#15 - Rumah Angker

2.7K 180 20
                                    

Cerita dimulai sejak kepindahanku bersama ibu dan dua kakak perempuanku, karena ayahku sudah tiada 10 tahun yang lalu. Sebelumnya  aku bersama Kak Rania mencari rumah kontrakan sebagai tempat tinggal sementara sebelum mencari rumah baru. Setelah berkeliling dan mencari-cari informasi dari kerabat dan teman-teman yang tinggal di Kota Solo, kami akhirnya menemukan sebuah rumah ideal.

Rumah itu tampak asri, indah, dan bersih. Pintu dan jendelanya lebar dan luas, berwarna putih tulang dan berlantai dua. Terdapat taman dan patung anak kecil di dalam rumah, serta sebuah garasi mobil. Semuanya sungguh melebihi harapan kami, terlebih harga kontraknya yang terbilang murah. Akhirnya, kami mengontrak rumah ini, dengan penuh rasa puas. Andai kelak sang pemilik berniat menjual, kami pasti akan membeli asalkan harganya cocok.

Satu hari, dua hari... Tidak terasa satu bulan sudah berlalu dengan normal. Kami merasa nyaman tinggal di rumah ini. Namun, mendekati bulan kedua, aku mulai mengalami kejadian-kejadian di luar nalar. Awalnya aku sering diteror mimpi buruk. Selain mimpi buruk, seringkali aku mengalami fenomena tindihan yang cukup mengganggu, seolah ada bayangan besar hitam yang mencoba menindihku.

Aku selalu terbangun di malam hari setelahnya dengan napas berat yang terengah-engah, untunglah setelah membaca doa-doa, hatiku bisa sedikit lebih tenang. Kejadian semacam itu berulang terus menerus dan semakin menjadi-jadi setiap malam tiba. Menurut orang Jawa, tindihan terjadi akibat salah posisi saat tidur. Namun, semakin lama aku mulai merasakan keganjilan lain di rumah kontrakan ini.

Aku ingat pernah melihat sekelebat bayangan di siang hari, bayangan anak laki-laki kecil yang berpakaian putih lusuh dan kotor, seperti pakaian anak-anak jalanan. Wujudnya seperti anak-anak biasa yang suka berlari-lari dan mengintip malu. Ketika kuceritakan kepada yang lain, mereka juga mengaku sering mengalami hal-hal aneh. Kak Nita pernah marah-marah karena pintu yang sudah dikunci berkali-kali, terus terbuka dengan sendirinya. Kak Nita mengira itu adalah ulah nakal adiknya.

Kak Nita pernah ke kamar kami yang tertutup rapat. Saat itu seluruh adiknya sudah terlelap, tapi spontan Kak Nita merinding. Dia merasakan seperti ada bayangan hitam yang sedang mengamatinya. Kak Nita bergegas membangunkan ibu dan menumpang tidur di kamarnya. Semenjak kejadian itu, kami memutuskan kalau satu kamar digunakan untuk dua orang, aku bersama ibu, dan Kak Nita bersama Kak Rania.

Seperti biasa, pagi itu aku bersantai di dalam kamar sambil membaca buku. Di rumah ada Kak Nita dan Kak Nita yang sedang sibuk menyiapkan masakan di ruang dapur belakang. Namun, kadang-kadang aku merasa terdapat sekelebat bayangan di belakangku. Kukira itu bayangan kakakku yang sedang mondar-mandir dari ruang makan ke dapur dan tidak menghiraukannya. Setelah itu aku memutuskan untuk bergabung dengan Kak Nita di meja makan, kukira lauknya sudah matang.

"Kak, aku lapar. Sudah matang belum masakannya? Aku bantu ya?" kataku sambil merangkul badan Kak Nita yang sedang duduk di depan meja makan dari belakang. Kak Nita hanya diam saja dan tersenyum. Aku merasa heran dengan tabiat kakakku yang satu ini. Biasanya dia bawel dan sering marah ketimbang tersenyum. Banyak pertanyaanku yang dijawab hanya dengan seulas senyum, tapi tak satu patah katapun keluar dari mulutnya.

Tumben Kak Nita lembut sekali, kataku dalam hati. Tapi, aku tidak begitu memperhatikan. Kadang dia suka mengerjaiku, mungkin saja. Seketika, bulu kudukku merinding seolah ada yang menyuruhku untuk segera pergi dari sana. Aku perlahan mundur dan naik ke lantai atas sambil membawa novelku sambil menunggu masakan matang. Sesampainya di lantai atas, ketika hendak membuka pintu kamar, aku berbalik badan dan melihat ada seseorang yang sedang duduk di dekat jendela ruangan lantai atas. Loh, kok Kak Nita ada disini?

"Sedang apa Kak? Apa masakannya sudah selesai?", tegurku.

"Rona, ngapain kamu tanya-tanya segala?!" sahut Kak Nita dengan kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HumorPasta - Cerita Humor Tak BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang