Nama Kita Bersama

3.3K 9 3
                                    

Sekarang lagi ngetrend-nya julukan buat suatu kelas. Kelas XI IPA 1 nggak mau ketinggalan dong. Jadi, disuatu kesempatan, kami berkumpul untuk membahas julukan apa yang nantinya akan kami kenang sepanjang masa. Iya, julukannya Cesio. Tapi untuk mencapai nama itu nggak semudah ngupil pake kelingking. Ada perjuangan kecil untuk sampai kesana.

"Apa nih guys namanya?" tanya Fira.

"Sebelas.. IPA.. Satu.. hm, sepatu?" ujar suatu suara. Lupa siapa yang ngusulin.

"Keren juga. Kasih lah sedikit embel embelnya," aku berujar.

"Galaxipatu gimana?" usul Fira.

"Galaxinya apaan?"

"Nggak tau. Cuman keren aja gitu kalau ada kata Galaxinya,"

Yanut ngeluarin kertas. Mengukir kata Gala disana. Lalu menarik garis lurus. Diujung garis, secara perlahan ia goreskan segitiga tanpa alas yang mengarah ke timur. Hm, maksudnya si Yanut lagi buat tanda panah. Iya, Yanut sambil menciutkan ukuran bibirnya membuat tanda panah di setiap huruf dari kata 'Gala'.

"Nah, G apa nih?" Yanut menatap kami satu persatu. Berharap ada yang mengeluarkan pendapat.

"Good aja,"

"Yah, good udah pasaran,"

"Terus apa nih?"

"Tunggu dulu,"

Kata 'tunggu' itu memaknakan jeda. Cukup lama. Diam sejenak sambil gigit kuku. Tanpa sadar proses peng-gigit-an kuku tersebut telah berlanjut sampai peng-gigit-an kuku kaki.

Pikiran kami ngestuck. Justru obrolan kami lari kemana mana. Dari reality show Running Man episode terbaru sampai kabar meninggalnya Icha Uttaran. Duh sedih Icha meninggal gara gara ketabrak mobil, padahal dia mau nyelamatin anak kecil dan dia nyumbang- ehm back to topic.

"Woy ada Pak Salim ada Pak Salim," Dara yang daritadi nyari inspirasi didepan pintu, berteriak. Tanda bahaya.

"Dimana? Dimana?" ujar kami kompak.

"Bapak OTW, sekarang lagi di XII IPS 2,"

Kami membereskan buku yang masih ada diatas meja. Lalu mulai menyandangkan tas kami. Keluar kelas.

FYI, Pak Salim merupakan penjaga sekolah, di sekolah kami. Horror bet emang. Radius 30 M Pak Salim mendekati kelas, kami emang harus keluar kelas duluan. Daripada diusir tidak terhormat. Duh jatuh harga diri bocah unyu. Berhubung sekarang udah jam pulang, jadi emang udah jadwalnya Pak Salim buat ngunci seluruh pintu lokal. Apalagi kami ngaret pulang karena mikirin nama buat XI IPA 1.

"Jadi gimana nih nama kelas kita?" ujarku ditengah perjalanan menuju parkiran.

"Pikirin besok ajalah,"

"Oke. Dadah!"

NGENG! Kami pulang ke rumah masing masing.

PR kelar, hal hal yang mengganjal di kerak gigi, eh di hati juga udah kelar. Terlintas dibenakku tentang kasus nama kelas yang belum kelar kelar. Mungkin sekarang saatnya memenuhi notif para anggota kelas XI IPA 1.

Untuk melancarkan aksi pemenuhan notif yang bikin para anggota kelas GR (mana tau ada notif dari kamu, iya kamu), langsung saja aku buka media sosial, Facebook. Dan langsung meluncur ke Grup XI IPA 1.

Langkah selanjutnya, mengirimkan sesuatu disana.

Valen : Bikin itunya lagi tu, apa tu? Nama julukan yang melambangkan XI IPA 1. Dengan was was menunggu balasan dari anggota kelas, aku mulai ngestalking facebook 'Dijah Yellow' soalnya aku emang ngefans banget sama beliau. Dengan semangatnya, ku download foto foto menakjubkan Dijah Yellow yang menuai kontroversi tersebut. Setelah download selesai, langsung saja ku jadikan wallpaper laptopku. Alasan dipasangnya wallpaper Dijah Yellow adalah, biar nggak ngantuk kalo belajar. Karena dia penyemangatku. Bukan kamu, iya kamu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cesio Itu... Lokal NgenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang