02

15 1 1
                                    

Ini adalah musim salju, musim kesukaan anak perempuan itu. Musim di mana dia selalu berlarian ke sana kemari untuk bermain dengan tumpukkan salju putih yang dingin, dan akan berakhir di kamarnya karena terserang flu dan demam tapi itu tidak membuatnya menyerah untuk menyentuh untuk bermain. Dia selalu tersenyum dengan ceria saat bercerita mengenai alasan kenapa dia menyukai salju.

"Aku menyukai salju? Itu karena aku bertemu kalian, bukankah kita bertemu saat musim salju. Lagipula saat musim salju bunga kesukaanku bisa mekar dengan indah, bunga harapan snowdrop".

Tapi aku tahu senyumanmu itu bukan untukku, kau memang berkata bertemu kalian tapi aku tahu bahwa ucapan itu hanya tertuju untuk satu orang, Jong Hwa anak laki-laki yang baik dan ceria. Aku tau pandanganmu hanya tertuju padanya, kau lebih mengutamakan Jong Hwa dari pada dirimu sendiri. Dan kau tau bagaimana dengan diriku? Sejujurnya aku tidak merasa adil dengan sikapmu kepadaku, bukankah kita bertiga bersahabat ? Tetapi perlakuan yang kau berikan kepadaku tidak sama seperti yang kau berikan kepada Jong Hwa. Orang yang tidak mengenal kitapun bisa tahu bahwa kau mengangap Jong Hwa bukan lagi seorang kakak tapi seorang anak laki-laki yang disukai.

Tapi aku sungguh berterimakasih kepadamu, karena dirimulah aku bisa sampai seperti ini. Aku bisa meraih impianku menjadi seorang penyanyi yang dapat mendengarkan musikku ke dunia, kau memang seperti bunga snowdrop untukku walaupun aku tahu kau menganggap dirimu adalah snowdropnya Jong Hwa. Tapi bukankah Jong Hwa selalu berada di dekatku, dia sangat dekat dengan diriku.

"Aku merindukan masa-masa kecil kita dulu".

AUTHOR P.O.V

Luhan hanya terduduk di kasurnya sembari memandang salju yang turun dari balik jendela apartemennya, dia seperti menuliskan sesuatu di jendela yang tertutup oleh embun, sebuah tulisan yang merupakan keinginannya selama ini, keinginan untuk bertemu adik kecilnya, adik perempuan yang selalu bertingkah sangat bodoh dan lucu. Bukan hanya kaca yang berembun tetapi juga matanya, dia ingin menangis, menangis untuk mengeluarkan semua masalah yang ada pada dirinya, terlalu banyak rahasia yang belum di ungkapkan Luhan, sebuah rahasia besar yang mungkin bisa membuat anak perempuan itu lebih jauh dari jangkauannya.

"Hyung"

Suara dari ujung kamar itu membuat Luhan secepat mungkin mengusap bagian sekitar matanya, dia tidak mungkin membiarkan siapapun melihatnya menangis. Setelah menghapus air matanya Luhan menoleh ke arah pintu, nampak pria yang terlihat lebih muda sedang bersandar di pintu kayu.

'Hyung"Panggil orang itu lagi, tapi dengan suara yang lebih senduh.

'Sebenarnya ada apa dengan dirimu ? Beberapa hari ini kau terlihat sangat berbeda tepatnya saat saju mulai turun"Ucap pria itu menarap kearah Luhan, "Kau menjadi seseorang yang lebih menutup diri, kau hanya menghabiskan waktumu untuk menatap salju yang turun, aku bahkan seperti tidak mengenal dirimu. Ini bukanlah dirimu hyung, hyung yang kutahu adalah orang yang sangat terbuka dan ceria bukan hyung yang pemurung dan menutup diri, apakah kau tidak menyadarinya ?".

"Aku menyadarinya"Ucap Luhan lemah, "Tapi aku tidak bisa mengubah sifat ini Sehun, kau harus mulai terbiasa dengan sikapku yang seperti ini".

"Aku mungkin bisa terbiasa karena kau hyung yang paling dekat denganku tapi bagaimana yang lain? Mereka mungkin terus mempertanyakan perubahan sikapmu"Sehun berkata dengan nada yang cemas.

"Mereka bahkan tidak menyadarinya Sehun, kau hanya terlalu mencemaskan hal yang tidak penting" Ucap Luhan tersenyum lembut ke arah Sehun.

"Apakah aku salah mencemaskanmu, kau sudah sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri".

"Kau tidak salah, tapi kau hanya tidak perlu khawatir, oh ya di mana member yang lain ?"Tanya Luhan.

"Mereka ada di bawah, sepertinya sedang menonton tv dan mengobrol"Ucap Sehun menatap ke arah salju yang berjatuhan.

Fate : Snowdrop [Han Yoo Ra Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang