Chapter 1 : A dead man party

150 9 0
                                    

Candela, Leviath, Aerie. Itu adalah tiga kerajaan yang berkuasa di Quadrhland. Negeri dengan cuaca yang berubah 5 tahun sekali. Negeri yang dapat mengontrol sihir dan menjaganya tetap pada tempatnya. Negeri damai yang hampir bersatu.

Kerajaan Candela, kerajaan adikuasa, kerajaan terbesar dan menguasai bagian timur Quadrhland. Kerajaan Leviath, kerajaan paling disiplin dan paling bengis, menguasai bagian utara. Terakhir, Kerajaan Aerie, kerajaan yang menjunjung tinggi seni, budaya dan pengetahuan, kerajaan yang menguasai bagian barat.

Bagian selatan Quadrhland merupakan daerah tanpa kekuasaan. Isinya adalah hutan, penyihir, dan rahasia-rahasia lain yang terkubur. Kami menyebutnya Hutan Penyihir. Tak ada yang tahu persis apa yang ada di dalam Hutan Penyihir tapi, semua orang setuju bahwa Hutan Penyihir adalah hal yang berbahaya. Tak ada yang pernah masuk ke dalam Hutan Penyihir dan kembali untuk menceritakannya.

Namaku Elia Arshab. Putri sekaligus pewaris tahta Kerajaan Aerie, calon Ratu Kerajaan Candela. Dan aku mungkin akan menjadi yang pertama.


Aku berjalan melewati dua penjaga yang menjaga lorong kamarku sambil tersenyum kepada kedua penjaga itu dan mereka pun mengangguk tanda hormat kepadaku. Aku melewati beberapa kamar kosong sebelum akhirnya sampai di depan pintu kamar paling belakang. Kamar tamu yang sekarang menjadi kamarku.

Pelayan pribadiku, Vista sedang menyiapkan pakaian tidurku. Aku tersenyum padanya dan dia pun tersenyum malu-malu padaku. Vista telah ditunjuk menjadi pelayan pribadi sejak aku datang ke istana ini. Dia telah menjadi teman baikku di istana ini selain Pangeran Ariston, tunanganku. Maka dari itu Vista menjadi satu-satunya teman perempuanku.

"Bagaimana kabarmu, Vista?" Tanyaku sambil duduk di sofa dekat jendela.

"Aku merasa agak aneh hari ini, Putri." Itulah kebiasaan buruk Vista, dia masih sering memanggilku Putri dan aku tidak dapat menghentikannya.

"Benarkah? Ada apa?"

"A-aku." Vista memaksakan senyuman. "Itu hanya perasaanku saja, Tuan Putri. Tak usah dihiraukan."

"Ayolah Vista, kita kan sudah berteman selama 6 bulan ini. Kau boleh cerita apa saja kepadaku."

Vista menunduk. "Aku hanya merasa seisi istana ini menjadi aneh dan aku tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa hal buruk akan terjadi."

"Yah tentu saja semuanya serasa aneh. Kita punya tamu dari Kerajaan Leviath." Aku mendengus. "Harus aku akui mereka bukan tamu yang menyenangkan. Kasihan Ariston dan Raja Ander, mereka harus pura-pura menyukai para Leviath."

Vista tertawa. "Ya dan aku dengar para Leviath adalah pemabuk yang buruk."

"Aku tidak menyukainya."

"Siapa?"

"Raja Terra. Sebenarnya aku tidak menyukai para Leviath tapi raja mereka lebih buruk lagi." Aku meringis. "Perilakunya sangat buruk, dia terkesan bengis dan yah seharusnya aku tidak mengeluh karena lagi pula aku ini sama-sama tamu seperti para Leviath."

"Kau bukan tamu. Kau adalah tunangannya Pangeran Ariston dan dalam 2 minggu kau akan menikahinya."

Aku menghela nafas. "Menurutmu ini adalah hal yang tepat untuk dilakukan? Menikahi Ariston?"

"Ya, itu adalah hal yang bagus bagi kerajaan ini dan kerajaanmu. Kerajaan Candela dan Aerie adalah dua kerajaan besar, Putri."

"Jadi menggabungkan Candela dan Aerie adalah hal yang bagus?"

"Tentu saja, Putri." Sepertinya Vista menangkap ekspresiku. "Kecuali Tuan Putri meragukan itu?"

Aku tersenyum pahit. "Aku yakin itu adalah hal yang tepat, Vista. Hanya saja apakah menikahi Ariston adalah yang aku inginkan?"

DisseverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang