AMI - Chapter 1

425 17 3
                                    

DOK DOK DOK DOK

Terdengar suara pintu digedor dengan kerasnya.

"PRILL!!"
Teriak pemilik suara itu.

Di dalam rumah, wanita berhijab bernama Prilly itu sedang tertidur di kursi ruang tamu. Ia tidur beralaskan dua buah kursi plastik yang diatur berjejer agar memuat tubuhnya yang terbilang mungil. Tak ada sofa di ruang tamu yang tak sampai semeter itu, karena keuangan keluarga kecil itu sangat terbatas.

"PRILL!! Cepet buka pintunya! Aahh.. Lama banget sih!"
Teriakan itu semakin keras dan terdengar tak sabar.

Mendengar suara teriakan yang ia kenali, dengan cepat ia bangun dan membukakan pintu untuk sang suami, Ali. Diliriknya jam dinding di atas daun pintu, sudah pukul setengah satu.

"Astagfirullah, Yah, jangan teriak-teriak. Sudah malam, malu sama tetangga."

Dibawakannya tas kerja suaminya, kemudian diletakkan di kursi karena hendak menuntun suaminya yang terlihat sempoyongan.

"Kamu mabuk lagi ya?"

Melihat penampilan suaminya yang berantakan dan seperti akan roboh, ia sudah bisa menebak bahwa suaminya itu mabuk-mabukan di klub malam seperti biasa. Kemeja kantornya nampak lusuh dan beberapa kancing bagian atas terbuka. Sedangkan dasinya tersampir serampangan. Rambutnya yang sedikit ikal sudah tak berbentuk. Setelah mengunci pintu, dengan sabar ia menuntun suaminya ke kamar tidur mereka.

"Ehh.. Emangnya kenapa kalo aku mabok? HA?! Mau ceramahin aku lagi? Nggak usah ya," ujar Ali sambil menuding istrinya. "Terserah aku dong mau mabuk-mabukan kek, mau apa kek, bukan urusanmu tau," lanjutnya.

"Astagfirullah. Aku ini kan istri kamu, Yah. Yang kamu lakukan ini dosa. Sebagai istri aku berhak ngingetin kamu. Istigfar, Yah."

PLAAKK

Ali menampar pipi Prilly dengan keras.

"Eh! Nggak usah kamu ngatur-ngatur aku ya! Aku ini suami kamu! Kepala keluarga! Harusnya kamu tunduk dong sama aku!"

Air mata mulai keluar membasahi pipi Prilly, sambil memegangi pipinya yang sakit. Ia sedih melihat suaminya seperti ini. Mau diingatkan dengan cara bagaimana lagi supaya suaminya sadar?

***

Sudah pukul 1.
Prilly memandangi suaminya yang sudah terlelap tanpa mengganti bajunya dulu. Tadinya ia ingin menggantikan bajunya, namun suaminya itu malah mendorongnya. Lalu ia bersiap-siap sholat tahajud. Tiap malam tak pernah absen ia sholat tahajud. Sebab ia meyakini, apabila sholat tahajud di sepertiga malam, insyaallah doanya akan diijabah oleh Allah.

"Ya Allah, ampuni dosa suami hamba yang khilaf. Tabahkan hamba menghadapi suami hamba, Ya Allah. Dan buka mata hati suami hamba supaya bertobat dan kembali ke jalanMu. Dan lindungi anak kami, Maliq, agar dia tumbuh menjadi anak yang sholeh dan berbakti pada orang tua." Doa Prilly bersamaan dengan air mata yang tak terbendung.

"Ndaaa!! Ndaa!!" Terdengar jeritan dan tangisan anak mereka, Maliq, dari kamar sebelah. Cepat-cepat Prilly melepas mukenanya dan berlari menghampiri anaknya di kamarnya.

"Kenapa sayang?"

"Ndaaa.. Maiq dibawa oyang ja'at," jawab Maliq tersedu-sedu dengan bahasa bayinya. Ia belum lancar berbicara karna usianya masih 2 tahun.

Prilly tersenyum. Rupanya Maliq terbangun karena mimpi buruk. "Enggak kok, Sayang. Orang jahatnya udah Bunda usir. Kamu bobok lagi ya."

"Au bobok cama Nda," rengek Maliq.

"Ya udah.. Baca doa dulu yuk biar nggak mimpi buruk lagi." Prilly membaca doa bersama Maliq dan menidurkan Maliq. Ia pun tidur di samping Maliq.

***

Ajarku Menjadi Imammu (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang