Bab 1

588 13 3
                                    

•Raisa - Terjebak Nostalgia•

1. Bertemu

Kamis, 06 Mei. Pukul 16:25 WIB.

Langkah kaki Ariella terdengar nyaring di lorong sunyi ini. Ia tak peduli akan makhluk halus yang ingin mengganggunya disore hari ini. Ariella menatap langit yang sudah tidak bersahabat. Langkahnya berhenti diujung lorong sunyi ini.

Mata bening gadis itu kembali menatap langit yang kian kelam. Ia menghela napas panjang sembari membenarkan posisi duduknya. Sekitarnya terasa sunyi. Sangat sepi. Tangannya terangkat menyentuh rumput basah disekitarnya. Dikepalanya berkelebat peristiwa yang menurutnya terjadi di masa kelam. Benar-benar kelam.

Ariella bangkit dari duduknya. Kakinya telah siap membawa dirinya ke mobil pribadi yang menepi di trotoar jalan raya depan gedung sekolah ini. Tepat disaat ia mengangkat sling bag yang setia menemaninya dalam perjalanan nostalgia, terdengar langkah berderap sesuatu. Membuat ia membatalkan niatnya. Matanya menatap awas sekitar. Takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Ia berbalik, lantas melangkah mundur. Kakinya terus melangkah mundur sembari mengucapkan beberapa doa memohon perlindungan untuk dirinya. Bibirnya sedikit terbuka begitu ia telah menabrak sesuatu. Dengan takut, ia membalikkan tubuhnya. Tubuhnya membeku begitu melihat objek yang entah ia menabrak atau ditabrak.

"Nata." Ucapnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.

🐾

Aryanata melangkahkan kakinya begitu ia sudah mengunci mobil pribadi yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi. Keningnya sedikit mengkerut begitu melihat sebuah mobil berjenis sama dengan mobil miliknya terparkir rapih dihadapan mobilnya. Aryanata mengangkat bahunya acuh kemudian kembali melangkahkan kakinya.

"Mau ngapain mas? Sore-sore begini ke sekolah?" Tegur seorang satpam--dengan aksen Jawa-nya yang kental--yang sedang berjaga di pos gedung sekolah ini. Aryanata tersenyum sembari mendekati satpam tersebut, "Gak mau ngapa-ngapain sih mas. Kalau saya boleh tau, itu didepan mobil siapa ya?"

Satpam tersebut mengarahkan pandangannya mengikuti ibu jari Aryanata yang sedang menunjuk kearah mobil tadi. "Ooh, itu mobil mbak-mbak cantik. Katanya sih dia mau nostalgia gitu," jawabnya sedikit bercanda.

Sekelibat bayangan seorang gadis yang berasal dari masa lalunya melintasi benak Aryanata. Kalau saja gadis itu yang datang bersamanya kini, pasti mengenang masa-masa indah itu akan bertambah indah jadinya.

"Baik, mas. Saya permisi ke dalam sebentar ya?" Pamit Aryanata yang disambut anggukan dari satpam yang sudah terlihat baya tersebut.

"Nje, mas. Monggo."

Dengan tubuh yang mapan, Aryanata kembali melangkahkan kakinya untuk menelusuri gedung sekolah ini. Tujuan utamanya terletak dibagian belakang gedung ini. Suara sepatu pantopel miliknya terdengar nyaring begitu ia melintas disalah satu lorong yang akan membawanya ketempat tujuan utamanya.

Langkahnya mulai melambat begitu melihat seorang gadis sedang berjalan mundur mendekatinya. Pikirannya bercabang begitu jarak antara dirinya dan gadis itu mulai sempit. Apa yang harus ia lakukan saat ini? Apa ia harus menjauhkan tubuhnya dari gadis itu? Atau ia harus menepuk pundak gadis itu agar ia membalikkan tubuhnya? Atau ia harus berdeham kecil agar gadis itu berjalan dengan sewajarnya?

Deeply Love✔ ( Re-Upload )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang