Pukul 09.30
_____________
Aurel Pov
Aku membaringkan tubuh mungilku disofa apartemen ku dan Aura, kami memang tinggal diApartemen yang dibelikan ayah untuk kami. Lebih tepatnya untuk Aura, dan tidak termasuk aku. Namun Aura bersikeras mengajakku tinggal diApartemen yang terbilang lumayan besar ini, dia tak mau tinggal pisah denganku."Kamu enak ya Aurel, baru kemarin wisuda, dan sekarang udah mau dapat pekerjaan saja. Nah aku, boro-boro wisuda, judul aja ditolak terus" ujar Sonia.
Dia sahabatku & Aura, kami memang dekat, dan tadi dia yang menjemputku kestasiun. "Kamu sich, kerjainnya main-main. Fikirannya pacaran terus" jawabku sambil menjitak kecil kepalanya.
Dia hanya menjawab cengengesan "hehe, iya sich. Kamu aja yang gak tau enaknya pacaran. Makanya, kamu kan udah mau kerja nii, lepasin jomblo sejati kamu tu Aurel. Ingat, kamu udah hampir 22 th, dan masih saja belum pernah pacaran".
Iya sich, Sonia benar, diusia aku yang udah dibilang dewasa, aku belum pernah yang namanya pacaran. Tapi Bukan berarti aku Nggak laku ya, Kalo kalian liat aku, aku pastiin kalian jingkrak-jingkrak karna aku yang........Apa ya?? aku emang lagi fokus aja sama masa depan, beda dengan saudara kembarku yang hampir tiap bulan ganti pacar.
"Aku balik dulu ya Rel, Oh ya, nyokap bokap aku nyuruh kerumah, katanya kangen sama kamu" sambungnya sambil mengambil tasnya dan berlalu meninggalkan Aurel.
"kamu hati-hati ya, kalo jatuh berdiri sendiri.Titip salam untuk Om Tante ya, " teriakku sebelum Sonya benar-benar menghilang dari pandanganku, dan Sonya hanya mengacungkan jempolnya sebelum dia masuk lift.
Aku sedikit membersihkan apartemen kami, setelah itu, aku memilih menghabiskan waktu ditempat faforitku, 'Ruang Baca'.
Disinilah aku suka menghabiskan waktu ku. Jika tak ada tugas, aku tetap berada disini membaca novel atau komik yang bisa menghiburku. Diruangan ini ada 3 rak buku, 1 rak milik Aura, 1 rak buku milikku & 1 nya lagi rak buku cerita, seperti novel dan sebagainya, baik itu milik Aura atau milikku, karna kita memang sama-sama menyukai membaca cerita.°°°
Aku menatap kembali pantulan ku dicermin, memastikan apakah aku sudah cukup baik untuk nanti, aku sangat antusias, karna aku tak ingin kehilangan kesempatan ini.
Aku diterima disalah satu perusahaan besar dikota ini, dan aku akan duduk dibagian divisi Operasional.
Aku sedikit berjalan dari gerbang apartemen menuju halte bus, aku tak punya motor, kalaupun punya aku tak bisa membawanya, karna tak ada yang mengajariku, berbeda dengan Aura, semua berebut mengajarkannya, Ayah, kak Sandi & kak Angga.Aku sampai dihalte, kulihat sudah banyak penumpang yang juga menunggu bus datang. Seketika bus datang, semua berhamburan, dan aku tak bisa masuk lagi karna sudah sesak. Aku cemas, jangan sampai aku telat, aku tak ingin mengecewakan pihak perusahaan yang mau menerimaku. Mengecewakan ??, kadang aku lucu ya, memang kamu aja yang mau daftar, seolah nggak ada yang lain. Aku tertawa dalam hati.
Aku mengumpat dalam hati, tak ada pilihan lain, selain mengendarai sepeda miniku, hanya itu yang bisa menyelamatkanku, apalagi ?? Mau pake taxi,takut kehabisan uang. Aku mengayuh sepedaku secepat mungkin, berharap tak terlambat. Entah aku yang terlalu ngebut, aku tak tau. Aku hanya ingat waktu itu aku jatuh, aku sempat melihat sejenak, namun kepalaku pusing, dan segalanya berubah gelap. Aku KECELAKAAN. Ya, dan semua nya hancur karna kecelakaan ini.
Aidan Pov
Aku keluar dari rumah, aku masih kesal dengan keadaan dirumah, mereka bertengkar lagi, bahkan sekarang dia sudah menampakkan perkelahian itu didepan kami, didepan anak-anaknya, didepan aku dan Audi adikku.Aku memilih pergi dari pertengkaran itu "Kak Aidan, kakak kemana, aku ikut" Audi memanggilku, aku melihat ada airmata jatuh dipipinya.
Sebenarnya aku ingin sendiri, meski rasanya aku lelah karna semalam jadwalku dinas malam, bahkan akupun belum sempat mengganti pakaian kantorku
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar cinta Allah
RomanceSebab, ketika aku jatuh cinta aku berharap rasa itu tidak jatuh pada tuan yang salah. Namun, Hati dan Perasaan juga bagian dari kuasa Allah. Dan keimananku di uji dengan mencintai dalam diam, lalu dengan paksa mengubur rasa dengan do'a. Tapi, pada...