Hello,, Maaf ya, halaman ini kebalik. Yang ketujuh ada sesudah ini, habis itu baru yang ini. Baca bagian judul cerita, sesuai Nomor
°°°°°°°°°
Aidan baru saja melangkahkan kakinya memasuki rumah. Namun dia sudah disambut pertengkaran kedua orangtuanya. Aidan baru saja ingin pergi, namun mendengar teriakan dan tangisan bi Imah, pembantu rumah tangganya membuatnya segera mencari sumber suara, sedangkan kedua orang tuanya pergi dari rumah dengan kendaraan masing-masing."Audi kenapa Bi?" Tanya Aidan ketika melihat adiknya sudah bersimbah darah.
"Nggak tau den, pas bibi antar susu, non Audi sudah seperti ini' ucap bi Imah disela tangisnya. Meski bukan anak kandung, bi Imah sudah menganggap Aidan & Audi seperti anaknya,terlebih melihat Audi & Aidan yang kurang kasih sayang orang tuanya.
Aidan menggendong adiknya dan berlari keluar rumah membawa Audi kerumah sakit.°°°
"Aurel, dek. Bangun,kita harus kerumah sakit sekarang" ucap Aura panik ketika membangunkan Aurel yang baru tertidur, Aurel kaget Kakaknya mengajaknya kerumah sakit malam-malam,"Siapa yang sakit kak, ayah? Kak Randi ?,kak Anggia atau kak Angga?" Ucapnya cemas. Sejenak Aura terharu, adiknya slalu saja mencemaskan keluarganya meski keluarganya tak membencinya.
"Bukan sayang, mereka baik-baik saja. Adik iparmu Audi yabg masuk rumah sakit. Barusan Kak Rafa hubungi kakak, dia lagi dijalan dari bandara dan mungkin akan telat datang, makanya kita yang temanin kak Aidan",
"ya udah kak. Aku siap-siap bentar" Jawab Aurel tanpa menanyakan Audi kenapa. Diperjalanan kerumah sakit, Aurel baru mengingat, kenapa kak Rafa mengetahui apa yang terjadi sama Audi,
"kak, kok kak Rafa tau ya, kali Audi masuk rumah sakit?" Tanya Aurel bingung,
"oh iya. Kakak belum cerita ya, kak Rafa dan kak Aidan itu sahabat dekat dari kecil. Bahakn kelaurga mereka udah saling dekat. Makanya papanya kak Aidan mempercayai kak Rafa menjaga salah satu cabang perusahaan keluarga mereka, karna nggak mungkin hanya kak Aidan yang mebgurusnya sendiri" Jelas Aura, "oh gitu ya kak" jawab Aurel yang mulai mengerti.
Tanpa mereka sadari, mereka sudah sampai dirumah sakit. Mereka menggunakan taxi, karna Rafa tak mengizinkan Aura mengendarai motor malam-malam.
Kedua saudara kembar itu berjalan menuju tempat yang ditunjukkan oleh Rafa. Aurel & Aura langsung menghampiri Aidan yang duduk dengan wajah ditekuk kebawah,"hampiri dia, dia butuh kamu dek" bisik Aura sebelum berada lebih dekat dengan Aidan.
"Kak, yang sabar ya. Berdo'a aja moga Audi nggak kenapa-kenapa" ucap Aurel sambil memberanikan memegang tangan Aidan. Aidan kaget, ada rasa tak percaya bahwa Aurel benar-benar disampingnya, dia melirik kesamping dan melihat Aurel, semua rasa cemasnya berkurang, senyum Aurel membuatnya tenang,
"makasih sudah datang. Setidaknya kakak tenang ada kamu disini". Ucap Aidan tersenyum dan mengelus lembut kepala Aurel.
"Aidan?", "ya Fan, gimana adik gue?" tanya Aidan segera bangkit dari duduknya dan bertanya Antusiaa kepada Dokter yang tak lain adalah juga salah satu sahabatnya dan sudah jadi dokter prinadi keluarganya
"audi tidak apa-apa, gue udah menanganinya, hanya menunggu dia sadar dari biusnya. Sebentar lagi akan kami tangani" ujar Dokter, "baiklah gue permisi dulu" sambung Irfan srlaku dokter.
Audi sudah berada diruang inap, semua hanya diam menatapnya yang terbaring.
"Bagaimana keadaan Audi??" Tanya Rafa yang baru saja sampai kerumah sakit dengan Riski & Rian. Mereka juga sahabat Aidan, "hanya menunggunya sadar" jawab Aidan seadanya,
"kakak macam apa lo Dan, bisa-bisanya Audi melakukan hal senonoh ini", ujar Riski kesal. Mereka memang sudah terbiasa seperti ini, mereka bersahabat bukan berteman. Sehingga bukan type mereka yang berbasa-basi, terlebih mereka sanhat menyayangi Audi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar cinta Allah
RomanceSebab, ketika aku jatuh cinta aku berharap rasa itu tidak jatuh pada tuan yang salah. Namun, Hati dan Perasaan juga bagian dari kuasa Allah. Dan keimananku di uji dengan mencintai dalam diam, lalu dengan paksa mengubur rasa dengan do'a. Tapi, pada...