CHAPTER 4

596 1 0
                                    

Author POV

"Sahh..." teriak para saksi ketika Rangga selesai mengucapkan ucapan sakral itu. kini, seorang Rangga Damian Angelo resmi menjadi suami Mia.

Sementara itu, Rachel yang duduk di bagian belakang menatap Mia dengan penuh kebencian. Ia sudah bertekad akan membuat hidup Mia tidak tenang dan hancur. 'Kita tinggal tunggu waktu mainnya', batin Rachel.

Selesai acara akad nikah, acara dilanjutkan dengan resepsi. Jujur, Mia ingin segera mengakhiri hari yang sangat panjang ini. Ia lelah tersenyum kepada semua tamu undangan, seakan ia sangat bahagia hari ini.

Semalam suntuk Mia tidak tertidur karena memikirkan pernikahan ini. Dulu, Mia selalu bertekad dalam hati bahwa ia hanya akan menikah sekali dalam seumur hidup. Namun sepertinya prinsip itu tidak berlaku. Mia ikhlas jika ujung-ujungnya pernikahan ini akan berakhir di pengadilan.

"Seandainya ayah kamu masih ada, Mia, dia pasti akan senang dengan pernikahan ini," ucap ayah mertua mia itu. ia tidak berhenti tersenyum sedari prosesi ijab kabul tadi.

"Semoga saja begitu," gumam Mia lirih.

"Lho, kenapa nada suaramu seperti itu? apa kamu tidak suka dengan pernikahan ini?" tanya Papa Anto sedikkit tersinggung.

"bukan, pa. Mungkin saya terlalu lelah mengingat tamu undangan yang sangat banyak, makanya suara saya seperti itu," jawab Mia pelan. "Maaf jika saya membuat papa tersinggung."

Pak anto menggeleng-gelengkan kepalanya, dan berlalu dari hadapan Mia.

Sementara itu, Rangga yang berdiri di sebelah Mia seakan mengganggap Mia hanya angin lalu saja. Ia memang terlihat bahagia dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya, namun perhatiannya hanya pada gadis yang duduk di pojok ruangan yang menatapnya dengan sendu.

Malam semakin larut, dan tamu undangan pun sudah mulai berkurang. Hampir semua tamu sedang menyicipi hidangan yang dihidangkan. Sementara itu, Rangga melesat pergi menuju gadis yang sedari tadi menjadi objek perhatiannya.

"sayang?" panggil Rangga hati-hati pada gadis yang duduk membelakanginya itu.

Gadis itu berbalik dan tersenyum cerah. Ia berdiri dari duduknya dan berhambur ke pelukan Rangga. Rangga membalas pelukan gadis itu dan membawanya ketempat yang lebih aman.

Dan disinilah mereka berdua, Rangga dan rachel, di taman belakang tempat berlangsungnya acara pernikahan Rangga dan Mia. Mereka hanya duduk dalam diam.

"Ciee... selamat ya, mas atas pernikahannya. Semoga nggak langgeng dan cepet hancur," kata Rachel mencoba menahan air mata yang siap keluar dari pelupuk matanya.

"doakan saja sayang, semoga semuanya cepat berakhir dan aku bisa segera menikahi kamu," jawab rangga sambil membawa Rachel ke pelukan hangatnya.

"Ingat janji kamu ya, mas! Nggak ada istilah malam pertama. Kamu selamanya milik aku dan hanya milik aku."

Rangga tertawa pelan. Ia mengacak-acak rambut Rachel yang kebetulan digerai. "janji sayang!!" Rangga mendekatkan wajahnya ke wajah Rachel, dan mulai mencium bibir Rachel lembut

Sementara itu, di sudut lain, Mia mencoba menahan air mata dan sesak didadanya. Ini bahkan belum ada 24 jam ia menikah dengan rangga, namun rangga sudah bermain dengan wanita lain.

"Kamu serasi sama dia, mas. Aku tau kalau kalian saling mencintai. Maaf kalau aku hanya menjadi perusak diantara gelombang asmara kalian," gumam Mia dalam hati.

MIA Pov

setelah menyaksikan adegan yang benar-benar menusuk hati, aku mencoba tenang dan tegar. Memang apa yang kuharapkan dari rangga? Ungkapan cinta dan perlakuan manis? aku sangat bodoh jika berharap demikian.

Please, Love Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang