Chapter 8 : The Devil

27 0 0
                                    

"Ini bukan darahku." Aku bernafas lega saat Robb mengatakannya.

"Lalu darah siapa-" Aku memelototinya lalu memukul lengannya. "Kau meninggalkanku."

Robb tertawa dan menjatuhkan diri ke rerumputan. "Tadinya aku ingin membuatmu kaget dan melihat reaksimu tapi kemudian aku mendengar geraman."

"Kedengarannya itu bukan seperti geraman manusia."

"Memang bukan." Robb mencoba berdiri tapi kemudian dia meringis dan kembali berbaring. "Aku kira beruang tapi ternyata bukan. Aku belum pernah melihat sesuatu seperti itu. Besar, bersayap dengan wajah seperti singa, badan seperti kuda. Sebenarnya aku tidak ingin melawan makhluk itu tapi ternyata dia dapat membauiku dan makhluk itu langsung melesat menyerangku. Aku berhasil mengalahkannya dan saat tusukan terakhir aku seperti dimuntahi darah."

"Apakah kau terluka? Dimana makhluk itu sekarang."

Robb menyentuh dada sebelah kirinya. "Makhluk itu menendang dadaku dan rasanya sakit tapi selain itu hanya goresan kecil. Setelah aku menusuknya, makhluk itu mengepakan sayapnya dan dia menghilang menjadi debu."

"Yeah seperti kau." Robb tertawa dan aku memelototinya. "Tapi ngomong-ngomong bagaimana kau bisa menghilang begitu cepatnya?"

"Itu sesuatu yang aku pelajari dulu." Robb kembali mencoba bangkit dan kali ini dia mengacuhkan rasa sakitnya. Aku memeganginya sampai dia bisa berdiri sendiri dan bahkan saat itu pun dia tidak mau melepaskan tanganku. "Kita harus kembali ke yang lain."

Saat kami sampai di kemah, sinar matahari sudah mulai menembus dedaunan dan yang lainnya sudah bangun. Arlo sedang membakar sisa daging rusa kemarin untuk sarapan sedangkan yang lainnya duduk menunggu. Nym yang pertama menyadari kedatanganku dengan Robb dan dia langsung terlihat kaget. Nym menepuk pundak Smith dan mereka berdua pun berlari menghampiri Robb.

"Kau seperti habis mandi darah." Kata Smith.

"Yeah. Kau kenapa?"

"Aku habis bergulat dengan iblis." Sambil meringis Robb berlari kecil menghampiri Arlo.

Arlo langsung terbelalak saat melihat Robb. "Ya tuhan, Robb kau-"

"Aku tahu. Arlo, menurutmu apa saja yang ada di hutan penyihir ini?"

Arlo mengangkat bahunya. "Kita para Outlaw, penyihir tapi mereka hanya ada di Witch's Stone lalu kalau tidak salah beberapa orang primitif di desa-desa kecil dan hewan-hewan. Memangnya kenapa?"

"Hewan. Hewan apa saja?"

"Aku tak tahu. Rusa, singa, serangga-serangga, jika beruntung mungkin monyet-monyet dan-" Arlo menggelengkan kepala. "Aku tak tahu Robb. Aku bukan seorang ahli Hutan Penyihir."

Nampaknya Robb mengacuhkan perkataan Arlo tadi. "Bagaimana dengan monster? Iblis?"

"Yah mereka hanya ada di cerita-cerita."

Robb menggelengkan kepalanya. "Salah. Sepertinya aku baru saja bertemu dengan salah satu monster di cerita-cerita itu."

Arlo tertawa tapi langsung diam saat dia menangkap wajah serius Robb. "Kau serius?"

"Tentu saja aku serius. Kalau tidak percaya tanya saja Sang Putri."

Aku mengangkat tangan. "Aku tidak melihatnya secara langsung tapi aku mendengar geraman."

"Itu bisa saja beruang."

"Itu bukan beruang, Arlo." Robb mulai terdengar frustasi. "Masa kau tidak percaya? Penyihir saja ada apalagi monster, ya kan?" Sayangnya tidak ada yang menjawab pertanyaan Robb itu. "Ayolah kalian harus percaya aku. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DisseverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang