4

12 0 0
                                    

Jam istirahat.....

"Dian, aku ke taman dulu ya bentar, kataku pada dian dengan bergegas merapikan pakaian. "Kamu mau ngapain? Mau aku temani? Tanya dian. "Nggak usah, aku bisa sendirian, daaaah.

Dengan celingak celinguk, aku mencari gio, barangkali dia udah sampai duluan. Ternyata belum, aku mencari tempat duduk dibawah pohon yang rindang. Tiba-tiba datanglah cowok dengan teman-temannya seperti mau tawuran. Lalu dia duduk di depanku dan menyuruh temannya untuk mencari tempat lain.

"Hai, namaku Gio, nama lengkapku Gio pratama L, nama kamu siapa? Tanya Gio yang mengagetkan aku yang gugup menatapnya. "n...na...nama aku cindy, kataku yang jelas tampak gugup di depan Gio. "Nggak usah gugup gitu, santai aja, aku nggak makan orang kok, kata Gio sambil menatapku dengan tawanya.

"Oh iya, kita baru kenal pas di angkot kan ya? Kamu kayaknya kok pendiam banget? Makanya aku penasaran, kirain nggak mau bales bbm aku, kata Gio memulai pembicaraan.

"Aku lagi males aja kak Gio, kataku sambil mencari-cari alasan yang pas. "Nggak usah panggil kakak, panggil Gio aja biar lebih akrab, kata Gio yang masih menatapku dari tadi. "Kamu mau makan nggak? Biar aku pesanin buat kamu, kata Gio yang mau berjalan ke tempat orang jualan yang nggak terlalu jauh. "Nggak usah kak gio, aku belum lapar, kataku berusaha menolak tawaran gio.

Tiba-tiba datang segerombolan cewek-cewek gaul SMA, menghampiri Gio dan bertanya, "lo ngapain disini Gio? Kata salah seorang cewek yang cantik tapi agak sinis menatapku. "Oh, sama teman gue, kenalin namanya cindy, kata gio. Aku menyodorkan tanganku untuk memberi salam, tapi orang tersebut malah diam dan langsung mengajak Gio untuk pergi dengan paksa.

"Aku pergi dulu ya cin, nanti kita ketemu lagi kok, kata gio sambil memanggil temannya yang lain. " iya nggak apa-apa. Lalu aku kembali ke kelas untuk menemui dian.

"Kamu kemana aja? Kok lama? Tanya dian sambil menghabiskan makanan nya. "Aku tadi ketemu sama Gio dan ngobrol-ngobrol, kataku dengan nada santai. Dengan kaget, dian langsung bertanya "kok bisa? Kan kamu baru kenal, kenapa bisa ngobrol? Tanya dian tanpa jeda sedikit pun.

"Iya, kemaren setelah aku invite, malamnya Gio bilang mau ketemu aku, ya aku bilang iya aja. Tapi aku bingung, Gio mau dekat sama aku apa nggak ya, aku kan nggak kayak cewek-cewek cantik yang lain, kataku dengan suara memelas. "Nggak kok, Gio orangnya nggak kayak gitu, dia tu nerima orang apa adanya kata dian sambil menepuk tanganku. "Dekat aja terus siapa tau bisa ehemehem (jadian) kata dian dengan nada usil. "Ah, kamu apaan sih, mana mungkin. Aku kan kayak gini, Gio anak hits SMA, ganteng, kaya lagi, mana mungkin mau sama aku, it's impossible, kataku dengan suara lesu.

Di tengah pembicaraan tiba-tiba temanku teriak sambil bilang "cindy... Ada cewek-cewek gaul itu cariin kamu, ada masalah apa kamu sama dia? Kata temanku dengan suara seperti orang cemas. "Aku nggak punya masalah apa-apa kok, baru aja tadi kenal sama dia, kataku dengan nada heran. " ya udahlah aku keluar bentar kataku dengan penasaran apa yang akan dikatakan cewek itu (rachel).

Baru saja sampai depan pintu, kak rachel langsung nyolot "heh kamu! Nggak usah sok-sok an dekat sama Gio deh, gue nggak suka ya ada orang lain yang berani dekatin Gio selain gue! Nada suaranya yang tinggi, mengundang perhatian orang lain untuk mendengar apa yang sedang terjadi. "Kak, nggak usah marah-marah dong, aku tu baru kenal sama kak Gio, dan aku sadar diri kok, jadi nggak usah khawatir, kataku dengan suara berusaha menahan marah. Tanpa berkata lain, kak rachel pergi meninggalkanku dengan hatinya yang masih kesal. Suasana pun kembali normal.

Teman kelasku yang lain heran melihatku gimana caranya aku bisa sampai punya masalah sama senior. "Kamu yang sabar, nggak usah dipikirin, kata dian sambil menenangkan ku. "Cin, maaf ya, tapi menurut aku, lebih baik kamu nggak usah dekat-dekat sama Gio lagi deh, karna ribet punya urusan sama si rachel itu, kata dian agak kesal. "Gimana ya, aku merasa nyaman aja kalau bertemu dan ngobrol sama dia, nggak bosen-bosen.

"Menurut aku, kamu lebih baik dekat aja sama rama, kamu kelihatannya dekat banget tu sama rama, lagian dia juga baik kok, kata dian sambil menyodorkan minumannya untukku. "Aku emang dekat sama rama, tapi nggak mungkin, dia udah aku anggap sebagai sahabat aku yan, kataku sambil menghela napas. Rama memang orang yang dekat banget sama aku, sampai-sampai temanku pernah nanya "kamu suka ya, sama rama?. Nah, aku bingung dong. Katanya semenjak rama dekat sama aku, rama tu berubah. Dulunya nggak pernah dekat sama cewek, jadi dekat. Dulunya cuek sekarang enggak lagi. Dan pernah waktu belajar bahasa indonesia, musikalisasi puisi kami tampil ber-dua, eh malah di cieee cieee in. Tapi aku menganggap nya sebagai sahabat takutnya nanti kalau pacaran, putus dan bertengkar.

Jam istirahat......

"Dian, kita shalat ke musholla yok, kataku mengajak dian sambil mengambil mukena. Di perjalanan menuju musholla, Gio lewat sama teman-temannya yang juga mau ke musholla. Gio menyapaku dengan bilang "kita ketemu lagi kan? Tanya Gio dengan senyumnya. Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan langsung pergi. Gio pun heran dengan sikapku yang terlihat agak cuek.

Selesai shalat, aku bergegas merapikan jilbabku dan langsung ke kelas sama dian. Karena aku nggak ingin rachel melihatku bicara sama Gio. Males banget kalau dia marah-marah dan menghinaku dekat orang ramai. Keluar dari musholla, tiba-tiba Gio memanggilku sambil berlari dan berusaha mengejarku yang berjalan dengan cepat.

"Kamu kenapa terkesan ngehindar gitu? Salah aku apa? Kita kan baru kenal, apa gara-gara aku ninggalin kamu? Tanya Gio penasaran. "Aku nggak apa-apa kok, aku harus buru-buru, maaf aku duluan, kataku berusaha menghindar dari kak Gio. Kak gio hanya bisa menatapku yang telah cepat menghindar dari nya.

Dian dengan heran dan bertanya "kamu kenapa gitu sama kak Gio?. "Nggak apa-apa kok, aku nggak mau aja cari masalah sama rachel dan aku nggak mau dia ngehina aku, kataku sambil menghela napas. Aku berpikir, kenapa ya, baru aja kenal udah kayak gini.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku dan dian bersama ke gerbang untuk sama-sama nunggu angkot. Tapi, sebelum sampai gerbang Kak Gio memanggilku. "Cindy, kamu tuh kenapa? Jangan bikin aku bingung dong, kalau aku punya salah sama kamu, aku minta maaf, kata kak Gio berusaha untuk menahanku. "Aku nggak apa-apa kok kak, maaf kak aku buru-buru. Setidaknya aku berusaha untuk menghindar dari Gio. Gio pun hanya bisa melihatku pergi bersama dian tanpa menghiraukan pertanyaannya.

Malam harinya, kak Gio mengirim pesan berkali-kali tapi tidak aku bales. Dan dia bilang, kalau dia mau bertemu denganku di taman tempat pertama kalinya kita ngobrol. Tetap saja tidak aku hiraukan.
Pagi pun aku berangkat sekolah dengan malas karena harus bertemu sama Gio dan rachel. Ketika jam istirahat pertama berbunyi, sudah ada yang memanggilku. Katanya ada kak Gio. "Bilang aja aku lagi sibuk, kataku pada temanku. Tetapi malah kak Gio yang langsung masuk dan menarik tanganku untuk mengikutinya keluar.

Dengan pasrah, akupun mengikutinya. Sesampainya di taman, tanpa basa basi kak Gio langsung bertanya "coba kamu jelaskan, kenapa kamu bersikap dingin kayak gini?. "Kakak kenapa segini nya ingin tau aku kenapa? Kita kan baru aja kenal, jadi kakak nggak perlu kgawatir aku kenapa-kenapa, kata ku sambil menghela napas. "Justru karena kamu itu.... Ah ya sudahlah, cepat jelaskan kamu kenapa? Karena aku nggak bisa melihat orang cuek sama aku, dan jangan coba untuk menyembunyikan sesuatu.

"Baiklah. kak, kakak tau kan aku ini nggak se sempurna kak rachel?. Tanyaku pada kak Gio. "Apa hubungannya sama rachel? Apa dia punya masalah sama kamu? Tanya Gio penasaran. " waktu kakak ninggalin aku, dan aku kembali ke kelas, kak rachel nyamperin aku, dan bilang kamu tuh jangan coba dekatin Gio. Aku kan baru kenal sama kakak, aku udah berusaha jelasin tapi dia malah ngehina aku. Jadi aku nggak mau lagi punya masalah sama dia dengan cara aku nggak dekat lagi sama kak Gio. Udah ya kak, aku harus buru-buru. Kataku meninggalkan kak Gio gitu aja.

Gio berusaha memanggilku tapi tidak aku hiraukan. Gio berusaha menyusulku hingga ke kelas. Tapi untungnya aku terselamatkan sama jam masuk kelas. Ketika bel pulang berbunyi, aku bergegas mengajak dian pulang agar tidak bertemu sama mam Gio. Tapi itu semua gagal. Tepat di gerbang, kak Gio keluar dari mobilnya dan menghampiri aku. Dian sengaja meninggalkan aku dan kak Gio agar bisa bicara berdua. Tapi aku tetap jalan di trotoar. Sementara kak Gio, meninggalkan mobilnya dan berusaha mengejarku.

Diperjalanan......

Sampai disini dulu, maaf bila terdapat kesalahan. Terimakasih:)

DiaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum