Hello Semua, ini Novel pertamaku. Bismillah, moga menyenangkan ya😊, Mohon jangan Meniru atau semacamnya yang melanggar hak cipta karya ku. Selamat membaca, Moga menyenangkan😊😌
Jangan lupa vote & komrn ya kakak😄
Dan maaf, ada sedikit kesalahan penerbitan. Part 7 & 8 kebalik. Jadi harap diperhatikan nanti biar ceritanya nyambung________________
Cahaya lembut itu mencoba mengintip sebuah kamar kecil melewati tirai yang menutupi kaca. Kelembutan cahayanya mencoba membangunkan gadis manis yang bersembunyi dibalik selimutnya.
Gadis itu mulai berjalan mendekati jendela kamarnya, menyingsingkan tirai yang menjadi penghalang antara dia dan alam luarnya. Disinilah dia sekarang, dirumahnya yang lebih tepat gubuk penderitaannya.
Meski tau dia akan menghadapi orang-orang yang tak menginginkannya, namun dia tetap menuruti Aura kembarannya, untuk ikut pulang keDesa setelah hari wisudanya kemarin sebagai Sarjana Ekonomi.
Sejenak dia menatap keluar, menikmati kedamaian yang slalu tercipta didesanya ini. Dia tak menyesal menuruti kata kakaknya, setidaknya dia bisa menenangkan sejenak hati & jiwanya dari kebisingan kota, mengistirahatkan otaknya dari hirup piruk kota.
Meski disini akan lebih mengancam kenyamanannya, setidaknya dia bisa menghirup udara bersih."Aurel, Kau kira Kau Ratu yang bisa tidur seenaknya & kami sibuk menyiapkan sarapan. Dasar pemalas, alangkah baiknya kalau kau tak pulang dari kota" ujar Anggia kakak perempuannya setelah Sandi.
Itulah dia, Aurel Dwi Hermani. Gadis yang tak tau bagaimana rasanya kasih sayang kedua orang tua, tak pernah merasakan bagaimana dekat & disayangi oleh kakak yang memakinya tadi , bercanda dengan kakak sulungnya 'Sandi' & tambah satu saudara laki-lakinya lagi anak ketiga dari keluarga Herman yakni "Angga".
Untung saja dia punya Saudara kembar Aura yang menyayanginya dengan penuh kasih.Aura satu-satunya keluarga yang menganggap kehadirannya ada, keduanya sama-sama cantik, tapi Aurel lebih kelihatan pendiam dibandingkan Aura yang selalu punya perawakan Ceria dan Cerewet.
"Iya kak, Aku bersih kamar bentar" jawabnya masih lembut, meski kerap kali dia diperlakukan kasar oleh kakaknya.
Setelah beres-beres Aurel keluar dari kamar, dan langsung menuju dapur. "Kelamaan Nona cantik dandannya" sindir Anggia pedas.
"Maaf kak" hanya itu yang dapat dilontarkannya kepada kakaknya, takut-takut nanti kalau dia jawab, akan dimaki abis-abisan sama Anggia karna kebenciannya kepada Aurel.
"Sudahlah, Kau letakkan semua masakan itu kemeja makan & panggil semuanya buat sarapan" perintah Anggia kesal. Karena memang, semenjak meninggal ibu mereka, Anggia yang menggantikan posisi ibunya untuk masalah dapur. Aurel hanya mengangguk dan mulai melakukan perintah kakaknya.
Semua keluarga sudah tampak berkumpul, dan kelihatannya hari ini lengkap. Sandi, putra pertama Herman, Anggia dan Angga anak kedua ketiga dan sikembar Aura Aurel, ditambah Ayahnya yang duduk di kursi kepala keluarga dimeja makan itu.
"Bagaimana kuliahmu Aura, kapan kamu wisuda nak?," Ayah membuka pertanyaan.
"InsyaAllah semester depan yah, lagian sekarangkan masih akhir semester 7 yah, Aura kan nggak secerdas sibungsu Ayah, Aurel. Yang bisa selesaikan 3,5 th. Kembaranku hebatkan" puji Aura membanggakan saudara kembarnya.
"Dan lagi ya Yah, Aurel dipanggil kerja disalah satu perusahaan besar dikota yah, dan mungkin besok dia harus berangkat kekota untuk memenuhi panggilannya" tambah Aura lagi.
Semua hanya menanggapinya acuh. Padahal itu sebuah prestasi yang patut mereka banggakan.
Hal itu sudah bisa terjadi, tapi Aura tetap membanggakan kembarannya meski tak dihiraukan, dan tanpa Aura sadari, sebenarnya itu hanya menambah luka dihati Aurel, karena memang dia tak dianggap oleh keluarga ini, kecuali oleh saudara kembarnya.Pukul 19.35
Semua terlihat akrab, bercengkrama & bersenda gurau diruang keluarga. Aurel hanya bermenung didalam kamar, menatap langit yang seolah mencoba menghiburnya.Dia sudah biasa, diasingkan dan seolah tak ada dia dirumah ini, makanya dia tidak menangis. Sebelumnya Aura sudah memaksanya untuk bergabung, namun Aurel menolak, karna dia tau itu hanya akan menyakitkannya, dan Aurapun tak mau memaksa kembarannya.
Sejenak pikirannya beralih kepada Pria itu, Pria yang ada dalam mimpi itu, Pria yang dengan gagah duduk dibangku taman sembari bermain gitar, Pria itu menawan, tapi siapa pria itu ?? Apa dia mengenalnya ?? Tapi sepertinya dia tidak mengenali pria itu. Lalu kenapa dia hadir dimimpi itu ??. Pertanyaan itu terus muncul dibenaknya.Dia menepis semua rasa penasarannya & mencoba merebahka badannya ditempat tidur. Masih setengah delapan, dia memilih tidur, karena tak ada yang bisa dilakukannya, Mau main Hp nggak ada signal disini.
Entah baru berapa saat Aurel tertidur, Aura juga memasuki kamar yang tempat dia & Aurel tidur.Aura sejenak menatap adik kembarnya, antara iba dan kagum. Disaat keluarga tak menghiraukannya, dia masih tetap bertahan dengan kejamnya hidup, bahkan dia tetap semangat belajar, meski prestasinya tak pernah diAcuhkan keluarganya.
"Kita udah dewasa ya dek, nggak nyangka udah 21 th lebih umur kita, nggak terhitung tahun lagi, kita akan punya kehidupan masing-masing, kamu dengan rumah tanggamu & aku dengan rumah tanggaku. Aku nggak yakin bisa jauh darimu dek, meski terkadang aku cuek & nyebelin, tapi aku menyayangimu dek, kita sama-sama berada diperut bunda dulu & mungkin kita sudah bertingkah usil dalam rahim bunda dulu" Tak disadari, butiran air itu jatuh dari mata bening Aura
"Aku berdo'a untukmu dek, semoga kelak kamu didapatkan oleh Imam yang baik,yang bisa memberimu kasih sayang, yang menjaga & membimbingmu dengan baik, mendapatkan apa yang belum kamu dapatkan dari keluarga kita" sambungnya lagi sembari mengusap kepala adik bungsunya.
Aurel ingin menangis, hanya saudari kembarnya inilah yang mampu menyayanginya, dia bahagia Allah masih menitipkan keluarga seperti Aura untuknya, dia tak tahu entah apa yang terjadi dalam hidupnya jika dia tak bersama Aura. Sebenarnya Aurel belum sepenuhnya tertidur, dan dia mendengar semua ucapan saudara kembarnya.
________________
Kriiing,,,kriiing
Suara alarm itu membangunkan Aurel, Aurel menatap Aura masih tertidur, dia mencoba membangunkan Aura,"Kak, kita sholat subuh ya, udah pagi" ucapnya,
Aura hanya mengangguk "kamu aja dek, kakak lagi PMS"balasnya.
Sholat adalah kegiatan rutin keluarga Herman, mereka tidak pernah meninggalkan sholat, Herman selalu mengingatkan anak-anaknya akan hal itu, kecuali Aurel. Ayah tak pernah menegur Aurel, namun Aurel berbesar hati, dia slalu menganggap ayahnya juga mengingatkannya sama seperti saudaranya yang lain.
Pukul 07.00
Aurel dan Aura bergoncengan menuju Stasiun kereta, mengantarkan Aurel yang akan berangkat ke Kota. Aurel memilih kembali kekota secepatnya, bukan karena ketidak nyamanan berada dirumahnya, tapi dia mendapat panggilan kerja disalah satu perusahaan di Jakarta. "Kamu disana hati-hati ya dek, ntar siapa yang jemput ke stasiun disana ?" Tanya Aura,"iya kak. Tadi aku udah hubungi Sonya, mungkin dia yang akan jemput kak",
"ya udah. Kamu naik gih, keretanya udah mau brangkat. Kalo ada apa-apa hubungi kakak ya!" Jelas Aura seolah tak ingin terjadi apa-apa pada Aurel,"iya kak. Kakak kapan kekota?" Tanya Aurel balik,
"belum tau. Mungkin dua atau tiga hari lagi",
"oh, ya udah. Aku jalan dulu kak. Titip salam buat yang dirumaj ya kak" jelas Aurel sambil menyalami kakaknya.
___________
jangan lupa Vote dan komennya ya kakak-kakak😊😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar cinta Allah
RomanceSebab, ketika aku jatuh cinta aku berharap rasa itu tidak jatuh pada tuan yang salah. Namun, Hati dan Perasaan juga bagian dari kuasa Allah. Dan keimananku di uji dengan mencintai dalam diam, lalu dengan paksa mengubur rasa dengan do'a. Tapi, pada...