Kesialan

45 4 2
                                    

Di suatu pulau bernama Author, terlihat seonggok manusia bernama Ther di bibir pantai. Dia terlihat lemas dengan baju yang basah.

Dari kejauhan, tampaklah seorang anak kecil yang imut lari mendatangi seonggok manusia itu.

"Ka Ther, kau tak apa?" tanya bocah cilik yang bernama Ood itu.

"Aku tak apa, aku hanya lapar. Pengen makan orang," kata Ther dengan mata yang memandang langit.

"Eh, tapi apa makan doi yang gak peka itu aja, yah?" kata Ther, mulai melantur.

Ood yang mendengar hal itu memutar bola mata malas.

"Ayolah, Ka Ther. Sebelum kamu memakan doi yang gak peka itu, habiskan dulu tumpukan mantanmu yang sudah menggunung," balas Ood.

"Haduh ... Ood. Please, jangan bahas mereka dulu. Tunggu nanti mereka bertumpuk di gua Pulau Author yang terkenal itu dulu, baru bahas lagi," ucap Ther santai.

"Lagipula, mereka sepertinya sudah kadaluarsa." Ther mengedikkan bahu sekilas.

Ood menghela napas lalu beranjak dari sana. "Sudahlah, aku mau cari pacar baru. Bosan menjomblo terlalu lama."

Tiba-tiba, Ther dengan akal meledek bernyanyi, "Sudah terlalu lama sendiri~ sudah terlalu lama Ood asyik sendiri~"

"Terserah lah."

Ood meninggalkan Ther sendirian di sana, menatap gelombang laut yang terus bergerak. Saat menyadari kalau ia melupakan sesuatu, ia menepuk jidatnya dan langsung berlari. Namun naas, ia terjatuh dan mencium pasir dengan cantiknya.

Terdengar gelak tawa Ther yang membahana. Ood menoleh ke belakang dan mendapati Ther tengah mengejeknya.

"Hahaha ... Ood, Ood. Jodoh gak dapet, pasir yang didapet. Haha." Ther masih saja terus menertawakan Ood yang sudah jengkel.

Wajah Ood berubah merah, perpaduan antara malu dan marah. "Bagus, ya. Ketawa aja terus," ucap Ood kesal lalu kembali berlari.

Kali ini, Ther terdiam sebentar. Dia menatap lautan lama-lama. Lalu, tatapannya menjadi horor saat melihat sesuatu yang menyerupai tangan manusia.

Akhirnya, Ther lari terbirit-birit menyusul Ood. Namun naas, kali ini, Ther menabrak dan mencium pohon kelapa di sana dengan anggunnya.

Ther jatuh tergeletak dengan cantiknya di pasir pantai. Kepalanya benjol, sebesar buah durian.

"Aduh ... sakit. Ood nih, tiap nyumpahin orang pasti jadi kenyataan. Huaaa. Dasar!" ringis Ther kesakitan.

Tawa Ood pecah ketika Ther sampai di rumah. "Kenapa, Ka? Abis dicium siapa itu?" tanya Ood kalem sambil menahan tawa, sedangkan Ther hanya bisa mendelik sebal.

"Habis dicium mantan yang udah kadaluarsa," jawab Ther kesal, sambil mengambil es batu untuk mengompres kepalanya yang benjut.

Keesokan paginya, Ther mengecek sesuatu yang menyerupai tangan semalam. Ternyata, itu adalah rumput laut yang muncul ke daratan. Ther pun merahasiakan kejadian itu karena malu

-The end-

Played by: Esraya18, Lviina, HalamanBaru, claudia_vp, and DreyLa06.

Author's Daily StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang