Keesokan harinya Venza berjalan dikoridor sekolah , semua mata tertuju padanya . Walaupun wajahnya tidak terlalu senang , tetapi setidaknya dia sudah mau masuk sekolah . Selebihnya itu PR teman - temannya untuk membuat keceriaan Venza seperti dulu lagi .
Vyanka baru datang pagi itu lalu dia berjalan menuju kelas , dia melihat Venza sedang duduk dikursinya bersama teman - temannya . Teman - temannya mencoba menghibur Venza . Sesekali Venza tersenyum dan tertawa , tapi terlihat jelas Venza hanya memaksakan senyumnya . Vyanka tersenyum dalam hatinya , entah mengapa Vyanka senang sekali melihat Venza dihadapannya sekarang .
"Doooorrrrr"
Vyanka kaget mendengar suara Chika yang menggelegar .
"Ngapain lo bengong disini ? Ngeliatin apasih ?"
"Kepo banget sihh"
"Venzaaaaaa!"
"Ihh Chika gak usah teriak - teriak gitu dong"
"Vyankaaaa...Venza udah masuk ?"
"Yaaa terus kenapa ?"
Vyanka berjalan menuju kursinya , lalu tak sengaja mata mereka saling bertatapan hingga akhirnya berlalu . Tak sadar Vyanka terus memperhatikan Venza dari tempat duduknya . Vyanka tak melepaskan tatapannya ke arah Venza sampai akhirnya Venza melirik ke arah Vyanka yang sekarang sedang gelagapan karena ketahuan Venza sedang memeperhatikannya . Venza tersenyum jahil , dan dia juga tertawa melihat kelakuan Vyanka . Lalu Venza berbisik kecil ke arah Vyanka "Thanks yaaa" . Mungkin ini adalah senyum dan tawanya yang tulus yang dia ciptakan . Dan semua itu lagi - lagi karna tingkah laku lucu dari Vyanka .
Setelah letih bermain - main dengan rumus fisika , akhirnya bel tanda istirahat berbunyi . Bu Erna segera meninggalkan kelas tetapi tidak lupa bu Erna juga memberikan mereka PR yang sangat banyak . Semua siswa pergi keluar kelas , termasuk Vyanka yang ingin ke perpustakaan .
"Vyankaaaa"
Vyanka lalu menoleh kesumber suara , ternyata itu Venza . Venza berjalan menuju meja Vyanka , lalu Vyanka seperti orang salah tingkah .
"Vy , gue boleh ngomong sesuatu gak ?"
"Apa ?"
Vyanka semakin penasaran
"Gue boleh ya nyontek pr fisika lo ?"
"What ??? Pr fisika ?"
"Iya pr fisika yang tadi"
Vyanka memasang wakah kesal dan pergi meninggalkan Venza . Tetapi tiba - tiba ada selembar kertas yang jatuh dari meja Vyanka , Venza mengambil kertas itu lalu membacanya .
"Aku tak berharap banyak atas perasaan yang di jatuhkan pada hatiku ini . Entah ini hanyalah seperti angin yang akan segera berlalu , atau ini hanya akan menyakiti diriku
sendiri"
Venza sangat penasaran dengan maksud dari selembar kertas tadi , dan dia juga penasaran apa Vyanka yang menulis kata - kata itu . Venza berjalan keluar kelas , masih sambil tersiksa dengan rasa penasarannya tentang selembar kertas yang ditemuinya jatuh dari meja Vyanka .
Ketika Vyanka kembali ke kelas , Venza memperhatikan Vyanka dengan lekat . Masih dengan tatapan penuh tanda tanya , tetapi Venza mencoba untuk melupakan semua itu . Rasanya aneh saja jika dia memikirkan itu semua .
Bel pulang sekolah berbunyi , semua siswa senang sekali bisa pulang ke rumah mereka masing - masing , tapi ketika itu langit sangat mendung . Petirpun mulai mengambar - nyambar .
Ketika itu Vyanka sedang berjalan sendirian menuju rumanya , petir semakin terdengar sambarannya seakan sedang marah pada bumi . Sebenarnya hati Vyanka sudah mulai takut akan turun hujan badai , tidak lama kemudian Venza lewat menggunakan motor ninjanya . Venza mengenali Vyanka dari belakang lalu dia berhenti tepat disamping Vyanka .
"Pulang sendirian Vy ?"
"Hehehe iyaa nihh"
"Rumah lo masih jauh yaa ?"
"Yaa kalo gue jalan kaki sih masih setengah jam lagi kali yaa"
Venza sebenarnya sedang kebingungan , dia tidak tega membiarkan Vyanka jalan sendirian . Tetapi dia juga sudah membuat janji untuk mengantar orang lain . Vyanka menayap wajah Venza , Vyanka pajam wajah Venza sedang kebingungan .
"Lo mikirin apa ?"
"Enggak kok , gak mikirin apa - apa . Udah cepetan naik , gue anter pulang"
"Engga ngerepotin nih ?"
"Engga kok , udah cepetan"
Vyanka langsung naik dan duduk dibelakang Venza . Venza tidak mungkin membiarkan Vyanka jalan sendirian . Akhirnya dia memutuskan mengantar Vyanka terlebih dahulu . Jalan raya cukup lancar memang sangat ramai kendaraan , tetapi tidak membuat jalanan menjadi macet . Hanya saja Venza sempat tersendat lampu merah yang sangat lama . Ketika motor Venza sedang berhenti menunggu kampu merah , tiba - tiba ada yang memanggil Venza dari pinggir jalan .
Venza mencari orangnya , ternyata ada di depan toko bunga . Venza langsung mngendarai motornya ke arah wanita itu . Vyanka kebingungan dengan tindakannya Venza yang meminggirkan motornya lalu berhenti tepat didepan wanita itu .
Vyanka mengenali wanita itu itu adalah wanita yang pernah dilihatnya di depan toko bunga dan wanita ini yang diberikan sebuket bunga itu oleh Venza . Venza lalu melepas helm dikepalanya .
"Kamu dari mana ? Aku udah nungguin kamu dari tadi"
"Iya maaf tadi aku mau nganterin temen aku dulu"
"Bilang aja kamu lupa sama janji kita"
Vyanka langsung turun dari motor , sekarang dia mengerti apa yang sedang terjadi .
"Sorry yaa kayaknya kamu salah paham"
Vyanka langsung menjelaskan kejadiannya .
"Lagian tadi Venza emang mau jemput kamu , terus karena searah jadi aku minta bareng deh , tapi sekarang Venza udah disini kan , sorry ya bikin nunggu lama"
"Yaudah deh , ayo Venza kita berangkat"
"Lo gak apa - apa Vy sendirian ?"
"Iya santai aja , gak usah pikirin gue"
"Yaudah deh gue duluan ya ?"
Vyanka hanya memperhatikan motor Venza yang semakin jauh , tapi yang menyakitkan wanita itu duduk dibelakan Venza sambil memeluk Venza dari belakang . Hati Vyanka rasanya sakit sekali melihat Venza bersama wanita itu .
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Hati
Teen FictionIni bukanlah sebuah cerita bahagia atau kisah indah lainnya . Ini hanyalah sebuah kisah sederhana tentang seorang wanita yang tak pernah berhasil mendapatkan hati seorang yang dicintainya .