Aku harus menelfon polisi, ya, harus. Segera ku ambil ponselku yang selalu berada di saku celanaku, dan segera menekan nomor polisi. 911.
"halo... Bisakah anda membantu saya?" ucapku.
"......."
"ibuku mengalami kerasukan, aku takut..."
Kemudian operator bernama Anne yang melayaniku. Ia meminta alamat rumahku, segera kuberi alamat rumahku.
Anne itu menyuruhku tenang, tapi aku tak bisa. Ia tak tahu apa yang kuhadapi.
Ia juga menanyakan keberadaanku, aku jawab seadanya. Ia menyuruhku kembali kerumah, tapi aku tidak mau. Bisa mati aku di sana.
Sekitar beberapa menit berlalu, sedangkan operator itu masih berusah menghubungiku.
"ibumu baik baik saja" ucap operator itu.
"apa? Tapi baru saja ia menjerit jerit tak jelas!" bantahku, aku seakan bermimpi atau lebih tepatnya berhalusinasi.
"nak, ia ingin kau pulang"
"aku tidak mau"
"apa kau tidak kasihan pada keluargamu?"
"aku tidak mau pulang, Anne, terimakasih atas bantuannya, maaf aku harus menutup telepon ini. See you"
"Sarah tung-" langsung saja ku tutup teleponnya.
PIP!
Apa yang terjadi? Apa benar ibuku baik baik saja? Itu tidak mungkin!
Lalu aku harus tinggal dimana malam ini? Hari sudah mulai gelap. Tiba-tiba terbesit sebuah ide.
Aku mulai menelepon sahabatku, Melody.
"halo, Melody. Bisakah kau membantuku?" sapaku.
"Hi, Sarah. ya, tentu saja" balasnya ramah dari sebrang ponsel.
"aku akan ke rumahmu dan membicarakannya langsung"
"baiklah, aku tunggu"
PIP!
Aku segera pergi kerumah Melody menggunakan bis, tak lama aku sudah berdiri di depan rumahnya yang tak berpagar. Ku tekan bel di samping pintu kayu kokoh rumahnya.
Hanya menunggu beberapa detik saja, seorang gadis sebaya denganku sudah muncul sambil membukakan pintu untukku. Gadis berkulit tan dan berambut hitam itu tersenyum manis sambil mengajakku masuk.
Ia mengajakku ke ruang keluarga, di sana ada Papa Andrew , maksudku itu Papanya Melody yang sedang duduk di sofa sambil membaca koran. Papa Andrew bersikeras memintaku untuk memanggilnya papa, karena memang aku sudah seperti anak sendiri di keluarganya.
"Halo Papa Drew" sapaku ramah.
"oh, halo juga my sweetheart" balasnya penuh kasih sayang, meskipun begitu Melody tak pernah sekalipun iri padaku. Toh, dia itu anak aslinya, dan mereka tinggal bersama. Jadi tentu saja ia yang paling di sayang.

KAMU SEDANG MEMBACA
TUMBAL
Mystery / ThrillerBiasanya keluarga adalah sekumpulan orang yang selalu mendukung. Tapi tidak semua orang menganggap itu benar, termasuk aku. Karena aku dilahirkan untuk dijadikan... . . . TUMBAL!