Prilly sedang menyapu ruang tamu ketika terdengar bunyi benda jatuh dari arah kamar Maliq. Cepat-cepat ia berlari ke sana, khawatir terjadi sesuatu dengan Maliq.
"Nda...Itu jatuh. Maiq atut, Nda," rengek Maliq yang hampir menangis sambil menunjuk ke arah sumber suara.
"Jangan takut ya, Nak. Udah ada bunda di sini."
Prilly lega. Setidaknya anaknya tidak apa-apa. Tapi ia memandangi pecahan tembok yang rusak termakan usia di sebelah tempat tidur Maliq. Ia tak tahu harus berbuat apa sekarang. Rumah ini semakin reyot. Banyak kerusakan di sana sini. Memang 3 tahun yang lalu, ketika mereka membeli rumah ini, pemiliknya sudah lama tak menempati sehingga kurang terawat. Sudah berkali-kali ia membicarakan ini pada suaminya tapi tak pernah digubris. Ali hanya mementingkan kesenangannya sendiri.
"Happy birthday, Prilly."
Prilly terkejut. Tiba-tiba Bani sahabatnya ini sudah masuk ke rumah. Bani memberikan sebuah hadiah yang terbungkus kertas kado bergambar Doraemon kesukaan Prilly.
"Makasih ya, Ban. Tapi lo kok bisa ke sini? Nggak kerja?" Prilly menatapnya bingung.
"Gue kebetulan ijin nggak masuk kantor hari ini. Maunya sih ngurusin SIM tapi karna kantornya tutup gue kepikiran ke sini. Kan gue udah janji mau benerin rumah lo kalo ada waktu," jelas Bani, sembari menggoda Maliq yang berdiri di samping Prilly.
"Oh gitu. Ya udah lo mulai aja sekarang, Ban." Prilly tersenyum pada Bani.
"Om Bani, main cama Maiq yok," ajak Maliq kegirangan. Ia memang sudah akrab dengan Bani karna Bani sering bermain dengannya.
"Nggak bisa, Sayang. Om Bani mau kerja benerin temboknya tuh," jelas Prilly.
"Abis gini kita main deh, Maliq. Om mau benerin rumah kamu dulu ya. Om punya mainan baru loh." Bani mengelus-elus kepala Maliq sayang.
"Aciikk!! Cepetan ya Om keljanya. Bial cepet main cama Maiq," seru Maliq girang.
"Iya. Tapi kamunya jangan ganggu Om ya biar cepet selesai." Bani mengacak-acak rambut Maliq gemas.
***
Ali terkejut dengan pemandangan yang dilihatnya. Dilihatnya mobil si brengsek Bani terparkir di depan rumahnya. Niatnya untuk memberi kejutan pada istrinya yang berulang tahun terlupakan oleh emosinya yang meletup-letup. Dasar cowok brengsek!
Ali masuk ke rumah dan mendapati Bani sedang mengecat tembok rumahnya. Pakaiannya terlihat kotor dan lusuh.
"Eh!! Lo mau ngapain lagi di rumah gue, ha?! Seenaknya aja lo masuk rumah orang." Bentak Ali tak sabar.
Tangannya sudah terkepal bersiap menghajar pria di hadapannya jika ia berani macam-macam.
Prilly yang sedang menemani Maliq bermain di ruang tengah cepat-cepat berlari ke kamar Maliq untuk mencegah sang suami.
"Yah, tenang dulu. Dia itu benerin rumah kita. Udah hampir selesai kok."
"Kan bisa pake tukang. Kenapa harus dia, ha?!" Ali memelototi istrinya.
"Uang kita nggak cukup buat bayar tukang, Yah." Prilly dengan sabar menjelaskan.
"Aku nggak habis pikir. Kenapa kamu masih aja berhubungan sama cowok brengsek ini?" Ali menuding Bani yang sedari tadi bersikap tenang, tak mau memperburuk emosi Ali.
"Niat dia baik kok, Yah. Kenapa kamu cemburu? Kamu itu cemburu buta, Yah."
Ali hendak menampar pipi Prilly, namun seketika tangannya tak bisa diangkat dan seperti mati rasa. Tentu saja Prilly dan Bani keheranan melihat Ali.
"Yah, kamu kenapa Yah?" Prilly mengikuti langkah Ali menuju kamar mereka. Perasaannya tak enak melihat sikap Ali tiba-tiba berubah.
Ali diam seribu bahasa sambil melangkah ke kamarnya. Tak digubrisnya pertanyaan istrinya. Dalam pikirannya ia bertanya-tanya. Ini kedua kalinya ia mengalami kejadian serupa. Sebelumnya sebelah kakinya yang tiba-tiba tak bisa digerakkan, dan sekarang sebelah tangannya. Ada apa dengan tubuhku ini?
Malang, 13 Mei 2020
Hai semuanya. Maaf ya baru sempet di next. Mau tau apa yg terjadi sama Ali? Ikuti terus ya chapter-chapter selanjutnya 😉👍
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajarku Menjadi Imammu (Remake)
FanfictionPernikahan Aliando Gozali - Prilly Sri Rahayu mengalami goncangan. Sifat Ali yang berubah membuat suasana rumah tangga mereka menjadi kacau. Namun kesabaran Prilly seolah tak kunjung habis menghadapi sang suami. Apa yang menyebabkan Ali begitu berub...