. "Dan jangan buat susah Ray" sambung lirih mama Nadine setelah melihat kelakuan anaknya yang berlarian kearah depan rumah.

Setelah sampai dihalaman rumah tak lupa sapaan riang dari Nadine untuk sopir kesayangannya yang selalu on time dalam hal antar jemput. "Selamat pagi pak Agus"

"Pagi Non" jawab pak Agus sambil menoleh kearah nona mudanya dan melanjutkan acara mencuci mobil tuannya tersebut.

"Loh, kenapa pak Agus masih nyuci mobil, ini sudah jam 6 lebih 35menit malah, nanti kalau aku telat gimana coba" ujar Nadine setelah tau sopirnya tersebut masih mencuci mobil.

"Loh non, kata nyonya sampean hari ini diantar den Ray, dan tuh dia sudah didepan gerbang ndak mau masuk dari tadi" ujar pak Agus dengan logat jawanya sambil menunjuk mobil Ray yang terlihat di luar gerbang

Memang setelah kejadian pertunangan semalam, Ray ingin lebih dekat dengan Nadine dan hari ini berhubung tidak ada jadwal kuliah akhirnya Ray datang kerumah Nadine sejak pagi tadi dan berniat mengantar kesekolahnya.

Berhubung dia dari jam 6 sudah datang kerumah dan daripada menanti didalam rumah, alhasil Ray lebih ingin menanti tunangannya tersebut didepan gerbang, yah itung-itung surprise untuk Nadine.

Semoga saja Nadine bisa lebih dekat dengan tunangannya tersebut, sehingga perjuangan Ray tidak sia-sia yang sejak jam 6 telah sampai di rumah Nadine tapi entah itu karena kesenangan atau karena Ray yang terlalu bersemangat mengantar tuan putrinya tersebut.

.

Helaan nafas kasar terdengar dari bibir Nadine yang telah sampai di samping mobil Ray, tapi Ray sama sekali tak menoleh.

Ketukan beberapa kali di pintu kaca mobil juga tak digubris. Jika di lihat lagi dua benda bulat menutupi kedua telinganya dan matanyapun terpejam.

"Oh sial!" Geram Nadine "Hei Ray cepat bangun! Dan buka pintunya" bentak Nadine dengan tetap menggedor kaca pintu mobil.
"Niat nganter nggak sih ini orang" gumam Nadine.

Setelah beberapa gedoran, sekaligus teriakan super yang Nadine berikan akhirnya Ray bangun sekaligus mencopot Headsead yang tadi bertengger manis di telinganya.

"Maaf Nad aku ketiduran" ujar Ray sambil buru-buru keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Nadine "Nah, silahkan masuk"

"Kalau memang nggak niat nganter nggak usah kesini, mana tiduran di mobil lagi, pintu juga di kunci" omel Nadine setelah masuk dalam mobil Ray.

"Ya maaf namanya juga ngantuk, jangan marah gitu dong"

"Mending aku tadi naik taksi mana udah hampir telat lagi" ujar Nadine.

"Tenang saja, aku bisa mengatasi" Ray sambil tersenyum bangga dan mulai melajukan mobilnya.

Berangkat dari rumah yang biasanya dari jam 6 lebih 30menitan untuk sekarang Nadine harus ekstra bersabar serta selalu mengucap do'a dalam hati agar guru pertama hari ini terkena macet atau masih ada banyak urusan asal jangan sampai masuk kelas tepat waktu karena berangkat dari rumah saja jam sudah menunjuk angka 6 lebih 45menit sedangkan bel masuk tepat jam 7. Kan nggak enak juga kalo nanti jadi bahan omongan anak pindahan belum satu bulan pindah aja udah telat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 28, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Taste of RelationshipWhere stories live. Discover now