"Hai kaka jelek" sapaan kania membuat raka kaget "lagi apa sih ka?" Lanjutnya
"Ih kamu! Ngagetin mulu deh" gumam raka cemberut, sambil mengerjakan tugasnya.
"Eh iya dehh, maaf kaka... maafin nia ya udah ngagetin kaka terus" kania menjulurkan tangannya untuk minta maaf pada raka.
"Nggak! Nggamau!" raka berniat membuat kania kapok.
"Maafin nia dong ka, kaka kan sahabat nia yang paling baik, jadi maafin yaa.?" Sambil memohon pada raka. "Nia bakal ngelakuin apa aja deh, asal raka maafin nia". Perkataan itu membuat raka mendapatkan ide. "Oke. Gimana kalau kamu bantuin kaka ngerjain pr?" Dilihatkannya pr matematika pada kania, sontak membuat kania tertawa.
"Lho, kamu ngapain ketawa? Ada yang lucu?." Raka bingung.
"Yaiyalah lucu, masa soal segampang ini kaka ga bisa ngerjain? Huhh dasar payah" ledek kania.
"Huh sombong" kata raka dengan malas "yaudah sekarang bantuin kerjain. Mau dimaafin gak ni? Kalau ga mau yaudah" sontak membuat kania menahan raka. "Ih iya deh iya nia bantuin. Dasar curang!" melihat wajah kania yang lucu, raka hanya bisa menahan tawa.
Mereka belajar bersama di ruang halaman belakang. Setiap perkataan kania dibalas anggukan mengerti oleh raka. Mereka selalu bahagia ketika mereka bersama.
Suasana halaman belakang yang hening, kini pecah saat mama raka datang menghampiri raka.
"ka-raka?" Panggilan mama membuat raka kaget. "Kamu lagi mikirin apa si nak? Ngelamun nya asik banget kayanya sampe senyum-senyum sendiri" lanjut mama.
"Emangnya raka sampe senyum-senyum gitu ya ma?" Tanya raka, merasa tidak sadar kalau dirinya sedari tadi senyum-senyum sendiri.
"Yaiyalah, dari tadi mama perhatiin kamu dari jendela dapur. Ngeliat kamu senyum-senyum sendiri gitu, langsung aja mama samperin kamu kesini." Jelasnya
Sudut bibir raka tertarik dan membuat senyuman kembali. "Hh iya ma, tadi raka tiba-tiba keinget sama almh. Kania, keinget waktu itu raka diajarin sama dia ma. Raka kangen dia" wajahnya menampakkan kerinduannya pada kania.
"Mama juga kangen sama kania. Tapi disana dia udah tenang disisi tuhan."
Raka teringat kembali. Ingat bahwa yang membuat kania meninggal itu dirinya sendiri. Akibat mimpi yang ia mimpikan menjadi kenyataan. "Andai raka ga pernah mimpi itu ma, pasti nia masih disini, masih mau ngajarin raka lagi." Raka kembali merasa bersalah, jikalau ia mengingat kepergian sahabatnya.
"Sudahlah nak, kamu jangan nyalahin diri kamu." Mama Mengelus pundak raka.
▪▪▪
Sore ini papa raka sudah pulang lebih awal. Papa raka ingin menceritakan rencananya. Kini papa, mama, dan juga raka duduk diruang keluarga.
"Baik, sekarang papa mau bicara sama kalian. Mulai besok papa ada tugas di jakarta. Papa berencana ingin memindahkan kalian kesana." Jelas papa
"Apa pa? Raka ngga mau pa, raka masih mau disini nemenin kania pah" rencana papa membuat raka kaget dan langsung menolaknya
"Tapi ini untuk kebaikan kamu juga nak, kalau kamu disini terus kamu bakal pernah nyoba memulai hidup yang baru" papa menasehati
"Pokoknya raka tetep nggamau pah" menolak rencana papa dan langsung pergi meninggalkan papa dan juga mama ke kamarnya.
▪▪▪
Di kamarnya raka masih duduk di kasurnya dan memeluk kedua kakinya itu, raka masih merasa kesal pada papa nya yang secara tiba-tiba membuat rencana seperti itu. Raka tidak mau pergi dari rumah itu. Raka tidak mau semua kenangan bersama kania hilang begitu saja.
"Raka? Boleh mama masuk?" Raka hanya diam, dan tanpa disetujuai oleh raka mama nya langsung masuk begitu saja ke kamarnya.
Mama kini duduk disebelah raka, "Raka kamu harus ngerti, papa kamu ngajak kamu ke jakarta itu, cuma mau kita terus samasama. Papa gamau kita terpisah raka." Bujuk mama, "kamu dijakarta juga bakal bisa dapet sahabat lagi kaya kania. Kamu buktiin ke kania. Kamu ga boleh mikirin sesuatu yang mustahil buat kembali, raka, tugas kamu cuma berdoa supaya sesuatu yang mustahil buat kembali itu akan terganti oleh sesuatu yang memang nyata." Rayuan mama membuat hati raka luluh.
"Tapi ma, raka ga bisa ngelupain kania gitu aja"
"Mama tau, pasti kamu ga bisa secepat itu melupakan kania. Tapi kalau kamu mau nyoba, pasti bisa. Kania juga pasti seneng kalau kamu punya sahabat yang lebih baik dari dia." Rayu mama lagi.
"Hhhhh.. oke ma, besok aku ikut papa sama mama ke jakarta"
Raka pun menyetujui rencana papa nya untuk pindah ke jakarta besok.
▪▪▪
keesokan harinya...
"Ma, raka mau izin ya ma. Raka mau ikut papa dan mama ke jakarta hari ini. Jagain kania ya ma. Maaf raka ga bisa nemenin kania lagi" raka pamit pada mama kania.
"Iya nak, gapapa. Kania juga udah tenang disana, gausah dijagain kali, udah ada tuhan yang jaga."
"Oke mah, doain raka semoga selamat sampai tujuan ya." Pinta raka
"Pasti"
Raka membalikan tubuhnya, dan kembali masuk ke mobil untuk pergi ke jakarta hari ini juga.
◆◆◆◆◆
Inget ya... kaka bukan kakak
'Kaka' itu panggilan Kania buat Raka
'Nia' itu panggilan Raka buat KaniaRaka sama kania ga pacaran kok, dia cuma sahabatan. Karena mereka masih dibawah umur ( walaupun udh smp), orangtua mereka ga ngizinin mereka buat pacaran. Walaupun mereka saling suka.
Mereka udah kelas 2 smp ya!!Jangan lupa ya,Vote and comment ;) ;) ;)
Thank you.♥♥♥.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo
Teen FictionMasa lalu membuat raka menjadi dingin dan sensitif terhadap orang di sekitarnya. Apalagi wanita. Raka selalu merasa bersalah jika teringat dua orang yang ia sayangi pergi meninggalkan semuanya. Ya, meninggalkannya dan meninggalkan semua kenangan yan...