Bab 7

128 5 2
                                    

•Melly Goeslaw ft Antonio - Ratusan Purnama•

7. Biarkan

Hari ini. Pukul 11:24 WIB.

Dengan langkah cepat Ariella keluar dari hotel tempatnya menginap. Ia segera masuk kedalam taksi yang sedang menepi di loby hotel ini. Ia tidak peduli apa ada penumpang didalam taksi ini atau tidak ada. Yang lebih penting menurutnya saat ini adalah keadaan sahabatnya Afifa yang sedang terancam.

Taksi yang Ariella masuki sudah melaju ketempat yang ia sebutkan. Sepanjang perjalanan, perasaannya gusar. Apalagi sebelum ia mendapati telepon dari Afifa, ia harus berhadapan dengan laki-laki yang berasal dari masa lalunya. Perasaanya kini sedang bercampur aduk.

Selang tiga puluh lima menit, Ariella sampai disalah satu apartemen yang berada dibilangan Jakarta Pusat. Seharusnya ia bisa tiba sepuluh menit lebih cepat. Tapi ia mau tak mau harus berhadapan dengan macetnya ibukota yang sudah menjadi maklum.

Setelah membayar, Ariella berlari kecil masuk kedalam gedung apartemen ini. Ariella segera menaiki elevator yang kebetulan sedang berada dilantai bawah. Ia menekan tombol bertuliskan angka lima. Ariella berlari kecil begitu pintu elevator sudah terbuka. Dengan cepat Ariella mengetuk pintu salah satu kamar yang berada dilantai ini.

"Afifa." panggil Ariella begitu Afifa membuka pintunya.

Ariella segera memeluk tubuh Afifa yang sudah terlihat lemah. Tangisan Afifa pecah didalam pelukannya. Ariella yang pernah merasakan berada diposisi Afifa ikut meneteskan air matanya. Dua sahabat menangis bersamaan didalam sebuah apartemen.

"Dia jahat, Ri. Dia jahat." Kata Afifa disela-sela isakannya.

Ariella mengangguk mengerti lalu mempererat pelukannya. "Gue paham, Fif. Gue tahu."

Afifa merenggangkan pelukannya. "Gimana dia bisa ngelamar gue sedangkan dilain tempat ada perempuan yang lagi hamil anaknya dan dijanjiin nikah sama dia, Ri? Gimana bisa?"

"Lo gak mau dengerin penjelasan dia dulu?"

Afifa menggeleng yakin. "Gak! Gak ada yang perlu dijelasin. Semuanya udah jelas."

Ariella menghela napas. "Saran gue sebaiknya lo dengerin penjelasan dia dulu deh. Gue gak mau lo ngerasa nyesel trus tiba-tiba nyariin dia lagi pas lo udah ngusir dia dari kehidupan lo."

Afifa ternganga mendengar perkataan Ariella yang terdengar seperti sebuah curhatan. Afifa semakin ternganga begitu Ariella dengan sifat barunya sedang menahan isak tangisnya. Afifa yang menyadari bahwa cerita sahabatnya lebih 'menyedihkan' dibandingkan dengan dirinya, segera memeluk tubuh Ariella yang mulai bergetar.

Kini bergantian. Bergantian Ariella yang menangis tersedu-sedu. Namun dengan segera Ariella berhenti menangis.

"Tapi terserah lo mau dengerin penjelasan dari dia atau gak. Keputusan ada ditangan lo." Lanjut Ariella sembari menyeka sisa-sisa air matanya.

Afifa menggenggam tangan Ariella yang terasa dingin. Dua sahabat ini saling menguatkan dirinya satu sama lain. Mereka saling melemparkan senyuman tegarnya ditengah-tengah kondisi mereka yang sedang terombang-ambing karena cinta.

Afifa berfikir sejenak tentang pertemuannya dengan masa lalunya Ariella semalam. Setidaknya urusan percintaannya masih belum mendapatkan akhir. Berbalik dengan Ariella yang sudah mendapatkan akhir yang sangat tragis menurutnya. Bahkan sampai saat ini Ariella masih bertahan dengan topeng yang ia pakai untuk menenangkan hati dan perasaan Afifa.

"Gue bakal denger penjelasannya." Ujar Afifa.

🐾

Angin sepoi-sepoi sedari tadi menerpa wajahnya dan membuat rambut panjang bergelombangnya yang dibiarkan terurai menjadi tidak karuan. Tapi, tetap saja Ariella tidak berniat untuk pindah tempat ataupun pergi. Ia sengaja mengambil tempat outdoor karena dia lebih suka suasana di luar daripada di dalam. Dan sudah hampir setengah jam ia terduduk disini. Terduduk memikirkan kondisi sang sahabat yang sedang mengalami masalah percintaan.

Deeply Love✔ ( Re-Upload )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang