Setelah pamit pada mama kania dan juga kania, raka memulai perjalanannya ke jakarta.
Untuk keluar desa, raka melewati taman. Taman tempat biasa ia dan kania bermain.
"Kaka tunggu nia, jangan lari-lari nanti jat-" BRUUKK!!!. Kania pun jatuh terselengkat kakinya sendiri. Kania menangis kesakitan karena sikut dan dengkul nya berdarah.
"Yaampun kania!" Raka panik. Raka pun membawa nia pulang.
"Ada apa ini raka? Nia kenapa?" Tanya mama kania.
"Ini ma kania tadi ngejar-ngejar raka terus kesandung kaki nya sendiri." Jelas raka
"Ohyaudah sini-sini mama obatin." Mama kania mengobati luka kania.
"Huh dasar cengeng, gitu aja nangis" ledek raka.
"Ihh kamu aja ga ngerasain. Ini tuh sakit banget. Lagian kalo tadi kamu ga lari-lari pasti nia gabakal jatoh" nia membalas perkataan raka dengan menyalahkan raka, bahwa yang membuat nia jatuh ialah raka.
"Dih.. malah nyalahin...." raka membalas nya dengan malas.
Raka kembali teringat pada kania saat melewati taman di ujung desa. Sesaat raka tersenyum.
Lalu raka juga melewati pedagang gulali, ia juga kembali teringat kenangan dulu bersama kania. Senyumnya semakin lebar.
Kini raka sudah keluar dari desa, ia sudah ada di jalan raya, melewati tol-tol, melewati pohon-pohon hijau dipinggir jalan.
Butuh waktu sekitar 85 menit untuk sampai ke jakarta.Raka merasa bosan dan ngantuk. Raka pun mengambil headsetnya di tas lalu memasangkannya di telinga, dan mulai tertidur dengan pulas.Sementara mama raka masih sibuk melihat pemandangan di pinggir jalan.
10 menit sebelum sampai tujuan, mama membangunkan raka. Raka pun terbangun. "Udah sampe ma?" Tanya raka. "Iya paling bentar lagi" jawab mama. Mereka sudah sampai di jakarta, sudah terlihat gedung-gedung tinggi disana.
Setelah sekian lama, mereka berhenti dirumah mewah 2 lantai.
Mereka mengambil barang-barang di bagasi mobil, lalu membawanya masuk ke dalam rumah."Ma ini taro dimana?" Tanya raka sambil membawa kopernya. "Itu kamu taro dikamar kamu aja, kamar kamu dilantai 2 sebelah tangga." Jelas mama dibalas dengan anggukan raka.
Samapi dikamar raka merapikan baju nya dilemari. Menata barang koleksi nya di meja, termasuk bingkai foto raka dan kania. Saat memegang bingkai foto itu, raka tersenyum. Setelah itu raka membaringkan tubuhnya dikasur untuk istirahat.
Setelah istirahat raka dipanggil papa ke ruang tengah."Raka sini duduk" kata papa setelah melihat raka turun dari tangga. Dan raka pun duduk di sofa. "Kamu mulai lusa sudah sekolah. Jadi papa harap kamu bisa mempersiapkan semuanya." perintah papa. "Iya pa, nanti raka akan siapin semua" jawab raka.
"Semoga kamu betah dan mendapat teman yang baik." Papa berharap raka mendapat teman yang baik.
"Ya pah" dengan wajah datar. Sebenarnya raka masih tidak bisa terima semua yang telah terjadi padanya. Mau tidak mau raka harus menuruti perintah papanya
Raka melangkahkan kaki nya ke kamar, dan menyiapkan peralatan untuk sekolahnya.
"Nia.., lusa raka bakal sekolah disekolah baru raka. Semoga raka bisa dapet temen, juga sahabat yang baik kaya nia ya." Kata raka sambil memandangi foto kania.
▪▪▪
Hari ini hari minggu, raka dan keluarga masih sibuk membenahi rumah mereka. Mulai mengecat kembali rumah sekaligus kamar mereka, mengubah dekorasi rumah, dan membersihkan halaman depan juga belakang.
Mama bagian dapur, dan mengatur dekorasi rumah. Papa bagian ngecat, raka pun dapat bagian membersihkan halaman depan dan belakang. Mereka pun sibuk dengan bagian masing-masing.
Setelah lama membenahi rumah, kini rumah itu menjadi lebih indah. Kini mereka sedang menyantap makanan di dapur, setelah lelah membenahi rumah baru mereka.
Setelah itu raka pergi ke kamar, menonton tv, dan mendengarkan musik. Juga menyiapkan diri untuk masuk ke sekolah baru besok hari.
◆◆◆◆◆
Tadi gue sempet nyebut 'desa', karena rumah yang mereka tinggalin itu ada di Bandung.
Maaf terlalu pendek cerita nya, gue bingung soalnya:v
Jangan lupa vote and comment nya yapss :):):)
Thank you. ♥♥♥ .
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo
Teen FictionMasa lalu membuat raka menjadi dingin dan sensitif terhadap orang di sekitarnya. Apalagi wanita. Raka selalu merasa bersalah jika teringat dua orang yang ia sayangi pergi meninggalkan semuanya. Ya, meninggalkannya dan meninggalkan semua kenangan yan...