Chapter 1

1.1K 120 19
                                    

"Hoi, hoi.. Yang benar saja. Inikan masih minggu pertama."

"Astaga, apa sekolah kita kedatangan berandal tahun ini?"

"Mereka berkelahi hanya karena saling tatap?!"

Bisik-bisik. Bisik-bisik.

Telinga Naruto sudah panas mendengar bisik-bisik para pengajar padahal belum sepuluh menit mereka berada di ruangan ini. Naruto bisa merasakan telinga kanannya membesar -sebesar telingah gajah. Sebuah keberuntungan, dalam imajinasi tersebut Naruto tak harus jatuh dari kursi karena memiliki telinga berat sebelah. Dan lebih beruntung lagi sebab tak seorang pengajar pun yang mengungsikannya ke rumah sakit jiwa terdekat karena khayalan tersebut.

Naruto mengelus pipinya yang sebenarnya tidak apa-apa. "Sakit." Rintihnya hampir mewek. Seketika melirik murka ke samping. "Semua salahmu!"

Sasuke yang matanya menghitam sebelah mencoba mendelik jahat. Gagal. Dia malah terlihat seperti kucing got kelaparan. Sadar telah gagal terlihat garang, Sasuke menunjuk mata lebamnya yang sudah mengeluarkan belek. "Salahmu! Belek ini adalah tanda sakitku." Dengan sadis Sasuke mengambil belek dan mencolekkannya ke bibir Naruto. "Makan hasil kerja kerasmu ini."

"HUWWAAAAAAAAAAA." Naruto spontan berdiri dan menggosok-gosok bibirnya dengan liar sampai menjatuhkan kursi karena panik. "BRENGSEK KAUU!!!" Naruto menendang kursi Sasuke sekuat tenaga. Tak terima bibir perjakanya di perkosa belek.

Sasuke sang kapten tim sepak bola semasa SD memanfaatkan kegesitannya untuk menghindar.

BRAKK

Kursi bertemu rak buku.

PRANG

Piala di atas rak buku jatuh.

Klotak

Seorang pengajar berambut perak dan berkaca mata bulat pingsan seketika. Sebentar, ada yang salah dengan suara jatuhnya.

Piala Juara 1 Al Wahid dari Lomba Mendesis Persis Seperti Ular kebanggaan KepSek hancur berantakan. Para pengajar tercengang dengan mulut terbuka. Beberapa tersedak lalat yang entah sejak kapan beterbangan.

You Are My Spring

Pair : SasuNaru, ItaYun/nggak

Genres : Kalo nggak salah milih genre Humor ama Romance aja..

WARNING :
AU, AR, Boys Love, OOC.
Humornya ancur.
Membaca fanfic ini bisa mengakibatkan nyengir gaje sampai ketawa, mual sampai muntah-bukan salah Yun, oke.
Yun mencoba bangkit dari kubur/?

.
.

Iruka membuka matanya lebar-lebar, menegaskan kalau dia juga bisa galak. Padahal bagi Naruto, Iruka sudah galak dari sananya -jangan tanya dari mana, pokoknya dari sana. "Aku sudah menghubungi wali kalian. Minggu pertama SMA sudah berkelahi, mau jadi apa kalian?"

Sasuke yang sejak tadi menunduk mengangkat kepalanya. "Tapi, Paman.. Ayah dan Ibu sedang pergi."

"Panggil aku sensei saat di sekolah, Sasuke." Iruka memijat tengkuknya, sungkan dengan para guru yang memperhatikan mereka. "Aku tahu, tadi aku menelpon kakakmu."

Sasuke mendelik, kurang suka dengan tindakkan Iruka. Tapi langsung menunduk kembali ketika Iruka mendelik balik padanya.

Naruto menempelkan dagunya di meja kerja Iruka. "Tapikan orangtuaku juga sedang pergi. Tidak akan ada yang datang untukku." Bicaranya dengan suara lirih yang sangat menyedihkan. "Mereka bekerja dari pagi sampai malam, bahkan setiap hari aku sampai memakan roti dan ramen." Lanjutnya, hampir menangis.

You Are My SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang