-WILL-
LAMA KELAMAAN WILL BISA MABUK KALAU TERUS-TERUSAN MEMANDANG NICO. Karena Will tak tahan ingin menyentuhnya.
Semenjak peristiwa Kym yang marah karena tak dapat sesajen, Will terus-terusan berduaan dengan Nico. Dan—ehem—ciuman beberapa kali. Dan hal itu sejujurnya membuatnya ketagihan. Tapi Will berhasil menahan nafsunya demi Nico. Karena semenjak ia terus-terusan melakukan perjalanan bayangan, ia kelelahan.
Dan akhirnya selama berhari-hari Nico terbaring di ruang perawatan pondok Apollo, Nico merasa sudah baikan.
"Will?" Nico terbangun dengan peluh dimana-mana. Karena kemarin ia tertidur seharian, ia jadi keringatan.
"Pagi, Nico," sapa Will. Ia menyentuh dahi Nico. "Wujudmu sudah tebal. Kau tidak seperti bayangan lagi," Will tersenyum gembira.
"Ya. Syukurlah," kata Nico. Ia merona karena disentuh Will.
"Kau harus makan," kata Will. Ia menyodorkan nampan berisi sup jagung, nektar dan ambrosia.
Nico hanya menatap nampan tersebut setelah menerimanya. Kemudian ia malah meletakkannya di meja di samping tempat tidur.
"Nico?" tegas Will. Ia memberi tatapan, Kenapa kau tidak makan, hah?
"Aku tidak lapar," rengek Nico.
"Kau harus makan," perintah Will. Nico hanya menatap Will. Menatap Will lekat-lekat di bagian—bagian—"a... apa yang Kau lihat? Mesum," wajah Will memerah.
"Yah... mungkin Aku lapar dalam arti lain," kata Nico sambil mengalihkan pandangannya dan melihat kembali makanannya.
"Ehem... mungkin Kau boleh melepas lapar—dalam arti lain itu—kalau sudah makan," kata Will menggoda. Nico tersenyum sambil tersipu. "Eh, ayo makan."
Di luar dugaan, Nico sebenarnya lapar. Tak butuh waktu lama untuknya untuk menghabiskan makanan itu. Walaupun hal tersebut juga mungkin dipengaruhi motivasi lain.
"Habis," kata Nico. Ia menyeringai. Will balas menyengir.
Kemudian Will duduk di ranjang Nico dan menautkan kedua tangannya di pinggang Nico. Sementara Nico menggerasak rambut Will dengan kedua tangannya. Will mulai menciumnya dan tak lepas sedetik pun bibir mereka bersentuhan.
Mereka berdua berdiri kemudian Will menyudutkan Nico ke meja. Nico duduk di atas meja dan kedua kakinya terpaut dan terselip ke belakang tubuh Will.
"Nico," Will mendesah pelan.
"Jangan berhenti," kata Nico. Kemudian Will kembali menciumnya.
Tiba-tiba saja pintu ruang perawatan Nico terbuka.
"Hei, Nak!" Apollo datang menyapa. "Wow. Astaga."
Nico dan Will buru-buru saling menjauh.
"Eh... ayah?" Will mencoba bicara. "Ehem—tahukah ayah soal—mengetuk pintu?"
"Waduh. Maaf," kata Apollo sambil menggaruk kepalanya. "Ini... pacarmu?" tanyanya
"Iya. Bukankah Aku sudah memberi tahu Ayah?" tanya Will.
"Aku lupa." Apollo mengangkat bahu. "Hmm... cowok imut. Aku juga dulu pernah mengalami yang seperti ini. Ah... Hyacinthus."
Will bisa melihat kalau wajah Nico jijik setengah mati. Ia tahu Nico pernah mendengar langsung cerita tersebut dari Favonius. Dan ternyata memang benar kalau Apollo menyukai Hyacinthus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Taco dan Kym
FanfictionSemenjak Nico mengakui dirinya pernah menyimpan rasa pada Percy, ia tak pernah merasa lebih lega dari itu. Perasaan itu sudah luntur seperti kain berwarna kualitas buruk. Kini ia membuka lembar baru, memilih direngkuh sayap keemasan putra dewa matah...