Chapter 10

46 0 0
                                    

Dimulai dengan aktivitas pagi seperti biasa. Rexa merasa biasa saja, tidak ada yang spesial setiap harinya. Tidak ada yang membuat hidupnya terasa berwarna. Datar..
Mungkin ia hanya merasa senang ketika bersama dengan 8 sahabatnya itu. Walaupun ia kurang sedikit terbuka dengan mereka tapi tetap saja, Rexa menyukai pertemanan ini.

Berawal dari tidak suka, saling sinis ketika memandang, hingga saling ejek pun sudah mereka lewati sebagai teman. Tak ada yang mereka tutupi lagi sekarang, semua sangat terbuka satu sama lain. Tak ada permusuhan dan konflik antar individu, jika salah satu teman melakukan hal yang salah, keharusan dari teman yang lain adalah menegur langsung, memberi tahu letak kesalahannya dan membenarkannya.

Sifat inilah yang disukai Rexa, tidak ada yang namanya 'main dibelakang' atau yang istilahnya munafik. Rexa dan teman temannya tak ada waktu untuk berteman dengan orang semacam itu.
Bukannya memilih teman, tapi jika tak pandai memilih teman, kita yang akan rasakan akibatnya di kemudian hari.

Seorang bajingan pun akan saya jadikan teman jika itu memang pantas, untuk apa berteman dengan wajah sok alim padahal suka menggerogoti hati teman sendiri.

*Saat Istirahat*

"HOY KANTIN YOK!" sorak Aura, suara Aura seperti ini sudah biasa terdengar, ajakan ke kantin yang dengan cara berteriak keras, mengisyaratkan Rexa, Dila, Juan, Bella, Ketty, Cima dan Adel untuk 'go canteen'    (istilah untuk pergi kekantin)

"Heh ayo guys gue laper nih, ribet aja sih lo pada!" Ujar Juan.
"Sabar Ju!! Sabaarr!!" Sahut Cima sambil mengelus pundak Juan yang bermaksud menenangkan Juan.
"Ih ih jijik gue." Ucap Juan yang membuat lainnya tertawa terbahak bàhak.
"HEH AYO NJING GO CANTEEN!!!" Teriak Aura lagi. Sedikit geram melihat Dila dan Ketty yang masih kejar kejaran seperti anak kecil.

"Ketty liat tu aku dianu ama Aura!" Kata Dila manja, dan itu sukses membuat teman teman yang lain eneg.
"Ayo kita tembak, ciu ciu." Sahut Ketty polos sambil tangannya seperti memegang pistol dan diarahkan pada Aura.

"Oke guys lengkap yah. C'mon girls !! *lagu Ariana Grande Focus* tetettetett :D " ujar Bella.
Setibanya dikantin Rexa dan yang lain duduk di meja kantin. Mulailah mata mereka berkeliaran, selain makan, tujuan ke kantin hanya 'penyegaran' setelah sumpek memikirkan pelajaran yang diterima tadi.
Maksud dari 'penyegaran' adalah melihat kakak kelas yang oke atau teman kelas 1 yang tampan.

Rexa dan teman temannya punya 2 cowo yang menjadi idaman mereka, ialah Glen dan Genta mereka berdua dari kelas sebelah. 10IPA 7 .
Ada alasan tersindiri mengapa Rexa and Geng suka melihat Glen dan Genta. Selain tampan mereka juga terlihat stylish  walaupun menggunakan seragam putih abu-abu.

"Stststst pacar gue lewat ehh.. " ujar Dila berbisik.
"Anjir lo, pokonya Glen punya gue." Sahut Rexa.
"Genta ama gue." Ucap Dila
"Enak aja lo, Genta tuh cocoknya ama gue lah." Rebut Aura tak mau kalah.
"Btw, Glen juga boleh." Suara Adel, mengagetkan teman teman yang lainnya, biasanya Adel tak pernah membahas tentang Pria.

Dan kata kata Adel berhasil membuat mata Rexa melotot, menatap horror Adel yang sedang menenggak pop ice nya.
"Lo kenapa Rex, ih ngga kali Rex gue gasuka ama Glen kok." Sambung Adel lagi, Adel cekikikan melihat temannya yang sepertinya tak suka disaingi.

***

"Gengss, gue pulang yah. " ujar Rexa, ia melambaikan tangannya pada teman temannya.
"Oke Rex, hati hati yaa." Sorak teman teman Rexa yang lain.
"Rexa kok jarang banget sih sekarang kumpul ama kita? " tanya Dila.
"Ya mungkin dia sibuk kali." Sahut Juan.

***

Setibanya di kost, Rexa menghempaskan tubuhnya ke ranjang kesayangannya menatap langit-langit ruangan itu.
Rexa merasa pusing dan tak enak badan, ia merasa nyeri di bagian tengkuknya dan bengkak di pahanya. Entah mengapa ini bisa terjadi, kesehatan Rexa menurun dan membuatnya harus istirahat.

ANNOYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang