What is the worst part when your big—VERY BIG—family are gathering around?
Ketika semua orang menanyakan kapan kamu menikah, atau setidaknya memintamu mengajak seorang pacar datang ke acara keluarga seperti sekarang. Itu jawabannya.
Dan siluet akan pertanyaan-pertanyaan itu, seketika menjelma jadi Dementor yang siap menyedot kebahagiaanmu. Pada momen hari raya, pertanyaan itu akan menggunung, menggunung, dan menggunung, mengalahkan Everest yang tingginya hampir sembilan ribu meter.
Aku hanya ingin menjalani hari raya yang "normal" bersama keluarga besarku. Mengobrol, minum, makan, berbagi tawa, bersilaturahmi. Semua yang menyenangkan. Seperti menonton tayangan Madagascar bersama, dan kita sejenak tidak perlu memusingkan kehidupan nyata yang harus kita hadapi.
Kenyataan yang banyak paku yang tersebar di garis edar setiap masing-masing dari kita.
"Halo, Mara. Lama nggak ketemu."
Aku yang sebelumnya sibuk memasukkan sirup melon ke dalam gelas, mendongak.
Seperti ada angin ribut yang menerjangku kemudian, saat kusadari pria itu ada di hadapanku.
Mantan pacarku, yang selama hampir enam tahun menjabat sebagai kekasih tercintaku. Pria yang sama, yang sekarang akan menjadi suami dari sepupu yang paling kubenci.
Sometime, world is suck, isn't it?
[Catatan Penulis]
Tulisan ini dibuat pas inget kalau Wattpad saya udah jamuran karena kelamaan nggak ditengokin. Jadi, gimana kalau kita memulai cerita seorang Nismara Olivia di lapak ini?
Regards,
P.
2016-06-14
KAMU SEDANG MEMBACA
WE WERE ON THE ROCKS
RomanceCerita tentang seorang Nismara Olivia, wanita yang mati-matian ingin bangkit dari patah hati yang pernah membuatnya sekarat. Kesibukannya dalam bekerja, cukup membantunya untuk membunuh waktu, mengurangi intensitasnya berkabung dalam memori yang bel...