part 2

21 4 0
                                    

Naya yang saat ini sedang di dalam kendaraan umum, terus melihat jam digital di tangannya. Rasa khawatir terus menggelayuti nya, jam sudah menunjukan pukul 6:55 ia pun mengigit bibir bawahnya.

Naya khawatir karena ia akan telat, dan dia tidak ingin terlambat. Kenapa firasat nya kini menjadi semakin tidak enak, tidak akan terjadi apa apa Naya, Batin Naya memotivasi dirinya sendiri.

Akhirnya Naya sampai di halte, ia pun turun dan memberi uang dan tidak memperdulikan kembaliannya. Ia berlari secepat mungkin menuju gerbang sekolah yang masih terbuka, Naya bernafas lega.

Ketika Naya sampai di depan gerbang, guru piket sudah menutup pintu gerbang.

"Tunggu bu" ucap Naya memelas

"Kamu telat naya?" Tanya guru piket yang tidak lain dan tidak bukan adalah guru kimia nya.

"Iya bu, tadi macet banget" Naya menundukan kepala nya

"macet bukan jadi alasan naya, tuh liat kamu ada temennya" tunjuk guru nya kepada murid yang berjalan santai dari parkiran sekolah.

Naya yang mengikuti arah tangan bu berta, melihat ada seorang anak laki laki menggunakan jaket hitam yang seperti nya itu jaket kulit.

Anak laki laki itu telat, dan masih bisa jalan santai gitu. Batin Naya heran

Laki laki tersebut kini sudah sampai di depan gerbang sekolah, ia melirik ke arah Naya. Namun ia langsung berpaling ke Bu Berta, dan tersenyum.

"akhirnya telat juga kamu Rio, biasanya selalu mepet" dengan nada mengejek

"Iya nih bu, coba tadi tuh orang gak berenti sembarangan. Pasti saya gak telat" ucap Rio dengan santai

"udah cepet masuk, duduk di koridor situ" tunjuk bu Berta kepada Naya dan Rio

Rio pun memberi jalan Naya untuk masuk terlebih dulu, adik kelas pasti tegang pas telat. Batin Rio

Mereka pun duduk di bangku panjang yang terletak di koridor, biasa nya bangku itu buat tempat duduk tamu. Wali murid yang ingin bertemu dengan anaknya, bangku itu ada tiga seat.

Naya duduk di ujung dan Rio juga duduk di ujung, menyisakan satu seat di tengah yang menjadi pembatas antara mereka.

Sementara bu Berta sedang berbicara dengan guru lain.

Rio yang sesekali melihat ke arah siswi yang tengah duduk disampingnya dengan jarak satu seat, tiba tiba Rio tersenyum melihat betapa tegangnya siswi tersebut.

Tangan siswi tersebut terkepal jelas di atas paha nya, dan kaki nya yang terus menendang lantai.

Bu Berta mendekat kepada Rio dan Naya.

"Kamu belom nyerahin tugas makalah dan video praktek asam basa kamu kan Rio? saya gak mau tau, kamu harus ngumpulin besok. Kalo enggak ngumpulin juga tugas double, kamu Naya, kamu sebagai penanggung jawab Rio. Kamu harus mastiin dia ngerjain, kalo Rio gak ngumpulin besok. ya kalian berdua besok ibu hukum lagi." Jelas bu Berta panjang lebar

Naya yang mendengar itu kaget, namun ia tetap diam dan tertunduk.

"Hahh besok? Yakali bu keburu ngerjain itu semua dalam semalem, lagian gak usah nyuruh ade kelas ini jadi penanggung jawab segala. Ini kan salah saya gak usah bawa bawa orang lain" ucap Rio tidak percaya

"Saya buat Naya jadi penanggung jawab kamu itu supaya kamu ada beban, kalo kamu gak ngerjain otomatis dia juga ibu hukum jadi kamu harus ngerjain Rio supaya dia juga gak dihukum" tambah bu Berta lagi

"Saya gak enak bu, sama ade kelas ini" ucap Rio

Ihh siapa yang ade kelas sih, batin Naya.

"Siapa yang ade kelas?" Tanya bu Berta bingung

NAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang