Chapter 8

38 0 0
                                    

AUTHOR POV

Pagi ini Rexa terlambat bangun, harusnya setengah jam yang lalu ia sudah bangun. Jam sudah menunjukkan pukul 6.00 dan dia baru saja membuka matanya.

"Gila!! Gue telat anjing!!" Umpat Rexa. Dia sangat kesal dengan dirinya sendiri.
Tak butuh waktu lama untuk Rexa bersiap diri, walaupun kantuk masih melandanya.

Di jam tangannya kini terlihat pukul 06.20
"Mati gue!! Alamat kena hukum deh!! Mana jalan macet lagi!" Kesal Rexa, kini ia sudah pasrah menerima hukuman PBB dari para guru BK yang berjaga di gerbang masuk menuju kelas.

Rexa sebenarnya tak mempermasalahkan jika ia harus dihukum selama 1 jam pelajaran, tapi ia tak suka jika menerima surat karena terlambat. Walaupun ini kali pertama ia terlambat, ia sudah tak mau mengulangi kejadian ini lagi.

Para siswa dan siswi yang telat dibariskan oleh guru BK itu, Bu Ana. Wanita setengah baya yang mengenal Rexa karena ia adalah ketua kelas 10Ipa6 .

"Lorexa Andriani Chaniago." Panggil Bu Ana dengan nada heran. Dan mulai mendekati Rexa.
"Kenapa kamu telat,nak?" Tanya Bu Ana.
"Saya kesiangan bu, alarm saya bunyi tapi saya lanjut tidur soalnya masih ngantuk." Jawab Rexa sambil tetap memasang wajah tegas. Ia tak mau terlihat lemah, karena bu Ana tahu jika Rexa anak Paskibra.

"Memangnya kamu tidur jam berapa tadi malam, Rexa?" Tanya bu Ana sekali lagi.
Terbesit di pikiran Rexa untuk berbohong kepada bu Ana tapi jika ia Berbohong, maka Bu Ana akan tahu.
"Hmm.. saya tidur jam 10malam bu." Jawab Rexa dengan gugup.
Bu Ana tahu betul Rexa, dia memang gadis yang nakal. Tetapi nakal pada umumnya, Bu Ana mengenal Rexa anak yang usil, supel, banyak tingkah, egois dan Cerewet.

"Baiklah, Lorexa, jangan diulang lagi ya, usahakan hanya 1kali ini saja kamu terlambat. Untuk hari berikutnya jangan sampai terlambat! Pasang alarm didekat kamu!" Kata Bu Ana sambil tersenyum menyeringai pada Rexa.
"Iya bu. Makasih ya bu." Jawab Rexa sambil membawa surat ijin masuk pelajaran dan berlalu meninggalkan Bu Ana.

Ia sudah bebas, tapi tidak aman untuk sekarang. Karena dikelasnya adalah waktu Pak Hariyono guru Matematika minat yang sangat ia tidak sukai . Begitupun sebaliknya, pak Har pun tidak suka pada Rexa karna ia sering tidak memperhatikan pak Har  ketika menerangkan rumus rumus didepan kelas.

"Gila waktunya pakde lagi . Ah otak gue ancur deh!!" Gumam Rexa.
Sekarang ia sedang duduk di depan perpustakaan, menikmati hembusan angin dan wifi gratis yang disediakan sekolah.
Ia pun memasang earphone ke telinganya, dengan maksud jika ada guru yang sedang memergokinya ia berpura pura tidak mendengar perkataannya.

"Ekhem..." suara berat laki laki sedikit membuat Rexa terkejut. Tapi deheman lelaki ini tak ia hiraukan. Rexa malah asyik mendengarkan musiknya.
"Ekhem ekhemm..." suara itu lagi yang terdengar samar di telinga Rexa. Tapi suara kedua ini tak ia gubris. Malah semakin menyanyi.

1... 2... 3...

"Bwaaaaaa!!!"

Suara itu berhaail mengagetkan Rexa. Dan ia memukul lengan lelaki itu.
"Ihh kak Arizal! Kaget gue gilak lo!" Ketus Rexa.
"Ahaha. Panggil gue Rizal aja kali. Lo sih ngapain masih disini sendirian, jam pelajaran lagi ." Tanya Rizal.
Padahal ia tahu jika Rexa terlambat, tapi ia ingin mengulur waktu untuk dapat berbicara dengan gadis yang biasa ia kerjain.

"Gue telat, ga liat lo gue lagi bawa tas. " jawab Rexa dengan nada malas.
"Wih wih iya non selow aja kali ngobrolnya." Sahut Rizal sambil menyikut bahu Rexa.
"Btw lo waktunya siapa ? Kok lo ga masuk kelas? " timpal Rizal lagi.
Belum sempat dijawab pertanyaan Riza, Rexa sudah kembali bertanya.

"Nah lo sendiri ngapain disini? Waktunya sapa lo? Ngapain kok ga masuk kelas." Tanya Rexa balik.
"Iya gue kan waktunya Bu Esti, bahasa Indonesia. Kebetulan gaada gurunya yah anak kelas gue disuruh guru piket ke perpus sambil ngerjain tugas." Sahut Rizal sambil melempar senyum pada Rexa .

"Yauda lo masuk aja kali. Ngapain lo disini." Kata Rexa, tangannya bergerak seperti mengusir kehadiran Rizal.
Padahal Rizal hanya ingin duduk disebelahnya sambil menunggu ia kembali ke kelasnya, dengan maksud agar Rexa tidak boring .
"Yauda deh gue masuk perpus." Sahut Rizal dan berlalu meninggalkan Rexa yang duduk dibangku depan perpus.

Kini Rexa sendirian, menunggu datangnya bel jam pelajaran kedua. Ia melirik jam tangannya.
10 menit lagi. Untungnya pakde (sebutan untuk pah Har) hanya mengajar selama 1 jam. Jadi ia tidak akan bosan menunggu. Tapi bagaimana jika pakde mengajar selama 2 jam? Wahhh bisa jadi lumut dia di perpus.

*it's time to begin the second lesson*
Jam pelajaran kedua pun sudah dimulai, sepertinya pakde sudah meninggalkan kelasnya. Rexa mulai berjalan menuju kelasnya.

"Dasar bego! Dateng telat! Tumben lo!" Kata Keket. Rexa tidak menghiraukan kata Keket dan langsung menuju bangkunya yang diduduki oleh Adel.
"Minggir minggir!!" Perintah Rexa.
"Eh iya bos maaf bos. Silahkan duduk bos." Jawab Adel dengan nada lugu yang membuat teman temannya tertawa .
"Sialan lo Del." Jawab Rexa dengan sedikit tertawa.
"Lo tuh kemana njing! Dicari lo ama pakde. " Tanya Keket, sepertinya ia kesal karna Rexa tak menjawab pertanyaannya tadi.

"Gue telat pig! " ketus Rexa
"Ah lo pasti gaada yang bangunin ya." Tanya Dila.
"Iya bok, gue bangun ndiri, gue ngantuk banget." Sahut Rexa sambil melipat tangannya dan tidur di meja.
"Ah kapan lo ngga ngantuk Rex!!" Sahut Bella.

Kini bel pulang sudah berbunyi siswa siswi SMA Baruna Indah keluar dari gerbang sekolah. Rexa dan para geng nya duduk duduk di dekat lapangan basket.
Ia melihata sekelibat bayangan yang membuat dia mematung disana. Galih nomor punggung 11 itu nampak lagi dimata Rexa. Membuat hatinya berbunga bunga dan senyumnya yang daritadi tak terlihat kini mengembang dengan manis. Rexa terus memandangi si nomor punggung 11 itu. Dengan harap cemas agar orang yang ia pandang tak melihatnya dengan aneh.

"Rex lo liatin apa sih! Senyam senyum kek orang gila lo!" Suara Aura mengagetkan Rexa yang sedang asyik memperhatikan Galih itu.
"Lo tuh rusak aja deh Raaa!!" Teriak Rexa kesal, tapi ia tetap lanjut memperhatikan Galih kembali.
"Oooh gue tau ternyata lagi liatin Vicky ya!" Tebak Bella.
"Kepo lo!" Ketus Rexa sambil menyenggol lengan Bella.

"Oh oh oh oh.. gue tau gue tau lo liatin kak Arizal ya Rex?! Yekan? Ngaku lo!!! " Teriak Juan. Kebetulan di lapangan itu ada Arizal dan Vicky yang latihan basket seperti biasanya, tapi sekarang mereka lagi stretching. Dan suara Juan ini sempat membuat para pemain basket melirik Rexa, termasuk Arizal yang malah tertawa karena kata kata Juan.
"Bangsat Juan! Bacot looo!!!! " Sorak Rexa sambil mengejar Juan. Dan terjadilah acara kejar mengejar antara Juan dan Rexa yang seperti anak kecil itu.

Enjoy story guys!!

VOTE!!!

VOTE!!!

VOTE!!!

ANNOYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang