CHAPTER 1

860 1 0
                                    

Hai guysss!!! ini karya pertama aku, lho. jadi kalok jelek jangan di-judge ya. aku aka berusaha lebih baik nantinya. kumohon vote dan comment :)

--nadine--

***


Mia menatap nanar gundukan tanah merah dihadapannya. baru minggu lalu ia kehilangan sosok ayah, dan kini ia kembali kehilangan ibunya. air matanya terus saja menetes setiap kali ia mengingat bahwa kini ia sebatang kara, tanpa sanak dan saudara.

Ditengan duka yang menyelimuti hati Mia, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. mia menoleh dan mendapati seorang lelaki paruh baya yang tengah tersenyum kepadanya. "Hallo, Mia!" sapa lelaki paruh baya itu.

Mia menghapus sisa air matanya dan mamandang intens lelaki di depannya ini. "Maaf Bapak, Bapak siapa ya?" tanya Mia hati-hati.

"Nanti akan saya jelaskan. sekarang, mari kita kerumahmu," kata lelaki itu.

tanpa pikir panjang Mia berdiri dan bergegas pulang ke rumahnya bersama lelaki paruh baya tadi. sesampainya di rumah, ia segera membuatkan teh dan memberikannya kepada Bapak itu.

"Maaf membuatmu terkejut dengan kedatangan saya Mia. perkenalkan, nama saya Subianto. panggil saja Pak Anto," katanya. "Saya adalah teman bapakmu sedari kami kecil. saya turut berduka cita dengan meninggalnya kedua orangtuamu."

"Oh begitu. bapak ndak pernah cerita, Pak. maaf, saya nggak tau," jawab Mia pelan.

"Saya kesini untuk menepati janji saya dengan bapakmu dulu. dulu, ketika kami kuliah, kami berjanji akan menjodohkan anak kami. awalnya perjodohan ini hampir batal karena bapak dan ibumu yang masih saja belum punya anak setelah 6 tahun menikah. namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Ibumu hamil dan lahirnya kamu, malaikat kecil itu."

mia mengerutkan keningnya bingung. namun ia dengan sabar mendengarkan Pak Anto meneruskan perkataannya.

"Saya tidak ingin mendengar penolakan Mia. secepatnya kamu dan anak saya akan menikah," kata Pak Anto tegas.

Mia terkejut luar bisa. menikah? bagaimana bisa? "Me-me-menikah, Pak? bahkan saya tidak tau bagaimana rupa anak bapak itu. kalau pernikahan dilandasi tanpa cinta seperti ini, saya yakin rumah tangga yang akan kami jalani tidak akan mulus," jawab Mia lemah.

"percayalah, Mia, cepat atau lambat kalian pasti terbiasa. saya dan istri saya dulu juga begitu. namun karena terbiasa akhirnya tumbuhlah cinta diantara kami," kata Pak Anto tetap keukeuh.

"Tidak pernah ada kisah yang benar-benar sama di dunia ini, Pak."

"Seandainya bapakmu masih ada, dia pasti akan sangat marah mendengar penolakan mu itu." Pak Anto menghela napas panjang. "Berisitirahatlah. besok saya dan istri beserta putra kami akan segera melamarmu. pakailah pakaian terbaikmu."

setelah berucap demikian, Pak Anto pergi meninggalkan Mia yang masih shock dengan perkataan beliau.

***

tbc

vote and comment guyss!!!!

Please, Love Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang